Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mendistribusikan bantuan air bersih guna menanggulangi kekeringan yang terjadi di sejumlah desa kabupaten setempat.
"Bantuan air bersih di antaranya dikirim ke Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu. Sumur warga di desa tersebut sudah tidak mengeluarkan air sejak bulan Juli lalu," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi Teguh Puryadi di Ngawi, Kamis.
Menurut dia, dalam sehari pihaknya mendistribusikan air bersih sebanyak 5 hingga 8 truk tangki. Jumlah tersebut biasanya akan bertambah seiring memasuki masa puncak musim kemarau.
"Saat puncak musim kemarau, petugas BPBD bisa mengirim hingga 15 tangki ke berbagai lokasi desa yang mengalami kekeringan," kata dia.
Berdasarkan pemetaan BPBD setempat, daerah rawan kekeringan tahun lalu jumlahnya mencapai 56 desa yang tersebar di sekitar sembilan kecamatan. Yakni, Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Kedunggalar, Pitu, Bringin, Kasreman, Padas, serta Karangjati.
Selain Desa Banjarbanggi Kecamatan Pitu, daerah lain yang telah mengajukan pengiriman bantuan air bersih adalah Dusun Mbuan di Desa Bringin dan Sumberbening Kecamatan Bringin. Namun, pihak BPBD belum dapat mengirimkan bantuan karena ruas jalan sepanjang 100 meter menuju dusun itu masih diperbaiki.
"Akses jalan masuk masih diperbaiki sehingga truk tangki tidak bisa melintas. Kalau sudah selesai, air bersih langsung didistribusikan," katanya.
Catatan BPBD Ngawi pada kemarau tahun 2020 menyebutkan Kecamatan Bringin menjadi daerah dengan penyumbang desa mengalami kekeringan terbanyak dan terparah, seperti di Dusun Mbuan.
Diharapkan jumlah desa yang mengalami kekeringan pada tahun 2021 berkurang seiring dengan masuknya bantuan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) ke 16 desa sasaran.
Salah satu warga Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Robiyatul mengaku senang dengan bantuan air bersih di desanya.
"Sudah dua bulan terakhir sumur warga kering. Sebagian warga ada yang menggunakan air Bengawan Solo untuk mandi dan cuci baju," kata Robiyatul.
Dalam sekali kirim, bantuan air bersih tersebut bisa digunakan warga sekitar 250 orang untuk empat hari. Air tersebut ditampung di bak terpal yang telah dibangun BPBD setempat secara darurat.
Warga diimbau cermat dalam penggunaan air bersih tersebut untuk pemenuhan kebutuhan yang mendesak, seperti memasak dan air minum.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Bantuan air bersih di antaranya dikirim ke Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu. Sumur warga di desa tersebut sudah tidak mengeluarkan air sejak bulan Juli lalu," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi Teguh Puryadi di Ngawi, Kamis.
Menurut dia, dalam sehari pihaknya mendistribusikan air bersih sebanyak 5 hingga 8 truk tangki. Jumlah tersebut biasanya akan bertambah seiring memasuki masa puncak musim kemarau.
"Saat puncak musim kemarau, petugas BPBD bisa mengirim hingga 15 tangki ke berbagai lokasi desa yang mengalami kekeringan," kata dia.
Berdasarkan pemetaan BPBD setempat, daerah rawan kekeringan tahun lalu jumlahnya mencapai 56 desa yang tersebar di sekitar sembilan kecamatan. Yakni, Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Kedunggalar, Pitu, Bringin, Kasreman, Padas, serta Karangjati.
Selain Desa Banjarbanggi Kecamatan Pitu, daerah lain yang telah mengajukan pengiriman bantuan air bersih adalah Dusun Mbuan di Desa Bringin dan Sumberbening Kecamatan Bringin. Namun, pihak BPBD belum dapat mengirimkan bantuan karena ruas jalan sepanjang 100 meter menuju dusun itu masih diperbaiki.
"Akses jalan masuk masih diperbaiki sehingga truk tangki tidak bisa melintas. Kalau sudah selesai, air bersih langsung didistribusikan," katanya.
Catatan BPBD Ngawi pada kemarau tahun 2020 menyebutkan Kecamatan Bringin menjadi daerah dengan penyumbang desa mengalami kekeringan terbanyak dan terparah, seperti di Dusun Mbuan.
Diharapkan jumlah desa yang mengalami kekeringan pada tahun 2021 berkurang seiring dengan masuknya bantuan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) ke 16 desa sasaran.
Salah satu warga Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Robiyatul mengaku senang dengan bantuan air bersih di desanya.
"Sudah dua bulan terakhir sumur warga kering. Sebagian warga ada yang menggunakan air Bengawan Solo untuk mandi dan cuci baju," kata Robiyatul.
Dalam sekali kirim, bantuan air bersih tersebut bisa digunakan warga sekitar 250 orang untuk empat hari. Air tersebut ditampung di bak terpal yang telah dibangun BPBD setempat secara darurat.
Warga diimbau cermat dalam penggunaan air bersih tersebut untuk pemenuhan kebutuhan yang mendesak, seperti memasak dan air minum.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021