Mahasiswa Universitas Surabaya akan mewakili Indonesia di ajang "World Universities Debating Championship 2022" setelah memborong gelar juara pada kompetisi yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud Ristek secara daring pada 24 Agustus hingga 4 September 2021.
"Kami tentunya sangat bersyukur karena bisa menjadi perwakilan resmi Indonesia untuk lomba World Universities Debating Championship (WUDC) tahun 2022 yang akan diselenggarakan di Belgrade, Serbia," kata salah satu mahasiswa Ubaya Hartono Ongkojoyo melalui keterangannya, Jumat.
Hartono merupakan perwakilan tim Ubaya dalam kompetisi National University Debate Championship (NUDC) 2021, yakni ajang debat parlementer dengan format british parliamentary.
Kompetisi tersebut diikuti sebanyak 112 tim dari perguruan tinggi negeri dan swasta ternama di Indonesia. Satu tim terdiri dari dua orang melawan tiga tim lain di dalam satu ruangan untuk beradu argumentasi.
Mosi atau topik dalam kompetisi cukup banyak, mulai dari ekonomi, politik, international relations, hingga pendidikan.
Semua mosi atau topik tersebut bersifat impromptu dan diberikan 15 menit sebelum debat dimulai. Kompetisi debat ini dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Inggris.
"Pada kompetisi itu, kemampuan berbahasa Inggris bukan satu-satunya penentu dalam penilaian, tetapi yang dinilai dewan juri adalah kualitas argumentasi dari peserta," ujarnya.
Ia mengaku jika sejak lama telah memiliki minat terhadap argumentasi dan public speaking sehingga tertantang mengikuti ajang NUDC 2021.
Saat ini, Hartono Ongkojoyo bersama rekannya Vioni Daffa Ghaisani sedang mempersiapkan diri untuk berkompetisi pada WUDC 2022 dan membawa nama Ubaya di tingkat Internasional.
Sementara itu Winnie Himawati selaku perwakilan dari tim Ubaya pada Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2021 mengatakan jika tantangan atau kesulitan yang dihadapi adalah melakukan persiapan intensif selama satu bulan untuk kompetisi yang dinilai sangat prestisius itu.
Diperlukan mental yang kuat dalam menghadapi kompetisi. Menurutnya, banyak peserta berasal dari universitas ternama di Indonesia yang memiliki kemampuan debat cukup hebat.
"Oleh sebab itu, tim melakukan latihan rutin bersama pelatih serta teman-teman USDS dalam mempersiapkan KDMI maupun NUDC 2021," katanya.
Selain itu, Winnie menceritakan ada topik yang dianggap sulit saat kompetisi berlangsung yaitu relasi internasional. Topik ini menjadi sulit karena informasi serta pengetahuan yang diketahui terkait topik tersebut tidak terlalu banyak.
Topik tersebut sangat dinamis dan terus berubah sehingga sangat sulit jika tidak update dengan topik tersebut secara konsisten.
"Sebelum dan saat perlombaan kami merasa khawatir, cemas serta takut jika muncul mosi atau topik yang tidak dipahami. Ditambah lagi kekhawatiran apabila terjadi kendala pada koneksi internet atau perangkat pendukung seperti laptop," katanya.
"Namun, semua bisa teratasi karena ada dukungan keluarga, teman, pelatih dan segenap anggota USDS yang terus meyakinkan kami untuk tidak perlu khawatir dan tetap melakukan yang terbaik dalam kondisi tenang," ujar Winnie.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021