Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, akan membuat akses jalan khusus menuju lokasi karantina pasien COVID-19 yang akan ditempatkan di Gedung Asrama Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan.
"Jika ada pasien positif COVID-19, kami tidak akan melewati jalan umum yang dilalui mahasiswa, akan tetapi akan melalui akses jalan khusus," kata Wakil Bupati Bangkalan Mohni saat meninjau asrama mahasiswa UTM, Senin.
Wabup mengemukakan hal ini, menanggapi penolakan sebagian mahasiswa Bangkalan, agar kampusnya tidak dijadikan tempat isolasi warga yang terpapar COVID-19.
Makanya, kata Wabup, pihaknya juga mengecek jalur akses alternatif, dengan cara menyewa lahan di sekitar kampus UTM Bangkalan, sebagai akses jalan masuk menuju asrama mahasiswa, sehingga jika melalui jalan umum yang biasa dilalui mahasiswa.
"Tadi kita juga lihat akses, kita akan pinjam lahan, dan kita pastikan tidak melewati kerumunan mahasiswa atau tempat belajar mahasiswa," ujarnya.
Selain itu, pemkab juga tengah menghitung kebutuhan petugas medis yang akan bertugas di asrama UTM tersebut.
"Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan tengah mengkalkulasi kebutuhannya, nanti juga akan ada dari Provinsi, Dokkes Polda dan TNI, karena tenaga medis yang akan bertugas bukan hanya dari Bangkalan, akan tetapi juga tenaga medis bantuan pemprov, dan Polda Jatim," katanya.
Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan, Jawa Timur, mempersiapkan dua gedung asrama mahasiswa sebagai tempat isolasi bagi warga Bangkalan yang positif COVID-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG).
Menurut Kepala Sub Bagian Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (Humas) UTM Bangkalan Taufiqurrahman Hasbullah kedua gedung asrama yang dipersiapkan sebagai tempat isolasi bagi yang terpapar COVID-19 itu, masing-masing terdiri atas dua lantai.
Setiap gedung berkapasitas 45 kamar atau total sejumlah 90 kamar, dan setiap kamar bisa menampung enam tempat tidur. Pasien yang akan diisolasi dengan status OTG, dan penempatan kedua asrama UTM itu sudah atas izin pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Jika ada pasien positif COVID-19, kami tidak akan melewati jalan umum yang dilalui mahasiswa, akan tetapi akan melalui akses jalan khusus," kata Wakil Bupati Bangkalan Mohni saat meninjau asrama mahasiswa UTM, Senin.
Wabup mengemukakan hal ini, menanggapi penolakan sebagian mahasiswa Bangkalan, agar kampusnya tidak dijadikan tempat isolasi warga yang terpapar COVID-19.
Makanya, kata Wabup, pihaknya juga mengecek jalur akses alternatif, dengan cara menyewa lahan di sekitar kampus UTM Bangkalan, sebagai akses jalan masuk menuju asrama mahasiswa, sehingga jika melalui jalan umum yang biasa dilalui mahasiswa.
"Tadi kita juga lihat akses, kita akan pinjam lahan, dan kita pastikan tidak melewati kerumunan mahasiswa atau tempat belajar mahasiswa," ujarnya.
Selain itu, pemkab juga tengah menghitung kebutuhan petugas medis yang akan bertugas di asrama UTM tersebut.
"Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan tengah mengkalkulasi kebutuhannya, nanti juga akan ada dari Provinsi, Dokkes Polda dan TNI, karena tenaga medis yang akan bertugas bukan hanya dari Bangkalan, akan tetapi juga tenaga medis bantuan pemprov, dan Polda Jatim," katanya.
Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan, Jawa Timur, mempersiapkan dua gedung asrama mahasiswa sebagai tempat isolasi bagi warga Bangkalan yang positif COVID-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG).
Menurut Kepala Sub Bagian Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (Humas) UTM Bangkalan Taufiqurrahman Hasbullah kedua gedung asrama yang dipersiapkan sebagai tempat isolasi bagi yang terpapar COVID-19 itu, masing-masing terdiri atas dua lantai.
Setiap gedung berkapasitas 45 kamar atau total sejumlah 90 kamar, dan setiap kamar bisa menampung enam tempat tidur. Pasien yang akan diisolasi dengan status OTG, dan penempatan kedua asrama UTM itu sudah atas izin pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021