Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama dengan organisasi Sungai Watch Prancis berkolaborasi dalam rangka menjaga dan membersihkan sungai dari sampah.
Gary Bencheghib dan Sam Bencheghib, yang merupakan kakak-adik asal Prancis bersama organisasinya Sungai Watch sempat viral karena aksinya membersihkan sampah Sungai Citarum, Jawa Barat, pada 2017.
"Saya sudah lama follow Instagram Sungai Watch. Sejak lama saya ingin bertemu mereka. Ingin mendengar dan melihat langsung aksi mereka. Alhamdulillah akhirnya kami bisa bertemu," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis.
Setelah pertemuan dengan tim Sungai Watch, lanjut dia, pemerintah daerah setempat selanjutnya akan menindak lanjutinya untuk menjaga kebersihan sungai dari sampah di Banyuwangi.
"Kami akan tindak lanjuti hasil pertemuan ini. Dengan teknologi dan ide-ide kreatif, kita bisa menjaga sungai dan laut dari sampah," tuturnya.
Bupati Ipuk menambahkan, di Banyuwangi berbagai lembaga yang bergerak di lingkungan hidup telah diajak kerja sama. seperti NGO Systemiq yang melakukan pendampingan untuk penanganan sampah laut di Kecamatan Muncar.
"Tentu dengan kehadiran Sungai Watch di Banyuwangi akan sangat membantu kami dalam menjaga eksosistem sungai dan laut Banyuwangi," katanya.
Pada 2017 lalu, Gary dan Sam mengarungi Sungai Citarum dengan dua kano yang terbuat dari plastik. Mereka menjelajahi sungai terpanjang di Jawa Barat itu selama dua pekan untuk membersihkan sampah. Aksi mereka mendapat apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Chusnul Khotimah mengatakan panjang sungai di Banyuwangi sekitar 175.400 meter, dan beberapa di antaranya dimanfaatkan untuk budi daya ikan dan wisata.
"Bahkan, hari ini kami sudah langsung meninjau Kali Lo untuk siap bersinergi dan berkolaborasi dengan Sungai Watch guna penanganan permasalahan sampah di sungai Banyuwangi," ujarnya.
Gary bersama timnya datang ke Banyuwangi menemui Bupati Ipuk Fiestiandani, ditemani Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Chusnul Kotimah, mereka membahas kolaborasi untuk menjaga dan membersihkan sungai dari sampah.
Dua bersaudara itu juga sedang giat membersihkan sungai di Pulau Bali. Berawal dari membersihkan sampah plastik di pantai-pantai Bali, mereka lantas juga membersihkan sampah sungai. Mereka lalu mengajak anak-anak muda Bali untuk turut menjadi relawan penjaga sungai.
"Sampah di laut berasal dari sampah-sampah di sungai. Karena itu kami berinisiatif membersihkan sungai bersama anak-anak muda Bali. Banyak anak muda Bali yang bergabung bersama kami. Kini kami ingin melalukan hal serupa di Banyuwangi," kata Gary.
Berbagai cara telah dilakukan Sungai Watch untuk membersihkan sampah di sungai. Telah berbagai proses mereka pelajari. Hingga akhirnya mereka menemukan teknik penghalang sampah dengan menggunakan tabung penghalang. Pada akhir 2020 mereka telah berhasil memasang 100 penghalang sampah di Bali. Mereka targetkan ada 1000 titik lagi.
Setiap jaring penghalang berpotensi menjaring sampah dari berbagai jenis. Tiap hari mereka bisa mengumpulkan sampah 200 kilogram. Bahkan ketika hujan bisa mencapai 1 ton sampah.
Tidak hanya memasang penghalang sampah, mereka juga mendata dan menganalisis sampah-sampah utamanya sampah plastik yang berasal dari sungai. Bahkan, mereka juga mendata asal sampah plastik dari ratusan ribu brand perusahaan.
Sampah-sampah yang mereka dapatkan itu, lalu mereka daur ulang menjadi berbagai produk. Mulai dari batako, paving, dan lainnya. Bahkan adik Gary, Sam, membuat sepatu daur ulang dari plastik. Sepatu itu telah dia coba dipakai lari di New York dan Los Angeles.
