Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, menjemput pekerja migran Indonesia asal daerah setempat yang telah selesai menjalani masa karantina di Surabaya, setelah mereka tiba di Tanah Air dari negara tempatnya bekerja, karena habis masa kontrak.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Madiun Agus Mursidi di Madiun, Jumat, mengatakan jumlah pekerja migran yang dijemput ada dua orang. Penjemputan dilakukan oleh petugas dinas untuk kemudian dilakukan karantina kembali di asrama haji setelah tiba di Kota Madiun.

"Jadi, prosedurnya memang seperti itu. Setiap pekerja migran Indonesia harus menjalani karantina terlebih dahulu, sebelum akhirnya kembali ke keluarga," ujarnya.

Menurut ia, kedua buruh migran asal Kota Madiun yang habis masa kontrak dan pulang tersebut berjenis kelamin perempuan. Mereka adalah warga Kelurahan Nambangan Kidul dan Manisrejo.

Keduanya sudah menjalani karantina selama tiga hari di Surabaya. Kemudian, pihaknya langsung melakukan penjemputan pada Jumat (30/4) ini begitu masa karantina selesai.

"Sesuai hasil rapat kemarin, selesai karantina di Surabaya selesai, kami jemput untuk kemudian kami antarkan ke asrama haji. Di sini juga akan dilakukan karantina dan pemeriksaan swab. Saat dinyatakan sudah baik, baru boleh pulang ke keluarga," katanya.

Ia menjelaskan, prosedur tersebut bukan tanpa alasan. Salah satunya, untuk menekan kasus COVID-19 varian baru dari luar negeri. Kedua buruh migran tersebut sebelumnya bekerja di Taiwan dan Singapura.

Agus menyebut pengetatan tersebut sebagai bentuk kehati-hatian agar COVID-19 varian baru tidak masuk ke Indonesia.

Ia menambahkan, sebelumnya telah ada satu buruh migran yang menjalani masa isolasi atau karantina terlebih dahulu di Asrama Haji Kota Madiun. Setelah menjalani karantina beberapa hari dan hasil tes swab dinyatakan negatif, yang bersangkutan diperbolehkan pulang.

Sementara sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Jumat (30/4) mencapai 2.249 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2.037 orang di antaranya telah sembuh, 26 orang lainnya masih dalam perawatan, 38 orang isolasi mandiri, dan 148 orang meninggal dunia.

Tambahan kasus per Jumat (30/4), konfirmasi baru sebanyak delapan orang, sembuh 21 orang dan meninggal dunia nihil.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021