Tangannya cekatan. Sesekali terlihat membolak-balik sampah buah melon untuk memastikan isinya termakan habis. Pun di sisi sampah melon juga terdapat sampah pisang, sedikit digoyang untuk memastikan isinya benar benar bersih.
 
Kegiatan itu dilakukan, Nur Hajiyah salah satu peternak Maggot BSF (Black Soldier Fly) atau yang dikenal larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon sehari-hari.
 
Di atas nampan berukuran sekitar 60 centimeter kali 1,5 centimeter setiap hari dirinya harus mengecek pasokan makanan bagi ternaknya itu.
 
Dia bersama dengan peternak lainnya Mustahid warga warga Penatarsewu Sidoarjo, Jawa Timur mengembangkan ternak maggot untuk membantu percepatan penguraian sampah organik di desa mereka.
 
"Untuk tahap awal pengadaan benih maggot kami mendapatkan dari CSR Pertamina Gas kemudian terus kami kembangkan seperti sekarang ini," katanya.
 
Lokasi ternak memang ditempatkan tidak jauh dari tempat pengumpulan sampah warga. Masih satu komplek. Jaraknya jauh dari pemukiman warga. Sebelah timur pemukiman warga, sehingga tidak begitu berdampak pada bau yang ditimbulkan.
 
Sedikit banyak, keberadaan maggot tersebut membuat pengelolaan sampah terpadu di desa itu berjalan apik. Hanya sekian persen saja dari residu sampah yang terpaksa dikirimkan ke tempat pembuangan akhir (TPA) di wilayah Jabon Sidoarjo.
 
Masyarakat juga diuntungkan dengan inovasi yang dilakukan, karena membuat lingkungan menjadi bersih dari sebelumnya.
 
Keberadaan pengelolaan maggot sebagai pengurai sampah juga menguntungkan. Karena bisa digunakan sebagai campuran pakan ikan. Maggot yang digiling bersama campuran bekatul dan sisik ikan mujair menjadi nilai tambah protein ikan.
 
Harganya juga terjangkau, lebih murah 20 persen jika dibandingkan dengan harga pelet konsentrat yang dijual di pasaran. Jika harga makan ikan pelet buatan industri dijual dengan harga Rp10 ribu per kilogram, maka untuk pelet produksi peternak maggot ini cukup dihargai Rp8 ribu. 
 
Ada beberapa kemasan jual, yakni 10 kilogram dan juga kemasan 5 kilogram. Sangat bagus untuk makanan ikan karena memiliki kandungan protein tinggi.
 
Ikan Asap
 
Berada di bawah naungan BUMDES Sewu Berkah (Seba), Desa Penatarsewu Tanggulangin juga dikenal sebagai kampung ikan asap. Ada tiga jenis yang menjadi andalan ikan asap, yakni Mujair, Bandeng dan juga lele. Semua bahan baku banyak dipasok oleh warga setempat dan juga warga sekitar.
 
Aktivitas menguliti, membersihkan, hingga mengasap ikan menjadi pemandangan sehari-hari warga. Asap mengepul, membumbung tinggi dalam balutan cerobong asap.
 
Di bagian bawah, teronggok ikan mujair yang ditusuk dengan menggunakan bambu. Kemudian ditempatkan di anyaman bambu dan dipanggang di atas bara batok kelapa.
 
Tidak perlu menunggu lama, puluhan kilogram ikan mujair dan juga ikan mujair dengan cepat berubah warna menjadi kecoklatan usai diasap. 
 
Abdul Arif selaku Ketua BUMDES Sewu Barokah mengatakan, selain maggot produksi ikan asap ini juga merupakan bagian dari CSR Pertamina Gas.
 
"Ada 800 kepala keluarga yang sebagian besar hidupnya menggantungkan dari usaha ikan asap," katanya.
 
Ikan asap yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat, menjadikan desa tersebut dikenal sebagai kampung ikan asap.
 
