Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kota Surabaya, Jawa Timur, siap menganggarkan dana untuk pengadaan geomembran (terpal) bagi para petani garam di kawasan Tambak Sarioso, Asemrowo, agar produksinya meningkat.
Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan DKPP Kota Surabaya M. Aswan di Surabaya, Kamis, mengakui bahwa kualitas garam akan lebih bagus jika menggunakan geomembran.
"Kami akan bantu geomembran agar kualitas garam mereka (petani) lebih bagus. Kami sesuaikan juga dengan kondisi anggaran. Insya Allah di tahun depan (2022), kami usulkan," Aswan.
Saat ini, kata Aswan, di Surabaya ada 10 kelompok petani garam dengan jumlah sekitar 100 orang. Untuk lokasinya, mereka tersebar di beberapa wilayah kecamatan, yakni Benowo, Pakal dan Asemrowo.
"Ada sekitar 10 kelompok petani garam di Surabaya dengan jumlah sekitar 100 orang," katanya.
DKPP mencatat, data bulan Agustus 2021, produksi garam di Kota Surabaya mencapai sekitar 3.377 ton. Jumlah produksi garam itu, sifatnya naik turun tergantung dengan kondisi cuaca.
Untuk itu, lanjut dia, DKPP Surabaya juga memfasilitasi para petani garam berupa gudang tempat penyimpanan.
"Kami menyediakan fasilitas gudang untuk menyimpan garam di Sememi, itu gratis. Mereka (petani) bisa menyimpan garam di sana, kapasitasnya hingga 30 ribu karung," katanya.
Salah seorang petani garam Tambak Sarioso Heri Susanto, mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas mutu garam, pihaknya membutuhkan geomembran atau terpal.
Menurut Heri, jika menggunakan geomembran atau terpal, kualitas garam yang dihasilkan juga lebih bersih. Artinya, garam tersebut tidak tercampur dengan tanah. Dengan produksi yang bersih itu, nilai jual garam bisa lebih tinggi.
Bahkan dalam satu tahun, Heri bersama petani garam lainnya mampu menghasilkan antara 10-20 ton garam dari setiap satu petak lahan tambak sekitar 10.000 meter persegi atau 1 hektare. Hasil produksi garam langsung dikirim ke pabrik yang ada di wilayah Kecamatan Asemrowo.
"Produktivitas garam tergantung cuaca juga. Kalau cuaca bagus produktivitas juga bagus. Dalam satu tahun, per kotak (petak) itu bisa panen 10-15 ton dalam satu tahun, hasil panen kita kirimkan langsung ke pabrik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan DKPP Kota Surabaya M. Aswan di Surabaya, Kamis, mengakui bahwa kualitas garam akan lebih bagus jika menggunakan geomembran.
"Kami akan bantu geomembran agar kualitas garam mereka (petani) lebih bagus. Kami sesuaikan juga dengan kondisi anggaran. Insya Allah di tahun depan (2022), kami usulkan," Aswan.
Saat ini, kata Aswan, di Surabaya ada 10 kelompok petani garam dengan jumlah sekitar 100 orang. Untuk lokasinya, mereka tersebar di beberapa wilayah kecamatan, yakni Benowo, Pakal dan Asemrowo.
"Ada sekitar 10 kelompok petani garam di Surabaya dengan jumlah sekitar 100 orang," katanya.
DKPP mencatat, data bulan Agustus 2021, produksi garam di Kota Surabaya mencapai sekitar 3.377 ton. Jumlah produksi garam itu, sifatnya naik turun tergantung dengan kondisi cuaca.
Untuk itu, lanjut dia, DKPP Surabaya juga memfasilitasi para petani garam berupa gudang tempat penyimpanan.
"Kami menyediakan fasilitas gudang untuk menyimpan garam di Sememi, itu gratis. Mereka (petani) bisa menyimpan garam di sana, kapasitasnya hingga 30 ribu karung," katanya.
Salah seorang petani garam Tambak Sarioso Heri Susanto, mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas mutu garam, pihaknya membutuhkan geomembran atau terpal.
Menurut Heri, jika menggunakan geomembran atau terpal, kualitas garam yang dihasilkan juga lebih bersih. Artinya, garam tersebut tidak tercampur dengan tanah. Dengan produksi yang bersih itu, nilai jual garam bisa lebih tinggi.
Bahkan dalam satu tahun, Heri bersama petani garam lainnya mampu menghasilkan antara 10-20 ton garam dari setiap satu petak lahan tambak sekitar 10.000 meter persegi atau 1 hektare. Hasil produksi garam langsung dikirim ke pabrik yang ada di wilayah Kecamatan Asemrowo.
"Produktivitas garam tergantung cuaca juga. Kalau cuaca bagus produktivitas juga bagus. Dalam satu tahun, per kotak (petak) itu bisa panen 10-15 ton dalam satu tahun, hasil panen kita kirimkan langsung ke pabrik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021