Di masa pandemi COVID-19, tak sedikit masyarakat yang takut untuk datang berkunjung ke faskes baik tingkat pertama (Puskesmas/Klinik/DPP) maupun ke rumah sakit. Maka dari itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo Yessy Novita mengimbau seluruh Peserta JKN-KIS di Kabupaten Sidoarjo untuk memaksimalkan layanan pemeriksaan kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN.
"Untuk seluruh masyarakat Sidoarjo jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan. Karena semakin dini kita mengetahui kondisi tubuh kita, semakin cepat juga kita dapat mencegah penyakit yang mungkin timbul kedepannya. Untuk peserta JKN-KIS bisa memaksimalkan penggunaan Mobile JKN miliknya," jelas Yessy.
Yessy menjelaskan layanan pertama yang dapat digunakan oleh peserta JKN-KIS adalah skrining riwayat kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN. Pada saat mengakses fitur ini peserta akan diarahkan untuk mengisi data diri terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner lanjutan. Kuesioner tersebut memuat daftar pertanyaan tentang pola makan peserta sehari-hari, pola hidup, konsumsi rokok dan minuman beralkohol serta riwayat penyakit yang pernah diderita dan yang bersifat menurun dari anggota keluarganya.
"Dari hasil skrining tersebut akan muncul info skrining primer yang berisi apakah peserta tersebut memiliki potensi resiko rendah, sedang atau tinggi. Berdasarkan info skrining primer, selanjutnya peserta akan diarahkan untuk menjaga pola hidup sehat dan berkunjung ke faskes terdekat jika diperlukan," terang Yessy.
Di masa pandemi COVID-19, Aplikasi Mobile JKN juga menyediakan fitur skrining mandiri COVID-19. Dengan mengisi kuesioner skrining, akan diketahui apakah peserta tersebut beresiko rendah, sedang atau tinggi terpapar virus COVID-19.
"Jika kita mengisi kuesioner yang pada intinya kita tidak kontak dengan pasien terkonfirmasi atau bergejala COVID-19, maka hasilnya akan resiko rendah. Jika hasilnya resiko sedang, kita akan diminta untuk melakukan karantina mandiri. Namun jika hasilnya tinggi, kita akan diminta untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di faskes. Jadi bisa dibilang ini adalah skrining awal kita sebelum memutuskan apakah diperlukan pemeriksaan semacam swab atau PCR," tambah Yessy.
Untuk peserta yang membutuhkan konsultasi dengan dokter, Yessy menjelaskan di Mobile JKN milik peserta JKN-KIS terdapat juga fitur konsultasi dokter. Peserta dapat menyampaikan keluhan yang dirasakan untuk kemudian ditindaklanjuti oleh dokter di faskes tempat ia terdaftar. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan awal dibutuhkan pemeriksaan fisik lanjutan, maka peserta akan diarahkan untuk datang berkunjung ke faskes. Namun jika berdasarkan hasil pemeriksaan awal telah tegak diagnosanya, maka dokter akan meresepkan obat dan peserta dapat menebus obat di apotek.
"Jadi kita tidak perlu was-was atau takut jika membutuhkan konsultasi dengan dokter di masa pandemi. Cukup chat dengan dokternya melalui Mobile JKN saja," ujar Yessy.
Rohmatul Akbar adalah salah seorang Peserta JKN-KIS yang pernah memanfaatkan 2 dari 3 layanan yang disebutkan di atas. Ia pernah menggunakan fitur skrining riwayat kesehatan dan skrining mandiri COVID-19 untuk dirinya dan anggota keluarganya. Bagi Akbar, dengan adanya layanan semacam skrining dan konsultasi dokter akan sangat membantu dirinya yang berusaha meminimalisir kontak secara langsung dengan faskes di masa pandemi.
