Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah menyatakan, sebagian petani di wilayah itu mulai mengembangkan budi daya tanaman porang, karena jenis tanaman ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat dibutuhkan pasar internasional.
"Ada sekitar 43 hektare lahan yang kini mulai dikembangkan oleh petani di Sumenep untuk budi daya porang ini," katanya di Sumenep, Jawa Timur, Kamis, menjelaskan potensi ekonomi pertanian yang kini dikembangkan oleh masyarakat.
Puluhan hektare lahan yang ditanami porang tersebar di tiga kecamatan, yakni Arjasa, Sapekan dan Ambunten.
"Arjasa dan Kecamatan Sapekan ini terletak di Kepulauan Sumenep, sedangkan Kecamatan Ambunten di daratan," katanya.
Wabup menjelaskan pengembangan budi daya tanaman porang oleh petani di Sumenep itu terdorong keinginan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tentang Percepatan Pengembangan Ekspor di bidang pertanian.
"Porang ini merupakan salah satu komoditas yang saat ini banyak diekspor ke sejumlah negara, salah satunya Jepang," katanya.
Menurut Wabup, bagi petani di Kabupaten Sumenep, budi daya porang memang tergolong baru dan belum banyak petani yang paham teknik pembibitan dan perawatannya.
"Tapi, kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, yakni Kementerian Pertanian dan sejumlah eksportir porang, dan alhamdulillah sanggup untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada petani yang kini tengah mengembangkan budi daya porang," kata wabup.
Berdasarkan perkiraan ahli, potensi ekonomi yang bisa diraih dari 43 hektare lahan porang yang kini tengah dikembangkan oleh petani di tiga kecamatan itu bisa mencapai Rp13,4 miliar lebih.
"Nilai ekonominya tinggi, karena ternyata jenis tanaman porang ini untuk diekspor. Saat ini sudah banyak perusahaan eksportir yang siap membeli hasil pertanian tanaman porang yang dikembangkan oleh petani di tiga kecamatan tersebut," kata wabup, menjelaskan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumenep Arif Firmanto mengatakan khusus komoditas tanaman porang ini, pihaknya memang memberikan perhatian khusus.
Selain memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi menjadi ekonomi alternatif masyarakat petani saat pandemi, budi daya porang juga untuk mendukung kebijakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang hendak mengingkat ekspor hasil pertanian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ada sekitar 43 hektare lahan yang kini mulai dikembangkan oleh petani di Sumenep untuk budi daya porang ini," katanya di Sumenep, Jawa Timur, Kamis, menjelaskan potensi ekonomi pertanian yang kini dikembangkan oleh masyarakat.
Puluhan hektare lahan yang ditanami porang tersebar di tiga kecamatan, yakni Arjasa, Sapekan dan Ambunten.
"Arjasa dan Kecamatan Sapekan ini terletak di Kepulauan Sumenep, sedangkan Kecamatan Ambunten di daratan," katanya.
Wabup menjelaskan pengembangan budi daya tanaman porang oleh petani di Sumenep itu terdorong keinginan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tentang Percepatan Pengembangan Ekspor di bidang pertanian.
"Porang ini merupakan salah satu komoditas yang saat ini banyak diekspor ke sejumlah negara, salah satunya Jepang," katanya.
Menurut Wabup, bagi petani di Kabupaten Sumenep, budi daya porang memang tergolong baru dan belum banyak petani yang paham teknik pembibitan dan perawatannya.
"Tapi, kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, yakni Kementerian Pertanian dan sejumlah eksportir porang, dan alhamdulillah sanggup untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada petani yang kini tengah mengembangkan budi daya porang," kata wabup.
Berdasarkan perkiraan ahli, potensi ekonomi yang bisa diraih dari 43 hektare lahan porang yang kini tengah dikembangkan oleh petani di tiga kecamatan itu bisa mencapai Rp13,4 miliar lebih.
"Nilai ekonominya tinggi, karena ternyata jenis tanaman porang ini untuk diekspor. Saat ini sudah banyak perusahaan eksportir yang siap membeli hasil pertanian tanaman porang yang dikembangkan oleh petani di tiga kecamatan tersebut," kata wabup, menjelaskan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumenep Arif Firmanto mengatakan khusus komoditas tanaman porang ini, pihaknya memang memberikan perhatian khusus.
Selain memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi menjadi ekonomi alternatif masyarakat petani saat pandemi, budi daya porang juga untuk mendukung kebijakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang hendak mengingkat ekspor hasil pertanian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021