Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi dengan layanan tanpa turun (lantatur) atau drive thru yang digelar Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu.

Khofifah menyampaikan model vaksinasi dengan cara lantatur bisa menghindari kerumunan. Selain itu hadirnya kampus memfasilitasi vaksinasi bisa mempercepat penanganan COVID-19.

"Kami sering menyampaikan bahwa Pemprov ingin mengedepankan pentahelix approach. Kampus menjadi bagian penting karena banyak muncul ide brilian," ujar dia.

Dengan dukungan dari kampus, kata dia, kasus COVID-19 di Jatim diharapkan bisa terkendali dan melandai.

"Ini kerja keras semua pihak untuk menjaga positivity rate sebagai indikator melandainya COVID-19," kata Khofifah.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr. Sukadiono mengatakan pada vaksinasi yamg digelar selama sepuluh hari itu menyediakan vaksin merek AstraZeneca dan Sinovac. Vaksinasi berlangsung mulai 15-19 September dan 20-24 September 2021.

"Yang mengikutinya kebanyakan warga musiman atau domisili luar Surabaya. Adapun tenaga vaksinator kami dari RS Muhammadiyah, FK UMS, dan FKM UMS," kata dia.

Pihaknya memilih metode vaksinasi dengan cara lantatur agar prosesnya bisa berjalan cepat dan tidak menyebabkan kerumunan. Sehingga masyarakat tak perlu antre dan bisa langsung pulang.

"Calon penerima vaksin bisa mendaftar secara online dengan e-vaksin. Jadi, entry data lebih cepat karena sudah terdata. Masyarakat yang belum tahu caranya juga akan kami bantu," ujar dia.

Suko, sapaan akrabnya berharap program vaksinasi tersebut bisa membantu pemerintah dalam capainnya membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok.

"Harapannya bisa berdampak pada pembukaan berbagai sektor. Ibu Gubernur bilang positivity rate ini 1,8. Luar  biasa," ucapnya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021