Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto mengemukakan bahwa pergelaran Banyuwangi Moslem Fashion Festival sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi di sektor ekonomi kreatif, khususnya industri fesyen muslim.

"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi negara yang berpotensi besar. Salah satunya lewat industri fesyen muslim," kata Budi Hanoto saat menghadiri pergelaran Banyuwangi Moslem Fashion Festival di dermaga Pantai Marina Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.

Menurut dia, sinergi antara Bank Indonesia dan Pemkab Banyuwangi akan terus dilakukan dan mengahdirkan baik dalam bentuk fesyen maupun membangun halal value.

"Semoga kolaborasi yang baik ini berdampak bagi masyarakat Banyuwangi," tutur Budi Hanoto.
Pergelaran Banyuwangi Moslem Fashion Festival di Dermaga Pantai Marina Boom, Sabtu (23/10/2021) (ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi)


Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan ajang fesyen muslim itu merupakan salah satu upaya Pemkab Banyuwangi untuk menggeliatkan kembali sektor kreatif daerah.

Tidak hanya mewadahi karya para desainer, lanjut dia, namun event ini juga berpotensi untuk membangkitkan ekonomi daerah.

"Event ini juga kami awali dengan inkubasi untuk anak muda yang tertarik di dunia fesyen, kami ingin kewirausahaan di sektor fesyen ini terus tumbuh," katanya.

"Selain itu dengan munculnya pergelaran-pergelaran fesyen maka transaksi penjualan kain dan aksesorisnya juga akan bergerak. Kami akan terus memunculkan ide-ide lain untuk menggerakan sektor ekonomi lainnya," imbuh Ipuk.
Pergelaran Banyuwangi Moslem Fashion Festival di Dermaga Pantai Marina Boom, Sabtu (23/10/2021) (ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi)


Banyuwangi Moslem Fashion Festival (BMFF) yang digelar di Dermaga Pantai Marina Boom dibuka langsung oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki.

Pergelaran busana hasil kolaborasi Pemkab Banyuwangi dengan Bank Indonesia (BI) ini menyuguhkan 54 rancangan busana muslim modern karya empat desainer dari Komunitas Desainer Banyuwangi (KDB) dan desainer nasional, Wignyo Rahadi. Empat desainer Banyuwangi yang terlibat, yakni Sanet Sabintang, Risky Esa Sauqi, Miftahur Ridho, dan Isyam Syamsi.

Selain itu, juga ditampilkan 20 karya peserta kelas inkubasi desain fesyen dan produksi baju siap pakai. Inkubasi pelatihan fashion ini diikuti 40 anak-anak muda Banyuwangi yang tertarik berkarya di industri fashion. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021