Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya memberikan edukasi kepada warga terutama para pedagang kaki lima (PKL) tentang aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sembari memberikan bantuan sembako.
"Mulai kemarin (14/7), kami bertindak lebih humanis dalam memberikan edukasi kepada warga," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Kamis.
Selain memberikan edukasi dan pemahaman secara humanis, Satpol PP Surabaya juga memberikan bantuan sembako kepada para PKL itu. Bantuan itu berasal dari urunan atau sumbangan semua personel Satpol PP Kota Surabaya.
Sembako tersebut berupa beras, telur, dan minyak goreng. Sembako yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari para PKL. "Para penjual koran dan juga warga yang jualan masker dengan sepedaan juga kami beri bantuan," kata Eddy.
Eddy mengatakan selama ini jajarannya sudah menjalankan berbagai regulasi yang ada di peraturan PPKM Darurat, mulai dari memberikan peringatan dan bahkan tindakan tegas bagi pelanggar PPKM Darurat, termasuk penyitaan alat peraga mereka seperti kursi dan barang-barang lainnya. Namun, kesadaran mereka tentang PPKM Darurat ini seakan tidak berubah.
Ia menjelaskan edukasi dan pemberian bantuan yang dilakukan bersama-sama dengan jajaran BPB Linmas dan Garnisun Tetap III Surabaya itu diberikan di sekitar Jalan Undaan, Kedungdoro, Pandegiling, Manyar dan juga Dharmahusada.
Menurutnya, mungkin bantuan ini tidak seberapa. Namun, inilah bentuk empati dari Satpol PP Kota Surabaya terhadap warga yang terdampak, terutama pengusaha ekonomi mikro seperti para PKL.
Melalui cara ini, lanjut Eddy, diharapkan para PKL itu bisa lebih sadar kalau ternyata pemerintah itu hadir, pemerintah itu baik dan tidak mendzolimi mereka dalam mengurangi penghasilannya. Namun, tujuannya hanya untuk kesehatan bersama, demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Nampaknya dari hasil semalam, mereka itu lebih tersentuh hatinya untuk mentaati larangan dan semua peraturan dalam PPKM Darurat, termasuk tidak menyediakan tempat makan di tempat, dan itu yang kami harapkan," katanya.
Ia juga sadar bahwa PPKM Darurat ini sangat memukul perekonomian di Surabaya, khususnya masyarakat golongan ekonomi mikro seperti para PKL. Sebab, mereka kadang bekerja hari ini untuk makan besok.
Apalagi, lanjut dia, saat ini mereka diperbolehkan berjualan tapi tidak boleh menyediakan kursi atau tidak boleh makan di tempat, sehingga pembelinya hanya boleh bungkus. "Tentu itu sangat mempengaruhi jumlah konsumen mereka, pasti pendapatannya juga menurun," katanya.
Makanya, ia pun meminta jajarannya untuk menyisihkan rezeki seikhlasnya dalam membantu PKL ini. Hasil dari urunan itu dikumpulkan lalu dibelikan sembako berupa beras, minyak goreng dan juga telur.
Ia memastikan bahwa edukasi dan pemberian bantuan itu dilakukan siang malam oleh jajaran Satpol PP beserta instansi lainnya.
"Kami sudah mulai kemarin dan Insya Allah ini akan terus dilanjutkan ke depannya supaya lebih banyak lagi warga yang sadar akan pentingnya mentaati peraturan dalam PPKM Darurat ini. Supaya pandemi COVID-19 di Kota Surabaya ini bisa segera berakhir," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Mulai kemarin (14/7), kami bertindak lebih humanis dalam memberikan edukasi kepada warga," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Kamis.
Selain memberikan edukasi dan pemahaman secara humanis, Satpol PP Surabaya juga memberikan bantuan sembako kepada para PKL itu. Bantuan itu berasal dari urunan atau sumbangan semua personel Satpol PP Kota Surabaya.
Sembako tersebut berupa beras, telur, dan minyak goreng. Sembako yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari para PKL. "Para penjual koran dan juga warga yang jualan masker dengan sepedaan juga kami beri bantuan," kata Eddy.
Eddy mengatakan selama ini jajarannya sudah menjalankan berbagai regulasi yang ada di peraturan PPKM Darurat, mulai dari memberikan peringatan dan bahkan tindakan tegas bagi pelanggar PPKM Darurat, termasuk penyitaan alat peraga mereka seperti kursi dan barang-barang lainnya. Namun, kesadaran mereka tentang PPKM Darurat ini seakan tidak berubah.
Ia menjelaskan edukasi dan pemberian bantuan yang dilakukan bersama-sama dengan jajaran BPB Linmas dan Garnisun Tetap III Surabaya itu diberikan di sekitar Jalan Undaan, Kedungdoro, Pandegiling, Manyar dan juga Dharmahusada.
Menurutnya, mungkin bantuan ini tidak seberapa. Namun, inilah bentuk empati dari Satpol PP Kota Surabaya terhadap warga yang terdampak, terutama pengusaha ekonomi mikro seperti para PKL.
Melalui cara ini, lanjut Eddy, diharapkan para PKL itu bisa lebih sadar kalau ternyata pemerintah itu hadir, pemerintah itu baik dan tidak mendzolimi mereka dalam mengurangi penghasilannya. Namun, tujuannya hanya untuk kesehatan bersama, demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Nampaknya dari hasil semalam, mereka itu lebih tersentuh hatinya untuk mentaati larangan dan semua peraturan dalam PPKM Darurat, termasuk tidak menyediakan tempat makan di tempat, dan itu yang kami harapkan," katanya.
Ia juga sadar bahwa PPKM Darurat ini sangat memukul perekonomian di Surabaya, khususnya masyarakat golongan ekonomi mikro seperti para PKL. Sebab, mereka kadang bekerja hari ini untuk makan besok.
Apalagi, lanjut dia, saat ini mereka diperbolehkan berjualan tapi tidak boleh menyediakan kursi atau tidak boleh makan di tempat, sehingga pembelinya hanya boleh bungkus. "Tentu itu sangat mempengaruhi jumlah konsumen mereka, pasti pendapatannya juga menurun," katanya.
Makanya, ia pun meminta jajarannya untuk menyisihkan rezeki seikhlasnya dalam membantu PKL ini. Hasil dari urunan itu dikumpulkan lalu dibelikan sembako berupa beras, minyak goreng dan juga telur.
Ia memastikan bahwa edukasi dan pemberian bantuan itu dilakukan siang malam oleh jajaran Satpol PP beserta instansi lainnya.
"Kami sudah mulai kemarin dan Insya Allah ini akan terus dilanjutkan ke depannya supaya lebih banyak lagi warga yang sadar akan pentingnya mentaati peraturan dalam PPKM Darurat ini. Supaya pandemi COVID-19 di Kota Surabaya ini bisa segera berakhir," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021