Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan peninjauan lapang secara daring di Kota Kediri, sebagai langkah Kota Kediri, Jawa Timur, untuk mewujudkan gerakan menuju 100 Smart City.

Tim melakukan peninjauan ke beberapa titik yang masuk. Dari enam pilar, ada lima pilar yang ditinjau secara daring oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.  

Adapun lima pilar tersebut meliputi Smart Economy, Smart Branding, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment. Dari masing-masing pilar terdapat beberapa program yang diunggulkan. 

Untuk Smart Economy, program-program untuk mendorong pertumbuhan ekonomi seperti UMKM go to marketplace, fasiltas kemudahan akses modal kerja, bansos, padat karya, kartu sahabat dan lainnya. Pada peninjauan ini Pemkot Kediri memilih beberapa respon dari koperasi dan UMKM di Kota Kediri yang sudah merasakan dampak dari salah satu program yaitu Kurnia (Kredit Usaha Melayani Warga).

Salah satunya adalah Defan Premadita. Pengusaha bidang kuliner ini mengungkapkan bahwa dengan program Kurnia ia bisa mendapatkan bantuan pengembangan usaha. 

"Alhamdulillah adanya program Kurnia ini sangat membantu, apalagi ditengah pandemi seperti sekarang. Usaha saya sempat merugi hingga 80 persen, tapi dengan bantuan Kurnia saya bisa meningkatkan omzet bahkan bisa menambah outlet," katanya menjawab pertanyaan dari Hary Febriansyah, Fasilitator Smart City Kemenkominfo, Rabu.

Kedua, Pilar Smart Society. Kota Kediri juga membuat program English Massive, Quran Massive, Si Jamal, Genibudujari, posko isolasi mandiri, dan lainnya. Pada tinjau lapang kali ini program unggulan yang ditampilkan adalah English Massive di rusunawa Kota Kediri.

Pilar ketiga, Smart Environment. Kota Kediri membuat Perwali tentang pengendalian penggunaan wadah plastik untuk mengurangi sampah plastik yang susah diuraikan, membuat TPA regional, bank sampah dan sebagainya. Bank Sampah Hijau Daun Kelurahan Bujel ditunjuk menjadi perwakilan untuk ditampilkan pada tinjau lapang ini. 

Pendiri Bank Sampah Hijau Daun, Endang Pratiwi menjelaskan bahwa pendirian bank sampah ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan cara menukarkan sampah yang semula hanya dibuang secara cuma-cuma di sembarang tempat menjadi rupiah yang bisa membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat. 

"Sampah rumah tangga yang kami dapat akan didaur ulang menjadi tas, tikar, sandal dan benda-benda lain yang bernilai jual," kata Endang saat sesi tanya jawab tinjau lapang.

Endang juga menjelaskan bahwa di Bank Sampah Hijau Daun, juga didirikan sekolah alam dengan pembayaran melalui media bank sampah, menggunakan sampah daur ulang.

Pilar keempat Smart Living. Kota Kediri membuat program untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti gemakiba, angkutan gratis, bus sekolah, aktivitas ruang terbuka hijau, kampanye gemarikan, senam ibu hamil dan masih banyak lagi. 

Home Care RSUD Gambiran Kota Kediri menjadi program unggulan yang ditampilkan. Melalui home care, Pemerintah Kota Kediri melalui RSUD Kota Kediri dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sasaran bagi pasien yang tidak bisa datang ke rumah sakit.

Dan pilar terakhir Smart Branding. Kota Kediri membuat kegiatan menarik untuk mengenalkan kota seperti Dhoho Street Fashion, musik virtual dan lainnya serta membuat program kampung keren, jamu dan kampung tenun. 

Salah satu program unggulan yang ditunjuk pada peninjauan kali ini adalah inovasi Prodamas di RT 6 RW 2 Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri. Semua pilar tersebut masing-masing memiliki perannya masing-masing dan saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.

Dalam kegiatan ini, turut hadir Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri Apip Permana, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Herwin Zakiyah, Tim Smart City Kota Kediri, serta OPD terkait yang join melalui Aplikasi Zoom. (*)
 
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021