Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) Selamat Pagi Indonesia (SPI) soal kasus dugaan kekerasan seksual terhadap puluhan siswa.

Dewanti mengatakan hingga saat ini pihaknya masih belum bisa bertemu dengan pihak sekolah SPI termasuk para korban yang telah melaporkan dugaan tindakan kekerasan seksual tersebut ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur.

"Sejauh mana kebenarannya, saya belum bisa bertemu dengan siapapun, termasuk dengan korban dan pihak sekolah," kata Dewanti.

Baca juga: Komnas PA lapor Polda Jatim kasus kekerasan seksual puluhan anak di SPI Kota Batu

Dewanti mengaku sudah sempat berkomunikasi dengan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) terkait laporan kejahatan luar biasa yang dilakukan oleh salah seorang pemilik sekolah SPI berinisial JE terhadap puluhan siswa.

Ia menambahkan saat ini berdasarkan informasi yang diterima, korban masih dalam perlindungan sehingga tidak bisa ditemui siapapun. Sementara untuk pihak sekolah menyatakan saat ini tengah melaksanakan kegiatan dinas di luar kota.

"Masih belum bisa ditemui, mudah-mudahan segera bisa dilakukan pertemuan dan melakukan komunikasi," kata Dewanti.

Baca juga: Polda Jatim selidiki dugaan kekerasan seksual puluhan siswa SPI Kota Batu

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), pada Sabtu (29/5) melaporkan temuan adanya dugaan kejahatan luar biasa kepada Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur. Kekerasan itu diduga dilakukan oleh pemilik sekolah SPI di Kota Batu.

Pemilik sekolah tersebut, dituding melakukan kekerasan seksual, fisik, verbal, serta eksploitasi ekonomi terhadap belasan hingga puluhan siswa sekolah SPI Kota Batu.

Baca juga: Kasus dugaan kekerasan seksual anak, pemilik SPI Kota Batu siap ikuti proses hukum

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait melaporkan temuan dugaan kekerasan seksual terhadap siswa sekolah SPI Kota Batu itu kepada Polda Jawa Timur.

Komnas PA mendapatkan laporan pada pekan lalu, dari salah seorang korban. Setelah itu, Komnas PA melakukan tindak lanjut dengan mengumpulkan keterangan lain dari siswa, dan alumni yang tersebar di Indonesia.

Berdasar catatan Komnas PA, setidaknya sudah ada 15 orang siswa yang mengaku menjadi korban kekerasan tersebut. Pada saat melapor ke Polda Jawa Timur, Komnas PA mendampingi tiga orang siswa yang merupakan korban kekerasan tersebut.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021