Sebagai lokasi produksi ikan asap, Pertamina gas juga memberikan CSR mereka dalam bentuk perbaikan infrastruktur rumah asap milik warga.
 
Dengan harapan peningkatan ekonomi masyarakat meningkat, dengan produk ikan asap yang dihasilkan.
 
Selain pembangunan infrastruktur, pendampingan lain yang diberikan berupa pemasaran ikan asap yang selama ini dilakukan secara tradisional.
 
Perajin ikan asap juga dibantu tentang bagaimana ikan asap tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat luas yang ingin datang langsung ke kampung asap.
 
Salah satunya dengan mendirikan Resto Apung Seba yang berada di desa tersebut. Dengan tujuan masyarakat yang datang bisa menikmati sajian ikan asap langsung dari produsen.
 
Ada beberapa menu yang disajikan dalam resto apung tersebut di antaranya, ikan bakar, ikan asap, goreng dan juga olahan ikan lainnya. Termasuk juga olahan ayam panggang dan goreng juga bisa ditemukan di resto yang mengapung di atas areal pertambakan itu.
 
Ingin memanjakan, penikmat kuliner di dalam resto juga ada beberapa minuman seperti beras kencur, kopi atau minuman lainnya.
 
Harga yang dipatok di resto yang dikelola oleh BUMDES itu juga tidak terlalu mahal, dan tidak menguras kantong.
 
Buat kegiatan
 
Agaknya masih kurang untuk mengenalkan Desa Penatarsewu supaya bisa dikenal masyarakat luas. Beberapa terobosan yang dilakukan Pertamina Gas untuk membantu desa ini menjadi lebih mandiri, masih terasa minim.
 
Resto Apung Seba yang digadang-gadang menjadi motor utama BUMDES Sewu Barokah belum banyak memberikan kontribusi positif.
 
Sejak dibuka tahun 2019 masih belum menghasilkan laba positif. Terlebih saat tahun 2020 dan 2021 ada hantaman badai COVID-19 membuat resto tersebut harus pintar-pintar memutar otak agar bisa terus beroperasi.
 
Pilihan jualan dalam jaringan menjadi titik tumpu satu-satunya sambil menunggu pemulihan ekonomi. Biaya operasional yang tidak murah membuat pengelolaan bekerja ekstra keras supaya roda terus berputar.
 
Delapan orang karyawan resto harus tetap mendapatkan nafkah, sembari menunggu sentimen-sentimen pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi.
 
Sebagai gambaran, untuk operasional resto dibutuhkan biaya sekitar Rp15 juta setiap bulannya. Belum lagi untuk operasional cabang BUMDES lainnya yakni sampah termasuk budi daya maggot yang memerlukan anggaran Rp10 juta. 
 
Head of External Relations East Region Pertagas, Tedi Abadi Yanto beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya tidak akan lepas tangan untuk pengembangan wilayah tersebut.
 
Akan ada beberapa kegiatan lainnya untuk menunjang Desa Penatarsewu berkembang dan lebih baik dari sekarang.
 
Desa yang menjadi ring 1 wilayah kerja Pertagas sejak tahun 2013 itu akan dibuatkan beberapa kegiatan untuk menarik wisatawan datang.
 
"Akan ada kegiatan lanjutan yang kami lakukan," katanya.
 
Pertamina gas, pada awal penyaluran CSR masih fokus pada pendampingan, perbaikan infrastruktur termasuk juga menyiapkan cold boks untuk membantu masyarakat mempertahankan pasokan bahan baku.
 
Selain itu juga bisa mendongkrak produksi ikan asap sejak tahun 2018 seiring meningkatnya kegiatan produksi dan mencita-citakan produk ikan asap dikenal beberapa diversifikasi produk.
 
Inovasi kerja sama paltform digital untuk memasarkan katering pada perusahaan sampai dengan kegiatan charity Pertagas juga terus dilakukan.
 
"Kami juga akan menggandeng influencer lokal untuk membuat even sederhana yang mengena bagi masyarakat setempat," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021