Dikaruniai buah hati merupakan dambaan setiap keluarga. Terlebih dalam perawatannya bebas dari adanya kendala, khususnya kendala finansial.

Hal tersebut dirasakan salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Inayatur Rohmana, atau yang akrab disapa Ana.

Warga asal Desa Karangrejo Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jumat mengungkapkan rasa syukur yang tak terhingga karena sembilan bulan lamanya ia ditolong oleh program yang dijalankan oleh Badan Penyelenggaara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tersebut saat mengandung buah hatinya.

"Kami sangat bersyukur, selain memang kami mendambakan buah hati kami juga mendambakan bisa mendapatkan perawatan kehamilan dengan kondisi tidak pusing mikir biaya. Coba dihitung saja, selama 9 bulan paling tidak kita kontrol 1 kali. Jika biasanya bayar 300 ribu dikali 9, itu sudah berapa. Penghasilan kami cukup untuk biaya hidup sehari-hari saja. Alhamdulillah ada JKN-KIS," kata Ana panggilan akrabnya.

Perempuan kelahiran 1994 ini menceritakan selama perawatan kehamilan, mulai dari kontrol dokter hingga saat harus diberikan rujukan untuk USG tidak mengeluarkan biaya apapun. Ia hanya menunjukkan kartu JKN-KIS yang selalu ia bawa di dompetnya.

“Saat itu saya kontrol kehamilan di Puskesmas, dan saat melahirkan saya terindikasi harus melahirkan melalui operasi caesar. Jadi ya saya dirujuk ke rumah sakit. Dan semua pelayanan yang saya dapatkan cuma-cuma, tidak berbayar," ujarnya.

Ana dan keluarganya merupakan peserta JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibayarkan pemerintah. Ana mengungkapkan bahwa tidak ada satupun perbedaan pelayanan yang ia dapatkan saat di rumah sakit.

“Ya kan saya pernah dengar katanya pasien BPJS itu pasti pelayanannya dibedakan, artinya tidak akan mendapat pelayanan yang baik, apalagi PBI. Padahal hal tersebut sama sekali tidak saya rasakan. Pelayanan yang saya dapatkan di puskesmas maupun di rumah sakit sangat baik, ya sama dengan pasien lainnya yang bahkan tidak menggunakan BPJS dan sesuai apa yang seharusnya saya dapatkan sebagai peserta JKN-KIS,” tutur Ana.

Oleh karenanya, Ana menyebut menjadi peserta JKN-KIS ini merupakan sesuatu yang wajib. Bagi Ana, setiap orang pasti membutuhkan layanan kesehatan.

Baca juga: Puskesmas Dradah Lamongan optimalkan skrining kesehatan peserta JKN-KIS

Baca juga: Kartu PBI JK Nonaktif, Jangan Khawatir

“Nah memang program JKN-KIS ini menjadi solusi bagi masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu dalam hal keuangan. Kami sangat berterimakasih kepada pemerintah juga BPJS Kesehatan yang telah memahami kondisi keluarga kami sehingga kami bisa menjadi peserta JKN-KIS tanpa membayar iuran,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ana juga mengisahkan bukan hanya dirinya yang merasakan manfaat JKN-KIS melainkan juga sang ayah. Sebelum meninggal dunia, sang ayah sempat dirawat karena sakit.

“Saat almarhum Bapak saya harus menjalani pengobatan karna sakitnya, Bapak saya juga pakai BPJS. Selama dirawat juga tidak bayar apa-apa, sampai akhirnya meninggalkan kita semua. Kami membayangkan jika Bapak bukan peserta BPJS, dapat darimana uang untuk merawat Bapak," tambahnya.

Ana juga mengapresiasi bukan hanya layanan kesehatan yang ia rasakan manfaatnya, melainkan kemudahan pelayanan administrasi. Termasuk saat harus melapor kematian sang Ayah, ia menggunakan Pelayanan Administrasi Melalui WhatsApp (Pandawa).

“Saat itu saya tidak perlu ke kantor, saya diberitahu bahwa melapor cukup melalui chat WA. Sangat memudahkan sekali. Saya juga pernah mau ubah data peserta, ya sama melalui chat WA juga. Keren lah pokoknya. Semoga BPJS Kesehatan terus ada jadi bisa bantu kita terus,” kata Ana.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021