Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Pemkab Bangli, Bali, berkolaborasi untuk pengembangan ekonomi yang salah satunya mengenai pendistribusian dan pemasaran komoditas pangan kedua kabupaten itu.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengaku senang dengan kerja sama yang terjalin dengan Pemkab Bangli, karena dengan kolaborasi ini dapat pasokan komoditas berisiko tinggi (high risk) di kedua kabupaten.

"Lewat kerja sama ini, kami berharap dapat menjaga dan menumbuhkan perekonomian di kedua wilayah. Mana yang kelebihan, mana yang butuh, bisa saling mengisi nantinya," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.

Menurut ia, kelebihan yang dimiliki masing-masing wilayah menjadi modal untuk maju bersama. Bagi Ipuk, saat ini adalah era kolaborasi, saling bersinergi dan bukan lagi berkompetisi.

"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kemajuan bersama (Pemkab Banyuwangi dan Pemkab Bangli, Bali)," tuturnya.

Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mengaku ingin kerja sama terkait dengan bahan pangan, karena Banyuwangi memiliki produksi beras yang melimpah, bahkan di masa pandemi masih tetap surplus hingga 58.290 ton.

"Sementara kami adalah produsen telur, sekitar 54 persen kebutuhan telur di Bali dipasok dari daerah kami. Nah potensi inilah yang ingin kami kerjasamakan," katanya.

Wayan berharap kerja sama tersebut dapat memicu pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Kabupaten Bangli, lanjut dia, saat ini tengah melakukan berbagai upaya untuk pemulihan ekonomi dampak dari pandemi COVID-19.

"Tidak bisa dipungkiri kondisi perekonomian kami sangat tidak stabil. Pandemi COVID-19 telah berimbas ke segala aspek, utamanya ekonomi. Dengan kerja sama ini, kami berharap bisa melakukan intervensi terhadap supply and demand komoditas pangan di pasaran, sehingga semakin ada kepastian ekonomi bagi para pedagang," tuturnya.

Data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, pada 2020 menghasilkann 788.971 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 495.079 ton beras. Adapun tingkat konsumsi beras sebesar 165.411 ton, sehingga pada 2020 terdapat surplus 329.668 ton beras.

Memasuki Januari-Maret 2021, produksi gabah kering giling Banyuwangi tercatat 158.892 ton atau setara 99.705 ton beras, dan tingkat konsumsi Januari-Maret 2021 sebesar 41.415 ton, sehingga terdapat surplus 58.290 ton beras. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021