Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengembangkan Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN) berbasis ekonomi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kelompok rentan terpengaruh paham terorisme dan mantan narapidana teroris.
"Kami akan membentuk Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN). Di Banyuwangi ini, kami sedang menjajaki potensi-potensi usaha di bidang kelautan dan perikanan yang bisa menjadi mitra kerja sama," Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar saat berkunjung ke Banyuwangi, Kamis.
Ia menjelaskan pembentukan KKTN merupakan program deradikalisasi yang berkonsep pembangunan kesejahteraan bagi para mantan narapidana teroris (napiter). Kawasan ini akan menjadi tempat bagi eks napiter untuk menjalani proses reintegrasi sosial.
Kata Komjen Boy Rafli, mereka akan diberdayakan untuk melakukan berbagai aktivitas ekonomi, seperti pertanian, perikanan, peternakan, maupun perkebunan, yang tentunya dibaurkan dengan masyarakat umum.
"Kami berharap dengan cara ini mereka bisa memiliki kemandirian pada aspek ekonomi. Jadi kami masih memilih beberapa kegiatan yang memungkinkan bisa melibatkan pemberdayaan eks napiter (mitra deradikalisasi)," ujarnya.
Selain untuk para bekas narapidana teroris, lanjut Boy Rafli, KKTN juga diperuntukkan bagi para penyintas.
"Jadi bukan hanya eks napiter saja, penyintas juga korban. Jadi keduanya harus diperlakukan secara adil. Dengan cara ini kami berharap mereka akan menjadi bagian deradikalisasi yang terjadi dalam masyarakat," katanya.
Deradikalisasi adalah program yang bertujuan menetralkan pemikiran-pemikiran radikalisme. Sasarannya, para teroris yang ada di dalam lapas maupun di luar lapas sehingga mereka bisa kembali menjadi masyarakat sebagaimana masyarakat lainnya.
Sementara itu, Wabup Banyuwangi Sugirah menyambut baik tawaran Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN).
"Ini program yang baik. Ada pemberdayaan bagi para eks napiter. Kami di daerah akan selalu mendukung program pusat, salah satunya program deradikalisasi ini," ujarnya.
Menurut Sugirah, di Banyuwangi sendiri berbagai program pencegaran terorisme telah intens dilakukan. Salah satunya lewat program Smart Santri. Selain itu, Banyuwangi juga terus merawat kerukunan antar umat beragama.
"Ke depan, upaya-upaya semacam ini akan terus kita tingkatkan untuk menjaga Banyuwangi dan NKRI dari paham radikalisme," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kami akan membentuk Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN). Di Banyuwangi ini, kami sedang menjajaki potensi-potensi usaha di bidang kelautan dan perikanan yang bisa menjadi mitra kerja sama," Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar saat berkunjung ke Banyuwangi, Kamis.
Ia menjelaskan pembentukan KKTN merupakan program deradikalisasi yang berkonsep pembangunan kesejahteraan bagi para mantan narapidana teroris (napiter). Kawasan ini akan menjadi tempat bagi eks napiter untuk menjalani proses reintegrasi sosial.
Kata Komjen Boy Rafli, mereka akan diberdayakan untuk melakukan berbagai aktivitas ekonomi, seperti pertanian, perikanan, peternakan, maupun perkebunan, yang tentunya dibaurkan dengan masyarakat umum.
"Kami berharap dengan cara ini mereka bisa memiliki kemandirian pada aspek ekonomi. Jadi kami masih memilih beberapa kegiatan yang memungkinkan bisa melibatkan pemberdayaan eks napiter (mitra deradikalisasi)," ujarnya.
Selain untuk para bekas narapidana teroris, lanjut Boy Rafli, KKTN juga diperuntukkan bagi para penyintas.
"Jadi bukan hanya eks napiter saja, penyintas juga korban. Jadi keduanya harus diperlakukan secara adil. Dengan cara ini kami berharap mereka akan menjadi bagian deradikalisasi yang terjadi dalam masyarakat," katanya.
Deradikalisasi adalah program yang bertujuan menetralkan pemikiran-pemikiran radikalisme. Sasarannya, para teroris yang ada di dalam lapas maupun di luar lapas sehingga mereka bisa kembali menjadi masyarakat sebagaimana masyarakat lainnya.
Sementara itu, Wabup Banyuwangi Sugirah menyambut baik tawaran Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN).
"Ini program yang baik. Ada pemberdayaan bagi para eks napiter. Kami di daerah akan selalu mendukung program pusat, salah satunya program deradikalisasi ini," ujarnya.
Menurut Sugirah, di Banyuwangi sendiri berbagai program pencegaran terorisme telah intens dilakukan. Salah satunya lewat program Smart Santri. Selain itu, Banyuwangi juga terus merawat kerukunan antar umat beragama.
"Ke depan, upaya-upaya semacam ini akan terus kita tingkatkan untuk menjaga Banyuwangi dan NKRI dari paham radikalisme," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021