Tim Penggerak PKK Kota Kediri, Jawa Timur, mengajak warga memanfaatkan pos binaan terpadu (posbindu) penyakit tidak menular untuk mengcek kesehatan demi pencegahan dan deteksi dini dari penyakit tersebut.
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar di Kediri, Kamis, mengemukakan posbindu penyakit tidak menular (PTM) ini sasarannya warga usia 15 tahun ke atas. Saat ini tren data sudah bergeser dan PTM banyak menyerang remaja serta usia produktif.
"PKK terlibat dalam posbindu karena di posbindu juga yang bertugas kader-kader PKK. Ini diaktifkan kembali setelah satu tahun tidak aktif karena pandemi COVID-19. Posbindu ini sangat bagus dan sangat menarik, karena fokusnya pada pencegahan penyakit tidak menular," katanya.
Bunda Fey, sapaan akrab Ferry Silviana Abu Bakar itu, menambahkan pada posbindu ini akan dilakukan deteksi dini mulai dari screening awal, cek kesehatan umum, dan konsultasi kepada dokter.
Jika dalam pemeriksaan dibutuhkan penanganan lebih lanjut, warga bisa ke puskesmas. Adanya PTM juga perlu diantisipasi selain COVID-19.
"Ada screening awal, cek kesehatan umum, seperti gula darah, kolestrol, dan lingkar perut. Konsultasi bisa langsung dilakukan karena ada dokternya," ujar dia.
Bunda Fey juga mengajak seluruh masyarakat yang berusia 15 tahun ke atas untuk datang ke posbindu di setiap kelurahan. Hal ini sebagai langkah antisipasi penyakit tersebut. Penyakit itu muncul disebabkan gaya hidup warga yang kurang sehat.
"Siapapun masyarakat 15 tahun ke atas bisa langsung datang ke posbindu. Karena mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Saya harap posbindu benar-benar bisa menjadi tempat deteksi dini yang efektif. Tidak perlu jauh ke faskes-faskes tapi bisa tertangani di posbindu," ujar dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengungkapkan posbindu ini biasa dilakukan satu bulan sekali.
Dia mengharapkan warga mulai dari remaja hingga usia produktif bisa datang ke posbindu karena di setiap kelurahan sudah disediakan. Apalagi PTM tidak hanya terjadi pada lansia tetapi juga remaja.
"Pergeseran ini dikarenakan gaya hidup yang kurang sehat. Data riset kesehatan dasar Kemenkes Tahun 2018 menyebutkan hampir sekitar 60 persen penduduk Indonesia tidak mau bergerak atau kurang aktivitas. Kalau kurang aktivitas dan makan banyak otomatis ini akan banyak penyakit yang menumpuk. Maka bisa datang ke posbindu untuk melakukan deteksi dini," katanya.
Pos binaan terpadu PTM ada ada di setiap kelurahan. Kegiatan gerakan serentak sadar Posbindu PTM diaktifkan kembali dilaksanakan di 46 kelurahan di Kota Kediri.
Pemkot Kediri serta PKK juga tetap mengingatkan ancaman pandemi COVID-19 di daerah setempat yang hingga saat ini masih ada.
Hingga Rabu (2/6), di Kota Kediri terdapat 1.411 orang yang telah terkonfirmasi positif COVID-19, terdapat 13 orang yang masih dirawat, 1.254 orang telah sembuh, dan 144 orang meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar di Kediri, Kamis, mengemukakan posbindu penyakit tidak menular (PTM) ini sasarannya warga usia 15 tahun ke atas. Saat ini tren data sudah bergeser dan PTM banyak menyerang remaja serta usia produktif.
"PKK terlibat dalam posbindu karena di posbindu juga yang bertugas kader-kader PKK. Ini diaktifkan kembali setelah satu tahun tidak aktif karena pandemi COVID-19. Posbindu ini sangat bagus dan sangat menarik, karena fokusnya pada pencegahan penyakit tidak menular," katanya.
Bunda Fey, sapaan akrab Ferry Silviana Abu Bakar itu, menambahkan pada posbindu ini akan dilakukan deteksi dini mulai dari screening awal, cek kesehatan umum, dan konsultasi kepada dokter.
Jika dalam pemeriksaan dibutuhkan penanganan lebih lanjut, warga bisa ke puskesmas. Adanya PTM juga perlu diantisipasi selain COVID-19.
"Ada screening awal, cek kesehatan umum, seperti gula darah, kolestrol, dan lingkar perut. Konsultasi bisa langsung dilakukan karena ada dokternya," ujar dia.
Bunda Fey juga mengajak seluruh masyarakat yang berusia 15 tahun ke atas untuk datang ke posbindu di setiap kelurahan. Hal ini sebagai langkah antisipasi penyakit tersebut. Penyakit itu muncul disebabkan gaya hidup warga yang kurang sehat.
"Siapapun masyarakat 15 tahun ke atas bisa langsung datang ke posbindu. Karena mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Saya harap posbindu benar-benar bisa menjadi tempat deteksi dini yang efektif. Tidak perlu jauh ke faskes-faskes tapi bisa tertangani di posbindu," ujar dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengungkapkan posbindu ini biasa dilakukan satu bulan sekali.
Dia mengharapkan warga mulai dari remaja hingga usia produktif bisa datang ke posbindu karena di setiap kelurahan sudah disediakan. Apalagi PTM tidak hanya terjadi pada lansia tetapi juga remaja.
"Pergeseran ini dikarenakan gaya hidup yang kurang sehat. Data riset kesehatan dasar Kemenkes Tahun 2018 menyebutkan hampir sekitar 60 persen penduduk Indonesia tidak mau bergerak atau kurang aktivitas. Kalau kurang aktivitas dan makan banyak otomatis ini akan banyak penyakit yang menumpuk. Maka bisa datang ke posbindu untuk melakukan deteksi dini," katanya.
Pos binaan terpadu PTM ada ada di setiap kelurahan. Kegiatan gerakan serentak sadar Posbindu PTM diaktifkan kembali dilaksanakan di 46 kelurahan di Kota Kediri.
Pemkot Kediri serta PKK juga tetap mengingatkan ancaman pandemi COVID-19 di daerah setempat yang hingga saat ini masih ada.
Hingga Rabu (2/6), di Kota Kediri terdapat 1.411 orang yang telah terkonfirmasi positif COVID-19, terdapat 13 orang yang masih dirawat, 1.254 orang telah sembuh, dan 144 orang meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021