Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, meluncurkan sekolah tangguh COVID-19, sebagai upaya untuk menciptakan iklim pola hidup sehat dan taat protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona di lembaga pendidikan.

"Ada empat sekolah yang telah kita tetapkan sebagai sekolah tangguh COVID-19 dan keempat sekolah ini diharapkan menjadi percontohan ke sekolah-sekolah yang lain di Pamekasan dalam hal penerapan protokol kesehatan," kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam seusai melakukan peluncuran, Kamis.

Keempat sekolah itu masing-masing SMP Negeri 8 Pamekasan, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Pamekasan, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Pamekasan dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Husada Pamekasan.

Peluncuran sekolah tangguh COVID-19 ini, pertama kali di SMP Negeri 8 di Jalan Raya Jalmak Pamekasan, lalu di MAN 2 Pamekasan, dan berlanjut ke SMA Negeri 5 Pamekasan dan terakhir di SMK Kesehatan Husada di Jalan Dirgahayu Pamekasan.

Menurut bupati, sekolah tangguh COVID-19 itu merupakan percontohan sekolah yang menetapkan protokol kesehatan (prokes) ketat dalam setiap kegiatannya.

Siswa, guru, karyawan, dan tamu yang berkunjung ke sekolah tersebut harus memakai masker, melewati bilik disinfektan, cuci tangan, dan fasilitas lain yang mendukung pelaksanaan prokes.

"Tujuan dari semua ini untuk kemaslahatan dan mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. Kita semua berharap, kondisi normal seperti sedia kali, dan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka kembali aktif," kata bupati.

Selain itu, pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan vaksinasi terhadap siswa, guru dan karyawan di lingkungan sekolah guna membentuk kekebalan kelompok agar pelajaran tatap muka berjalan sesuai harapan.

"Saya doakan semoga bapak ibu guru, dan anak-anakku semuanya diberikan kesehatan oleh Allah SWT dan dimudahkan rezekinya," kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam saat menyampaikan sambutan di SMA Negeri 5 Pamekasan.

Dalam kesempatan itu, "Mas Tamam" sapaan karib Bupati Baddrut Tamam menjelaskan, wabah COVID-19 yang terjadi selama ini, juga telah memunculkan berbagai persepsi di tengah-tengah masyarakat akibat adanya berita-berita yang tidak jelas di berbagai media sosial.

Ada yang berpandangan, COVID-19 merupakan konspirasi ideologis kalangan atau kelompok tertentu yang ingin menghancurkan ideologi yang lain. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa COVID-19 merupakan ciptaan pemerintah.

"Adanya COVID-19 sebagian masyarakat percaya, sebagian ragu, dan sebagian ada yang tidak percaya. Fitnah yang menyebar dimana-mana itu semangatnya tiga, membuat ragu, membuat tidak percaya, dan melawan. Alhamdulillah kita tidak mendengarkan itu," tandasnya.

Tokoh muda Nahdlatul Ulama ini meminta para dewan guru untuk mendidik siswa dengan penuh harmoni, penuh kebahagiaan, menghormati orang tua dan guru, menjauhkan dari atmosfer caci-maki, serta meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

"Ciptakan atmosfer positif disini, sehingga anak-anak kita menjadi anak-anak yang positif. Berpikirnya konstruktif, ajak anak-anak dan orang tua di rumah untuk berpikir positif, betapapun apa yang kita cita-citakan belum tercapai," pesan bupati.

Bupati lebih lanjut menjelaskan, vaksinasi merupakan bentuk syukur manusia lantaran diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Kemudian ikhtiar mengajak orang lain untuk bervaksin sama-sama bentuk syukur, karena membuat orang lain sama-sama mempunyai daya tahan tubuh kuat.

"Atas nama Pemerintah Kabupaten Pamekasan saya sampaikan terimakasih kepada bapak, ibu guru dan anak-anakku semua, dan tinggalkan hoax, karena hoax ini akan membuat cara pandang kita salah," katanya.

Bupati juga menginginkan lembaga sekolah bisa menjadi media alternatif dalam ikut meluruskan kabar bohong yang beredar luas di berbagai media sosial yang pada hakikatkan ingin merusak cara pandang dan program baik yang dicanangkan pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19.

Bupati juga menjelaskan, saat ini kondisi penyebaran COVID-19 di Kabupaten Pamekasan sudah membaik, bahkan Satgas COVID-19 Pemprov Jatim telah menetapkan bahwa Kabupaten Pamekasan sudah masuk zona kuning, yang berarti berisiko rendah dalam penyebaran COVID-19.

"Jadi, mari kita pertahankan, bahkan kita tingkatkan menjadi zona hijau yang salah satu caranya dengan taat protokol kesehatan dan mewujudkan kekebakatan komunitas, termasuk melalui komunitas lembaga pendidikan ini," katanya, menjelaskan.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas COVID-19 Pemkab Pamekasan, hingga 23 September 2021 ini jumlah warga Pamekasan yang terpapar COVID-19 sebanyak 2.575 orang, dengan perincian, sebanyak 2.340 orang sembuh, 199 orang meninggal dunia, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 46 orang.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021