Nasib tak bisa dipungkiri tatkala musibah datang. Alih-alih menjaga kesehatan namun penyakit datang tanpa diundang. Khomriyatul Khusnah (24), anak sulung dari Watining (41), yang mengalami kisah pilu lantaran pernah terbaring di meja operasi.

Ditemui selepas kegiatannya, Watining menceritakan kisah putrinya yang memperoleh kebaikan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Sang anak diketahui mengidap tumor payudara sejak awal 2018 silam.

"Awalnya memang ada benjolan sebesar bakso. Dari situ panik, saya ajak anak saya periksa. Di Puskesmas dapat anjuran agar cepat dioperasi. Setelah dapat rujukan, saya cepat bawa anak saya ke sana," ungkap Watining.

Khusnah, sapaan akrab sang anak, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. R. Soedarsono, Kota Pasuruan. Di sana ia menjalani operasi tumor payudara untuk pertama kali. Watining menambahkan jika proses operasi anaknya berjalan lancar. Tidak ada sedikit pun hambatan saat menjalani perawatan.

"Sampai rumah sakit, anak saya langsung ditangani sama perawat di sana. Alhamdulillah, jadwal operasinya juga sesuai dengan yang dijadwalkan rumah sakit. Anak saya hampir semingguan di sana karena masih menjalani beberapa perawatan lain. Yang bikin saya lega, dari semua pelayanan rumah sakit gak ada biaya sama sekali yang diminta,” terangnya.

Beberapa bulan pascaoperasi, Khusnah ditimpa musibah lagi. Ia harus naik meja operasi yang kedua kali lantaran penyakit tumornya muncul kembali. Menurut Watining, sang anak sempat mengeluhkan nyeri di sekitar payudaranya. Melihat hal itu, ia bergegas mengantar sang anak ke rumah sakit.

“Operasi pertama dulu sekitar bulan Maret, terus dapat 5 bulanan anak saya mengeluhkan sakit lagi. Pas saya lihat, muncul benjolan lagi di payudaranya. Karena takut makin membesar, saya antar dia ke rumah sakit. Sampai di sana langsung ditangani,” katanya.

Dua hari di rumah sakit, Khusnah menjalani operasinya yang kedua. Menurut Watining, kondisi anaknya jauh lebih baik dari operasi yang pertama.

Usai menjalani operasi yang terakhir, kondisi Khusnah lebih membaik lantaran tidak muncul lagi benjolan seperti sebelumnya. Ia harus menjaga pola hidup sehat agar kekebalan tubuhnya semakin terjaga. Di sisi lain, Watining bersyukur dengan kebaikan yang diperoleh anaknya. Ia sulit membayangkan jika sedari awal sudah tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS).

“Sekarang kondisinya (Khusnah), sudah gak ada lagi yang dikeluhkan. Saya bingung harus bagaimana kalau dulu belum punya BPJS. Apalagi melihat anak saya yang harus dua kali dioperasi. Saya dan keluarga sungguh berterima kasih kepada BPJS karena benar-benar membantu anak saya hingga sembuh. Dari operasi pertama sampai kedua semua gak ada kendala. Gak ada biaya sedikit pun diminta pihak rumah sakit. Pelayanan yang diberikan juga enak, saya gak merasa ada perbedaan dengan pasien umum. Semoga pengalaman kami bisa diketahui banyak orang, bahwa ikut BPJS memang bermanfaat, apalagi sakit datang bisa sewaktu-waktu,” tuturnya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021