Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk pelajar SD dan SMP usia 12 tahun ke atas yang digelar di Gelora 10 November (G10N), Tambaksari, Kota Surabaya, Jatim, Minggu, tanpa antre lama seperti hari sebelumnya.
"Seperti yang terlihat, tidak ada pelajar yang antre. Jadi masuk, isi formulir, menuju meja skrining, kemudian suntik. Buktinya, ini sampai kosong tidak terjadi penumpukan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahaydi di sela-sela meninjau vaksinasi pelajar di G10N.
Menurut dia, tidak adanya antrean saat vaksinasi tersebut dikarenakan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya sebelumnya sudah mengkoordinir dan mengundang pelajar melalui sekolahnya masing-masing.
Hal ini berbeda dengan pelaksanaan vaksinasi hari sebelumnya di G10N pada Sabtu (10/7), dimana banyak warga yang antre cukup panjang. Hal ini dikarenakan tidak adanya koordinasi antara perusahaan luar kota dengan pemerintah setempat. Akibatnya banyak peserta vaksinasi massal didominasi karyawan perusahaan dari luar kota.
Eri menyebut ada sekitar 20 ribuan pelajar yang menerima vaksin dosis pertama pada Minggu ini. Mereka datang dengan tertib sesuai dengan jadwal yang telah telah ditetapkan oleh Dispendik Surabaya.
Pada saat tiba di Gelora 10 November, mereka langsung diskrining dan tidak lama kemudian mereka langsung disuntik vaksin, sehingga tidak kerumunan sama sekali pada saat vaksinasi massal itu.
Ia mencontohkan, setiap sekolah sudah diatur jadwal oleh Dispendik Surabaya, seperti misalnya sekolah A yang dijadwalkan siswanya ikuti vaksin pukul 07.00-08.00 WIB. Dengan begitu, tidak ada lagi peserta yang antre atau menunggu lama untuk mendapatkan suntik vaksin.
"Pola seperti ini lah yang akan kita jadikan contoh. Insya Allah setelah vaksin datang semua, maka alur seperti ini yang akan kami gunakan. Lokasinya tetap di G10N," ujarnya.
Salah seorang pelajar asal SD Negeri Ketabang Surabaya Deniz Fikri R mengaku tidak perlu antre untuk mendapatkan vaksin. Bahkan dia menyebut, setelah disuntik tidak merasakan sakit sama sekali.
Untuk itu, Deniz mengajak sesama pelajar tidak perlu takut untuk divaksin. "Ayo teman-teman jangan takut vaksin, tidak sakit kok dan tidak perlu antre," kata Deniz.
Hal serupa juga dialami Anggun Widya D. Siswi SMP Negeri 1 Surabaya. Ia juga menceritakan pengalaman pertama kali divaksin mulai dari mengisi formulir, terus menuju meja skrining dan penyuntikan.
"Setelah disuntik diberi informasi mengenai vaksin selanjutnya. Tidak ada antrean juga. Jadi ayo teman-teman segera vaksin supaya sehat dan tidak gampang tertular COVID-19," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Seperti yang terlihat, tidak ada pelajar yang antre. Jadi masuk, isi formulir, menuju meja skrining, kemudian suntik. Buktinya, ini sampai kosong tidak terjadi penumpukan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahaydi di sela-sela meninjau vaksinasi pelajar di G10N.
Menurut dia, tidak adanya antrean saat vaksinasi tersebut dikarenakan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya sebelumnya sudah mengkoordinir dan mengundang pelajar melalui sekolahnya masing-masing.
Hal ini berbeda dengan pelaksanaan vaksinasi hari sebelumnya di G10N pada Sabtu (10/7), dimana banyak warga yang antre cukup panjang. Hal ini dikarenakan tidak adanya koordinasi antara perusahaan luar kota dengan pemerintah setempat. Akibatnya banyak peserta vaksinasi massal didominasi karyawan perusahaan dari luar kota.
Eri menyebut ada sekitar 20 ribuan pelajar yang menerima vaksin dosis pertama pada Minggu ini. Mereka datang dengan tertib sesuai dengan jadwal yang telah telah ditetapkan oleh Dispendik Surabaya.
Pada saat tiba di Gelora 10 November, mereka langsung diskrining dan tidak lama kemudian mereka langsung disuntik vaksin, sehingga tidak kerumunan sama sekali pada saat vaksinasi massal itu.
Ia mencontohkan, setiap sekolah sudah diatur jadwal oleh Dispendik Surabaya, seperti misalnya sekolah A yang dijadwalkan siswanya ikuti vaksin pukul 07.00-08.00 WIB. Dengan begitu, tidak ada lagi peserta yang antre atau menunggu lama untuk mendapatkan suntik vaksin.
"Pola seperti ini lah yang akan kita jadikan contoh. Insya Allah setelah vaksin datang semua, maka alur seperti ini yang akan kami gunakan. Lokasinya tetap di G10N," ujarnya.
Salah seorang pelajar asal SD Negeri Ketabang Surabaya Deniz Fikri R mengaku tidak perlu antre untuk mendapatkan vaksin. Bahkan dia menyebut, setelah disuntik tidak merasakan sakit sama sekali.
Untuk itu, Deniz mengajak sesama pelajar tidak perlu takut untuk divaksin. "Ayo teman-teman jangan takut vaksin, tidak sakit kok dan tidak perlu antre," kata Deniz.
Hal serupa juga dialami Anggun Widya D. Siswi SMP Negeri 1 Surabaya. Ia juga menceritakan pengalaman pertama kali divaksin mulai dari mengisi formulir, terus menuju meja skrining dan penyuntikan.
"Setelah disuntik diberi informasi mengenai vaksin selanjutnya. Tidak ada antrean juga. Jadi ayo teman-teman segera vaksin supaya sehat dan tidak gampang tertular COVID-19," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021