Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, segera mengosongkan 17 fasilitas isolasi terpadu (isoter) yang selama ini memanfaatkan gedung SD dan SMP untuk kepentingan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah-sekolah setempat dalam waktu dekat.

"Kemungkinan akan dipindah ke gedung-gedung serbaguna yang ada di masing-masing kecamatan," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Jumat.

Hal itu disampaikan Maryoto usai dirinya memimoin rapat koordinasi membahas pelaksanaan PPKM level 3 usai daerah ini dinyatakan masuk zona oranye.

Pemindahan pasien isolasi dari isoter-isoter ini akan dilakukan secepatntya, sehingga begitu PTM resmi dimulai di sekolah-sekolah, keberadaan isoter tidak menjadi faktor penghambat.

Sebelum digunakan untuk PTM, gedung-gedung sekolah yang selama beberapa pekan ini dialihfungsikan sebagai fasilitas isoter akan disterilisasi terlebih dahulu.

"Kalau sudah steril baru bisa digunakan pendidikan tatap muka terbatas," ujar Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung, Rahadi Puspita Bintara.

Menurut dia, pemberitahuan ke orangtua belum dilakukan secara resmi. Namun banyak orang tua yang tahu rencana PTM.

"Orangtua tahu di PPKM level 3 ini diperbolehkan PTM,” katanya.

Dalam PTM, jumlah siswa yang masuk kelas separuh dari kapasitas. Sedang sisanya mengikuti pembelajaran secara daring. Pembelajaran ini dilakukan secara bergiliran.

Namun, tak semua sekolah di Tulungagung siap melakukan PTM. Dari seluruh sekolah, baru 90 persen yang siap.

Ketidaksiapan ini lantaran sekolah itu belum memenuhi penilaian kesiapan PTM. Sementara sekolah yang belum siap sedang dalam kondisi direhab.

"Yang belum siap ini akan kita cek ulang, kalau tidak siap akan kita tunda," katanya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021