"Jadi ya kita lebih merasa aman dan praktis karena bisa digunakan bahkan dari rumah. Saya tertarik untuk mencoba konsultasi dokter dan ke depannya jika saya membutuhkan akan saya jadikan opsi pertama di masa pandemi ini," tutup Akbar.
"Untuk seluruh masyarakat Sidoarjo jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan. Karena semakin dini kita mengetahui kondisi tubuh kita, semakin cepat juga kita dapat mencegah penyakit yang mungkin timbul kedepannya. Untuk peserta JKN-KIS bisa memaksimalkan penggunaan Mobile JKN miliknya," jelas Yessy.
Yessy menjelaskan layanan pertama yang dapat digunakan oleh peserta JKN-KIS adalah skrining riwayat kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN. Pada saat mengakses fitur ini peserta akan diarahkan untuk mengisi data diri terlebih dahulu sebelum mengisi kuesioner lanjutan. Kuesioner tersebut memuat daftar pertanyaan tentang pola makan peserta sehari-hari, pola hidup, konsumsi rokok dan minuman beralkohol serta riwayat penyakit yang pernah diderita dan yang bersifat menurun dari anggota keluarganya.
"Dari hasil skrining tersebut akan muncul info skrining primer yang berisi apakah peserta tersebut memiliki potensi resiko rendah, sedang atau tinggi. Berdasarkan info skrining primer, selanjutnya peserta akan diarahkan untuk menjaga pola hidup sehat dan berkunjung ke faskes terdekat jika diperlukan," terang Yessy.
Di masa pandemi COVID-19, Aplikasi Mobile JKN juga menyediakan fitur skrining mandiri COVID-19. Dengan mengisi kuesioner skrining, akan diketahui apakah peserta tersebut beresiko rendah, sedang atau tinggi terpapar virus COVID-19.
"Jika kita mengisi kuesioner yang pada intinya kita tidak kontak dengan pasien terkonfirmasi atau bergejala COVID-19, maka hasilnya akan resiko rendah. Jika hasilnya resiko sedang, kita akan diminta untuk melakukan karantina mandiri. Namun jika hasilnya tinggi, kita akan diminta untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di faskes. Jadi bisa dibilang ini adalah skrining awal kita sebelum memutuskan apakah diperlukan pemeriksaan semacam swab atau PCR," tambah Yessy.
Untuk peserta yang membutuhkan konsultasi dengan dokter, Yessy menjelaskan di Mobile JKN milik peserta JKN-KIS terdapat juga fitur konsultasi dokter. Peserta dapat menyampaikan keluhan yang dirasakan untuk kemudian ditindaklanjuti oleh dokter di faskes tempat ia terdaftar. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan awal dibutuhkan pemeriksaan fisik lanjutan, maka peserta akan diarahkan untuk datang berkunjung ke faskes. Namun jika berdasarkan hasil pemeriksaan awal telah tegak diagnosanya, maka dokter akan meresepkan obat dan peserta dapat menebus obat di apotek.
"Jadi kita tidak perlu was-was atau takut jika membutuhkan konsultasi dengan dokter di masa pandemi. Cukup chat dengan dokternya melalui Mobile JKN saja," ujar Yessy.
Rohmatul Akbar adalah salah seorang Peserta JKN-KIS yang pernah memanfaatkan 2 dari 3 layanan yang disebutkan di atas. Ia pernah menggunakan fitur skrining riwayat kesehatan dan skrining mandiri COVID-19 untuk dirinya dan anggota keluarganya. Bagi Akbar, dengan adanya layanan semacam skrining dan konsultasi dokter akan sangat membantu dirinya yang berusaha meminimalisir kontak secara langsung dengan faskes di masa pandemi.
"Jadi ya kita lebih merasa aman dan praktis karena bisa digunakan bahkan dari rumah. Saya tertarik untuk mencoba konsultasi dokter dan ke depannya jika saya membutuhkan akan saya jadikan opsi pertama di masa pandemi ini," tutup Akbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021