Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, terus menyalurkan bantuan uang tunai ke warung kecil maupun pedagang kaki lima terdampak pemberlakuan pengetatan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.
Kali ini, sasarannya adalah warung rakyat dan PKL di kawasan destinasi wisata Pantai Pulau merah dan Pantai Mustika Kecamatann Pesanggaran. Selain itu juga diserahkan paket sembako untuk pegiat kelompok sadar wisata (pokdarwis).
"Pertama kembali saya sampaikan permohonan maaf karena harus ada PPKM untuk pengendalian COVID-19, yang juga pasti berdampak ke destinasi. Pengunjung sepi, pemasukan PKL dan warung-warung di sini berkurang termasuk pula dampaknya dirasakan kawan-kawan pokdarwis. Maka kami berinisiatif menyiapkan program bantuan ini," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Senin.
Ia menyebutkan, sebanyak 111 PKL di destinasi Pantai Pulau Merah dan Pantai Mustika mendapatkan bantuan masing-masing uang tunai Rp300.000 dan ada 100 anggota Pokdarwis di destinasi tersebut yang menerima bantuan sembako.
Katanya, Pemkab Banyuwangi dalam sebulan terakhir memang terus menyalurkan bantuan untuk PKL dan warung-warung kecil. Total penerima bantuann mencapai 6.961 pelaku usaha ultra mikro, di mana masing-masing menerima Rp300.000.
"Bantuan ini memang tidak seberapa jika dibandingkan dengan potensi omzet yang bisa didapatkan saat berjualan normal. Setidaknya ini wujud solidaritas bahwa kita bersama-sama dalam masa sulit ini," tutur Ipuk.
Ia mengemukakan, skema bantuan lainnya juga telah dikucurkan, yaitu dari pemerintah pusat berupa bantuan sosial tunai (BST) untuk 45.000 keluarga penerima manfaat (KPM), Program Keluarga Harapan (PKH) 62.000 KPM, BLT Dana Desa 22.000 KPM, Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) 100.000 KPM, Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) untuk 54.000 usaha mikro masing-masing Rp1,2 juta.
Ipuk mnejelaskan data di lapangan bersifat sangat dinamis karena ada warga yang sebelumnya masih mampu kemudian menjadi kurang mampu akibat dampak PPKM.
"Karena situasi dinamis itulah kami juga menyiapkan paket bantuan sembako, termasuk yang hari ini diserahkan ke teman-teman Pokdarwis, dari gotong royong banyak pihak," ujarnya.
Eko Suhendro, salah seorang pemilik warung di Pulau Merah, mengaku sangat terpukul secara ekonomi. Sejak diberlakukan PPKM darurat awal Juli lalu, praktis warungnya tidak ada pengunjung karena destinasi ditutup.
"Ada bantuan dari Pemkab Banyuwangi ini bisa untuk tambahan membetulkan warung yang rencana mau saya buka di rumah," katanya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Pulau Merah, Poniran mengaku siap mengikuti anjuran pemerintah terkait disiplin penerapan protokol kesehatan COVID-19 termasuk di lokasi wisata.
"Kami semua berharap agar semua ini cepat kembali pulih, kami bisa buka destinasi wisata kembali dengan berbagai penyesuaian. Terima kasih atas perhatiannya kepada kami, dan kami berharap semoga kami bisa beraktivitas kembali," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kali ini, sasarannya adalah warung rakyat dan PKL di kawasan destinasi wisata Pantai Pulau merah dan Pantai Mustika Kecamatann Pesanggaran. Selain itu juga diserahkan paket sembako untuk pegiat kelompok sadar wisata (pokdarwis).
"Pertama kembali saya sampaikan permohonan maaf karena harus ada PPKM untuk pengendalian COVID-19, yang juga pasti berdampak ke destinasi. Pengunjung sepi, pemasukan PKL dan warung-warung di sini berkurang termasuk pula dampaknya dirasakan kawan-kawan pokdarwis. Maka kami berinisiatif menyiapkan program bantuan ini," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Senin.
Ia menyebutkan, sebanyak 111 PKL di destinasi Pantai Pulau Merah dan Pantai Mustika mendapatkan bantuan masing-masing uang tunai Rp300.000 dan ada 100 anggota Pokdarwis di destinasi tersebut yang menerima bantuan sembako.
Katanya, Pemkab Banyuwangi dalam sebulan terakhir memang terus menyalurkan bantuan untuk PKL dan warung-warung kecil. Total penerima bantuann mencapai 6.961 pelaku usaha ultra mikro, di mana masing-masing menerima Rp300.000.
"Bantuan ini memang tidak seberapa jika dibandingkan dengan potensi omzet yang bisa didapatkan saat berjualan normal. Setidaknya ini wujud solidaritas bahwa kita bersama-sama dalam masa sulit ini," tutur Ipuk.
Ia mengemukakan, skema bantuan lainnya juga telah dikucurkan, yaitu dari pemerintah pusat berupa bantuan sosial tunai (BST) untuk 45.000 keluarga penerima manfaat (KPM), Program Keluarga Harapan (PKH) 62.000 KPM, BLT Dana Desa 22.000 KPM, Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) 100.000 KPM, Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) untuk 54.000 usaha mikro masing-masing Rp1,2 juta.
Ipuk mnejelaskan data di lapangan bersifat sangat dinamis karena ada warga yang sebelumnya masih mampu kemudian menjadi kurang mampu akibat dampak PPKM.
"Karena situasi dinamis itulah kami juga menyiapkan paket bantuan sembako, termasuk yang hari ini diserahkan ke teman-teman Pokdarwis, dari gotong royong banyak pihak," ujarnya.
Eko Suhendro, salah seorang pemilik warung di Pulau Merah, mengaku sangat terpukul secara ekonomi. Sejak diberlakukan PPKM darurat awal Juli lalu, praktis warungnya tidak ada pengunjung karena destinasi ditutup.
"Ada bantuan dari Pemkab Banyuwangi ini bisa untuk tambahan membetulkan warung yang rencana mau saya buka di rumah," katanya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Pulau Merah, Poniran mengaku siap mengikuti anjuran pemerintah terkait disiplin penerapan protokol kesehatan COVID-19 termasuk di lokasi wisata.
"Kami semua berharap agar semua ini cepat kembali pulih, kami bisa buka destinasi wisata kembali dengan berbagai penyesuaian. Terima kasih atas perhatiannya kepada kami, dan kami berharap semoga kami bisa beraktivitas kembali," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021