Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta daerah lain bisa meniru berbagai inovasi layanan publik yang dilakukan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
"Banyuwangi bisa menjadi model, menjadi praktik terbaik untuk dari lain. Banyuwangi terus berinovasi, saya sudah dengar berbagai inovasinya. Tradisi inovasinya terjaga. Saya akan minta daerah lain meniru. Saya saja ingin belajar," ujar Mendagri Tito usai mengunjungi layanan Smart Kampung Desa Sukojati, Banyuwangi, Jumat.
Ia mengaku kedatangannya ke Bumi Blambangan tidak lain untuk menjawab rasa penasaran tentang berbagai inovasi dan keberhasilan kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Mendagri terkejut dengan sistem layanan publik Smart Kampung yang ada di desa Banyuwangi. Bahkan, ia mengaku kalah dari kepala desa di Banyuwangi dalam mengakses berbagai sistem layanan publik.
"Jujur saya katakan, selama ini saya penasaran dengan Banyuwangi. Tiap lomba pelayanan publik di kementerian, Banyuwangi selalu menang. Jadi, saya putuskan untuk datang langsung ke sini," tutur mantan Kapolri itu.
Tito Karnavian mengapresiasi layanan Smart Kampung desa di Banyuwangi. Sistem pelayanan publik di tingkat desa yang dikembangkan Banyuwangi dengan sentuhan teknologi informasi.
"Dari sistem pelayanan, saya kaget. Di Kemendagri itu ada sistem Anjungan Dukcapil Mandiri yang mengurus catatan sipil. Tapi di desa di Banyuwangi saya melihat lebih kompleks lagi. Tidak hanya tentang catatan sipil, tapi bisa melayani banyak pelayanan. Bahkan ada puluhan layanan," katanya.
Ini menunjukkan Banyuwangi berhasil mengubah pola pikir dan kinerja SDM pemerintahan hingga tingkat desa.
"Itu tidak mudah, kalau hanya mengubah bangunan mungkin dua bulan selesai. Kalau mengubah SDM itu sulit," ucap Tito.
Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan tradisi inovasi terus diterapkan di Banyuwangi dalam berbagai program pemerintahan.
"Kami hari ini menghadapi situasi yang tidak mudah karena pandemi. Ada tantangan keterbatasan fiskal, maka terus berinovasi adalah kuncinya, sehingga sejak dilantik 26 Februari, berbagai inovasi kami jalankan," tuturnya.
Kepala Desa Sukojati Untung Suripno menjelaskan secara detail program Smart Kampung yang digeber Pemkab Banyuwangi untuk desa-desa.
Dalam program itu, sejumlah layanan cukup diakses di tingkat desa, bahkan secara mandiri melalui mesin yang disiapkan di kantor desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Banyuwangi bisa menjadi model, menjadi praktik terbaik untuk dari lain. Banyuwangi terus berinovasi, saya sudah dengar berbagai inovasinya. Tradisi inovasinya terjaga. Saya akan minta daerah lain meniru. Saya saja ingin belajar," ujar Mendagri Tito usai mengunjungi layanan Smart Kampung Desa Sukojati, Banyuwangi, Jumat.
Ia mengaku kedatangannya ke Bumi Blambangan tidak lain untuk menjawab rasa penasaran tentang berbagai inovasi dan keberhasilan kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Mendagri terkejut dengan sistem layanan publik Smart Kampung yang ada di desa Banyuwangi. Bahkan, ia mengaku kalah dari kepala desa di Banyuwangi dalam mengakses berbagai sistem layanan publik.
"Jujur saya katakan, selama ini saya penasaran dengan Banyuwangi. Tiap lomba pelayanan publik di kementerian, Banyuwangi selalu menang. Jadi, saya putuskan untuk datang langsung ke sini," tutur mantan Kapolri itu.
Tito Karnavian mengapresiasi layanan Smart Kampung desa di Banyuwangi. Sistem pelayanan publik di tingkat desa yang dikembangkan Banyuwangi dengan sentuhan teknologi informasi.
"Dari sistem pelayanan, saya kaget. Di Kemendagri itu ada sistem Anjungan Dukcapil Mandiri yang mengurus catatan sipil. Tapi di desa di Banyuwangi saya melihat lebih kompleks lagi. Tidak hanya tentang catatan sipil, tapi bisa melayani banyak pelayanan. Bahkan ada puluhan layanan," katanya.
Ini menunjukkan Banyuwangi berhasil mengubah pola pikir dan kinerja SDM pemerintahan hingga tingkat desa.
"Itu tidak mudah, kalau hanya mengubah bangunan mungkin dua bulan selesai. Kalau mengubah SDM itu sulit," ucap Tito.
Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan tradisi inovasi terus diterapkan di Banyuwangi dalam berbagai program pemerintahan.
"Kami hari ini menghadapi situasi yang tidak mudah karena pandemi. Ada tantangan keterbatasan fiskal, maka terus berinovasi adalah kuncinya, sehingga sejak dilantik 26 Februari, berbagai inovasi kami jalankan," tuturnya.
Kepala Desa Sukojati Untung Suripno menjelaskan secara detail program Smart Kampung yang digeber Pemkab Banyuwangi untuk desa-desa.
Dalam program itu, sejumlah layanan cukup diakses di tingkat desa, bahkan secara mandiri melalui mesin yang disiapkan di kantor desa. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021