"Sepatu daur ulang juga kuat. Kami berencana lari di Danau Toba menggunakan sepatu daur ulang ini," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Gary Bencheghib dan Sam Bencheghib, yang merupakan kakak-adik asal Prancis bersama organisasinya Sungai Watch sempat viral karena aksinya membersihkan sampah Sungai Citarum, Jawa Barat, pada 2017.
"Saya sudah lama follow Instagram Sungai Watch. Sejak lama saya ingin bertemu mereka. Ingin mendengar dan melihat langsung aksi mereka. Alhamdulillah akhirnya kami bisa bertemu," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis.
Setelah pertemuan dengan tim Sungai Watch, lanjut dia, pemerintah daerah setempat selanjutnya akan menindak lanjutinya untuk menjaga kebersihan sungai dari sampah di Banyuwangi.
"Kami akan tindak lanjuti hasil pertemuan ini. Dengan teknologi dan ide-ide kreatif, kita bisa menjaga sungai dan laut dari sampah," tuturnya.
Bupati Ipuk menambahkan, di Banyuwangi berbagai lembaga yang bergerak di lingkungan hidup telah diajak kerja sama. seperti NGO Systemiq yang melakukan pendampingan untuk penanganan sampah laut di Kecamatan Muncar.
"Tentu dengan kehadiran Sungai Watch di Banyuwangi akan sangat membantu kami dalam menjaga eksosistem sungai dan laut Banyuwangi," katanya.
Pada 2017 lalu, Gary dan Sam mengarungi Sungai Citarum dengan dua kano yang terbuat dari plastik. Mereka menjelajahi sungai terpanjang di Jawa Barat itu selama dua pekan untuk membersihkan sampah. Aksi mereka mendapat apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Chusnul Khotimah mengatakan panjang sungai di Banyuwangi sekitar 175.400 meter, dan beberapa di antaranya dimanfaatkan untuk budi daya ikan dan wisata.
"Bahkan, hari ini kami sudah langsung meninjau Kali Lo untuk siap bersinergi dan berkolaborasi dengan Sungai Watch guna penanganan permasalahan sampah di sungai Banyuwangi," ujarnya.
Gary bersama timnya datang ke Banyuwangi menemui Bupati Ipuk Fiestiandani, ditemani Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Chusnul Kotimah, mereka membahas kolaborasi untuk menjaga dan membersihkan sungai dari sampah.
Dua bersaudara itu juga sedang giat membersihkan sungai di Pulau Bali. Berawal dari membersihkan sampah plastik di pantai-pantai Bali, mereka lantas juga membersihkan sampah sungai. Mereka lalu mengajak anak-anak muda Bali untuk turut menjadi relawan penjaga sungai.
"Sampah di laut berasal dari sampah-sampah di sungai. Karena itu kami berinisiatif membersihkan sungai bersama anak-anak muda Bali. Banyak anak muda Bali yang bergabung bersama kami. Kini kami ingin melalukan hal serupa di Banyuwangi," kata Gary.
Berbagai cara telah dilakukan Sungai Watch untuk membersihkan sampah di sungai. Telah berbagai proses mereka pelajari. Hingga akhirnya mereka menemukan teknik penghalang sampah dengan menggunakan tabung penghalang. Pada akhir 2020 mereka telah berhasil memasang 100 penghalang sampah di Bali. Mereka targetkan ada 1000 titik lagi.
Setiap jaring penghalang berpotensi menjaring sampah dari berbagai jenis. Tiap hari mereka bisa mengumpulkan sampah 200 kilogram. Bahkan ketika hujan bisa mencapai 1 ton sampah.
Tidak hanya memasang penghalang sampah, mereka juga mendata dan menganalisis sampah-sampah utamanya sampah plastik yang berasal dari sungai. Bahkan, mereka juga mendata asal sampah plastik dari ratusan ribu brand perusahaan.
Sampah-sampah yang mereka dapatkan itu, lalu mereka daur ulang menjadi berbagai produk. Mulai dari batako, paving, dan lainnya. Bahkan adik Gary, Sam, membuat sepatu daur ulang dari plastik. Sepatu itu telah dia coba dipakai lari di New York dan Los Angeles.
"Sepatu daur ulang juga kuat. Kami berencana lari di Danau Toba menggunakan sepatu daur ulang ini," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021