Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan bantuan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta berharap bantuan tersebut tepat sasaran sehingga bisa membangkitkan kembali UMKM.
Tahun 2021 Bantuan Produktif untuk pelaku UMKM (BPUM) sebesar Rp15,3 triliun dan akan dibagikan kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro dan kecil.
"UMKM selalu disebut sebagai sektor bisnis yang mampu bertahan di masa pandemi. Namun adanya PPKM membuat mereka menjerit juga. Itu tak bisa dipungkiri. Artinya mereka juga tergolong masyarakat terdampak," ujar LaNyalla, saat menyerap aspirasi masyarakat di Ngawi, Jawa Timur, Minggu.
LaNyalla berharap bantuan yang diberikan bisa diterima pelaku UMKM secara utuh. Sehingga, bisa digunakan untuk modal atau pengembangan usaha.
Tahun ini, bantuan produktif yang diterima sebesar Rp1,2 juta. Sedangkan tahun lalu bantuan yang juga disebut BLT UMKM itu sebesar Rp2,4 juta per penerima.
"Meski dananya hanya diterima separuh dari tahun lalu, namun tetap patut disyukuri. Semoga meningkatkan kembali semangat dalam berusaha. Karena setiap sumbangsih para pelaku usaha mikro dan kecil sangat berguna bagi berputarnya roda ekonomi bangsa Indonesia," jelas Mantan Ketua Umum PSSI itu.
Ditambahkan LaNyalla, para pelaku UMKM yang umumnya pedagang kecil diharapkan tetap patuh protokol kesehatan dalam menjalankan usaha. Pedagang pun diharapkan lebih menitikberatkan pada penjualan daring melalui grup-grup perpesanan atau media sosial.
"Saya juga mengimbau kepada semua pelaku UMKM yang belum divaksin untuk segera mengikuti program vaksinasi," tuturnya.
Menurut LaNyalla, UMKM menjadi sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan berkontribusi besar dalam PDB nasional.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM menyerap 117 juta pekerja atau 97 persen dari daya serap tenaga kerja dunia usaha di tahun 2018, sisanya diserap korporasi.
"UMKM berkontribusi sebesar 61 persen pada PDB nasional," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Tahun 2021 Bantuan Produktif untuk pelaku UMKM (BPUM) sebesar Rp15,3 triliun dan akan dibagikan kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro dan kecil.
"UMKM selalu disebut sebagai sektor bisnis yang mampu bertahan di masa pandemi. Namun adanya PPKM membuat mereka menjerit juga. Itu tak bisa dipungkiri. Artinya mereka juga tergolong masyarakat terdampak," ujar LaNyalla, saat menyerap aspirasi masyarakat di Ngawi, Jawa Timur, Minggu.
LaNyalla berharap bantuan yang diberikan bisa diterima pelaku UMKM secara utuh. Sehingga, bisa digunakan untuk modal atau pengembangan usaha.
Tahun ini, bantuan produktif yang diterima sebesar Rp1,2 juta. Sedangkan tahun lalu bantuan yang juga disebut BLT UMKM itu sebesar Rp2,4 juta per penerima.
"Meski dananya hanya diterima separuh dari tahun lalu, namun tetap patut disyukuri. Semoga meningkatkan kembali semangat dalam berusaha. Karena setiap sumbangsih para pelaku usaha mikro dan kecil sangat berguna bagi berputarnya roda ekonomi bangsa Indonesia," jelas Mantan Ketua Umum PSSI itu.
Ditambahkan LaNyalla, para pelaku UMKM yang umumnya pedagang kecil diharapkan tetap patuh protokol kesehatan dalam menjalankan usaha. Pedagang pun diharapkan lebih menitikberatkan pada penjualan daring melalui grup-grup perpesanan atau media sosial.
"Saya juga mengimbau kepada semua pelaku UMKM yang belum divaksin untuk segera mengikuti program vaksinasi," tuturnya.
Menurut LaNyalla, UMKM menjadi sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan berkontribusi besar dalam PDB nasional.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM menyerap 117 juta pekerja atau 97 persen dari daya serap tenaga kerja dunia usaha di tahun 2018, sisanya diserap korporasi.
"UMKM berkontribusi sebesar 61 persen pada PDB nasional," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021