Eko Sulistyowati memandang Prorgam JKN-KIS adalah salah satu solusi atasi permasalahan kesehatan tanpa memerlukan biaya besar. Dengan iuran paling mahal Rp150.000/bulan/jiwa dapat memberikan jaminan kesehatan tanpa batasan atau plafon bagi Peserta JKN-KIS, bahkan peserta juga dapat memilih besaran iuran lainnya sebesar Rp100.000/bulan/jiwa atau Rp42.000/bulan/jiwa.

“Artinya dengan pilihan biaya segitu, semua fasilitas pelayanan kesehatan bisa didapatkan tanpa ada perbedaan kaya atau miskin. Jadi tidak perlu khawatir dan sekarang hampir semua masyarakat sudah menggunakan JKN,” jelas Sulis, panggilan akrab Eko Sulistyowati.

Sulis merupakan dokter penanggung jawab Klinik Mutiara Sakinah 75 Tulangan Sidoarjo. Dan selama bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sejak tahun 2014, Sulis memandang BPJS Kesehatan memiliki beragam program bagus dalam memberikan pelayanan bagi Peserta JKN-KIS. Salah satunya adalah Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS). Melalui Prolanis, Peserta JKN-KIS yang termasuk sebagai pasien beresiko tinggi seperti Diabates atau Hipertensi dapat memanfaatkan layanan pemeriksaan gratis secara berkala. Selain itu Prolanis juga menjadi wadah komunitas sesama pasien untuk berkumpul mendapatkan informasi dan edukasi lebih lengkap mengenai penanganan penyakit yang diderita.

“Ketika berobat ke faskes mungkin kondisi tidak memungkinkan sehingga mungkin informasi yang didapat kurang, bisa tersalurkan melalui Prolanis. Sebagai pasien juga lebih enak karena info dan pengetahuannya bertambah. Pasien juga senang sekali. Kalau dulu kan belum ada,” tambahnya.

Sulis pun mengakui bahwa dengan adanya JKN-KIS, justru membawa efek positif bagi aksesbilitas pelayanan kesehatan masyarakat. Masyarakat saat ini dibanding dulu, lebih proaktif mengakses layanan kesehatan di faskes terdekat. Dulu masyarakat lebih memilih menunggu kronis baru datang ke faskes, hal tersebut didasari dengan adanya kendala biaya.

“Sedangkan masyarakat sekarang, nyeri telan sedikit sudah konsul ke faskes. Dan ini bagus, artinya penyakit-penyakit yang kadang tanpa keluhan awal seperti diabetes atau hipertensi bisa ditangani lebih awal. Proses evaluasi pasien, kapan pasien dirujuk atau kapan pasien bisa dirawat sendiri lebih awal diketahui,” terang Sulis lebih lanjut.

Maka dari itu besar harapan Sulis Program JKN-KIS dapat terus berjalan dalam memberikan jaminan pembiayaan layanan kesehatan bagi masyarakat. Sulis juga berharap sosialisasi mengenai Program JKN-KIS dilakukan lebih intens untuk meminimalisir anggapan yang kurang tepat mengenai Program JKN-KIS maupun tentang pelayanan kesehatan bagi Peserta JKN-KIS di fasilitas kesehatan.

“Program ini harus tetap dilanjutkan. Dulu mikirnya KIS hanya untuk yang kurang mampu, tapi sekarang semua butuh jaminan kesehatan. Dan proses edukasi merupakan tugas kita bersama. JKN itu dari pemerintah untuk kita semua,” tutup Sulis. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021