Keyakinan yang kuat dan doa yang setiap hari dipanjatkan oleh Sumiyati (41) warga Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur membuahkan hasil.
Awal mula cerita wanita yang akrab disapa Bu Sum itu mengidap penyakit kanker kulit yang membutuhkan perawatan berkelanjutan dan kanker kulit merupakan jenis kanker yang tumbuh di jaringan kulit.
Kondisi itu ditandai dengan perubahan pada kulit seperti munculnya benjolan, bercak, atau tahi lalat dengan bentuk dan ukuran yang tidak normal.
Kanker kulit disebabkan oleh perubahan atau mutasi genetik pada sel kulit. Penyebab perubahan itu sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga akibat paparan sinar matahari yang berlebihan.
"Saya sebelumnya berobat dari rumah saja karena saya kira itu sakit kulit biasa, tapi lama kelamaan kok ada yang janggal dari kulit saya ini dan akhirnya saya bawa ke rumah sakit dan ternyata disampaikan oleh dokter saya menderita kanker kulit," kata Sumiyati.
Memang sudah hampir lebih dari dua bulan Bu Sum melakukan pengobatan jalan agar penyakitnya segera sembuh, akan tetapi belum mendapatkan hasil sesuai harapan, sampai akhirnya BPJS Kesehatan hadir dalam hidupnya.
"Hati saya hancur saat itu, bingung, takut karena saya tidak mengerti apa itu kanker kulit, hanya tangisanlah yang bisa saya lakukan," katanya.
Sumiyati sendiri merupakan seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya di rumah dan suaminya yang bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Tidak pernah terpikir oleh Sumiati sebelumnya jika dirinya harus menderita penyakit yang tidak pernah ia bayangkan. Berkat keyakinannya untuk sembuh dan doa siang malam yang ia panjatkan mukjizat itu akhirnya datang.
"Setelah beberapa minggu saya melakukan kontrol kembali ke rumah sakit karena kulit saya semakin bertambah parah," katanya.
Pada saat itu disampaikan oleh dokter bahwa penyakitnya harus segera dioperasi, sehingga hancur bukan kepalang hatinya karena ia berpikir dapat biaya darimana untuk melakukan operasi tersebut.
Sambil duduk di teras depan rumahnya wanita berhijab itu sempat terperangah karena mengetahui bahwa seluruh biaya berobat yang ia lihat tidak harus dibayar dari kantongnya.
"Tuhan itu tidak tidur, perawat itu menyampaikan jika saya akan segera dioperasi tanpa harus mengeluarkan biaya sendiri dan terjawablah atas semua doa saya selama ini," kata Sumiati sambil matanya berkaca-kaca.
Operasi yang dilakukan Sumiyati saat itu berjalan lancar dan hampir tanpa hambatan, mulai dari persiapan operasi sampai dengan selesai semuanya berjalan normal. Bagi Sumiyati BPJS Kesehatan adalah pahlawan keluarganya, karena telah membantu semua pengobatannya sampai sembuh saat ini.
"BPJS Kesehatan adalah pahlawan bagi keluarga kami, saya mendapatkan kartu JKN-KIS, mendapatkan pengobatan gratis, semuanya berjalan lancar tanpa dibeda-bedakan antara pasien umum dan BPJS Kesehatan, bahkan kini saat kontrol gratis," ujarnya.
Ia berharap masyarakat Indonesia agar peduli dengan kesehatannya sendiri dengan menjaga pola hidup sehat dan tentunya ikut gotong-royong menjadi peserta JKN-KIS agar program ini tetap berlangsung demi Indonesia yang lebih sehat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Awal mula cerita wanita yang akrab disapa Bu Sum itu mengidap penyakit kanker kulit yang membutuhkan perawatan berkelanjutan dan kanker kulit merupakan jenis kanker yang tumbuh di jaringan kulit.
Kondisi itu ditandai dengan perubahan pada kulit seperti munculnya benjolan, bercak, atau tahi lalat dengan bentuk dan ukuran yang tidak normal.
Kanker kulit disebabkan oleh perubahan atau mutasi genetik pada sel kulit. Penyebab perubahan itu sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga akibat paparan sinar matahari yang berlebihan.
"Saya sebelumnya berobat dari rumah saja karena saya kira itu sakit kulit biasa, tapi lama kelamaan kok ada yang janggal dari kulit saya ini dan akhirnya saya bawa ke rumah sakit dan ternyata disampaikan oleh dokter saya menderita kanker kulit," kata Sumiyati.
Memang sudah hampir lebih dari dua bulan Bu Sum melakukan pengobatan jalan agar penyakitnya segera sembuh, akan tetapi belum mendapatkan hasil sesuai harapan, sampai akhirnya BPJS Kesehatan hadir dalam hidupnya.
"Hati saya hancur saat itu, bingung, takut karena saya tidak mengerti apa itu kanker kulit, hanya tangisanlah yang bisa saya lakukan," katanya.
Sumiyati sendiri merupakan seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya di rumah dan suaminya yang bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Tidak pernah terpikir oleh Sumiati sebelumnya jika dirinya harus menderita penyakit yang tidak pernah ia bayangkan. Berkat keyakinannya untuk sembuh dan doa siang malam yang ia panjatkan mukjizat itu akhirnya datang.
"Setelah beberapa minggu saya melakukan kontrol kembali ke rumah sakit karena kulit saya semakin bertambah parah," katanya.
Pada saat itu disampaikan oleh dokter bahwa penyakitnya harus segera dioperasi, sehingga hancur bukan kepalang hatinya karena ia berpikir dapat biaya darimana untuk melakukan operasi tersebut.
Sambil duduk di teras depan rumahnya wanita berhijab itu sempat terperangah karena mengetahui bahwa seluruh biaya berobat yang ia lihat tidak harus dibayar dari kantongnya.
"Tuhan itu tidak tidur, perawat itu menyampaikan jika saya akan segera dioperasi tanpa harus mengeluarkan biaya sendiri dan terjawablah atas semua doa saya selama ini," kata Sumiati sambil matanya berkaca-kaca.
Operasi yang dilakukan Sumiyati saat itu berjalan lancar dan hampir tanpa hambatan, mulai dari persiapan operasi sampai dengan selesai semuanya berjalan normal. Bagi Sumiyati BPJS Kesehatan adalah pahlawan keluarganya, karena telah membantu semua pengobatannya sampai sembuh saat ini.
"BPJS Kesehatan adalah pahlawan bagi keluarga kami, saya mendapatkan kartu JKN-KIS, mendapatkan pengobatan gratis, semuanya berjalan lancar tanpa dibeda-bedakan antara pasien umum dan BPJS Kesehatan, bahkan kini saat kontrol gratis," ujarnya.
Ia berharap masyarakat Indonesia agar peduli dengan kesehatannya sendiri dengan menjaga pola hidup sehat dan tentunya ikut gotong-royong menjadi peserta JKN-KIS agar program ini tetap berlangsung demi Indonesia yang lebih sehat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021