Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menggelar kegiatan untuk menumbuhkan kelompok usaha produktif di wilayah tembakau setempat dengan menggelar pelatihan untuk penyuluh dan kelompok tani tembakau selama sepekan.
"Kegiatan yang diikuti penyuluh pertanian lapangan (PPL), penyuluh petani swadaya (PPS) dan kelompok tani di wilayah potensi tembakau sebagai upaya pengembangan kapasitas kelembagaan petani," kata Kepala Bidang Pelaksanaan Penyuluhan dan Bina Usaha Tani DKPP Probolinggo Arif Kurniadi di kabupaten setempat, Jumat.
Kelompok petani di wilayah potensi tembakau di Kabupaten Probolinggo tersebar di 14 kecamatan yakni Kecamatan Besuk, Gading, Paiton, Kotaanyar, Pakuniran, Krejengan, Kraksaan, Pajarakan, Bantaran, Maron, Wonomerto, Kuripan, Lumbang dan Kecamatan Sukapura.
Menurutnya, pertemuan itu sangat penting dalam rangka meningkatkan kelembagaan kelompok dan meningkatkan kelas kemampuan kelompok tani yang terdiri atas kelas pemula, kelas lanjut, kelas madya dan kelas utama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berada di wilayah potensi tembakau.
"Kegiatan penumbuhan kelompok usaha tani produktif itu bertujuan mendukung pencapaian produksi komoditas pertanian strategis, menumbuhkan dan meningkatkan kelas kelompok serta meningkatkan kinerja pembangunan pertanian di daerah," tuturnya.
Ia mengatakan kebijakan pembangunan pertanian strategis sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Penggunaan Pemanfaatan dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT), Pasal 2 dana DBHCHT untuk mendanai program peningkatan kwalitas bahan baku, pembinaan industri dan pembinaan lingkungan sosial.
"Dengan kegiatan itu diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil tembakau melalui proses budidaya dan setelah panen yang baik," katanya.
Selain itu, lanjut dia, advokasi petani tembakau oleh APTI terkait penerimaan tembakau oleh gudang/pabrik, penumbuhan usaha lain selain budidaya tembakau, misalnya terbentuknya koperasi tani serta mendekatkan akses permodalan/kredit melalui KUR Tani oleh Bank BNI.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kegiatan yang diikuti penyuluh pertanian lapangan (PPL), penyuluh petani swadaya (PPS) dan kelompok tani di wilayah potensi tembakau sebagai upaya pengembangan kapasitas kelembagaan petani," kata Kepala Bidang Pelaksanaan Penyuluhan dan Bina Usaha Tani DKPP Probolinggo Arif Kurniadi di kabupaten setempat, Jumat.
Kelompok petani di wilayah potensi tembakau di Kabupaten Probolinggo tersebar di 14 kecamatan yakni Kecamatan Besuk, Gading, Paiton, Kotaanyar, Pakuniran, Krejengan, Kraksaan, Pajarakan, Bantaran, Maron, Wonomerto, Kuripan, Lumbang dan Kecamatan Sukapura.
Menurutnya, pertemuan itu sangat penting dalam rangka meningkatkan kelembagaan kelompok dan meningkatkan kelas kemampuan kelompok tani yang terdiri atas kelas pemula, kelas lanjut, kelas madya dan kelas utama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berada di wilayah potensi tembakau.
"Kegiatan penumbuhan kelompok usaha tani produktif itu bertujuan mendukung pencapaian produksi komoditas pertanian strategis, menumbuhkan dan meningkatkan kelas kelompok serta meningkatkan kinerja pembangunan pertanian di daerah," tuturnya.
Ia mengatakan kebijakan pembangunan pertanian strategis sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Penggunaan Pemanfaatan dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCHT), Pasal 2 dana DBHCHT untuk mendanai program peningkatan kwalitas bahan baku, pembinaan industri dan pembinaan lingkungan sosial.
"Dengan kegiatan itu diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil tembakau melalui proses budidaya dan setelah panen yang baik," katanya.
Selain itu, lanjut dia, advokasi petani tembakau oleh APTI terkait penerimaan tembakau oleh gudang/pabrik, penumbuhan usaha lain selain budidaya tembakau, misalnya terbentuknya koperasi tani serta mendekatkan akses permodalan/kredit melalui KUR Tani oleh Bank BNI.
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021