Sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) mitra BPJS Kesehatan, dr Mustadhim selalu memperhatikan kesehatan para pasiennya termasuk melakukan persuasi agar pasien mendapatkan pengobatan maksimal. 

Sebagai tenaga kesehatan, dr Mustadhim piawai menjalankan upaya promotif kesehatan. Terlebih lagi pengalaman bertugas di puskesmas hingga 23 tahun membuatnya mengerti bagaimana melayani pasien. Edukasi dan persuasi yang dilakukannya selama ini ternyata membuahkan hasil cemerlang, sampai-sampai pasien langganannya tidak mau dirujuk karena puas dengan layanan yang diberikan.
 
"Uniknya di tempat praktik saya ini lebih banyak pasien rujuk balik-nya dibandingkan yang minta dirujuk keluar. Pasien malah meminta diupayakan dikelola di sini, jarang yang meminta dirujuk. Kebanyakan mereka itu pasien kronis langganan," kata dr Mustadhim di Kediri, Senin. 

dr Mustadhim mengungkapkan mayoritas pasien rujuk baliknya adalah penderita diabetes melitus dan hipertensi. 

Pasien rujuk balik merupakan pasien penderita penyakit kronis yang dirujuk balik ke FKTP setelah kondisinya dinyatakan stabil oleh dokter spesialis. Tujuan dari program ini adalah agar pasien dapat dikelola secara komprehensif (mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif).  

"Beberapa pasien awalnya ragu mengikuti program rujuk balik (PRB). Setelah diyakinkan dan dijalani, justru mereka yang semangat untuk menjalani. Obat yang diberikan sama dengan yang diamanatkan oleh dokter spesialis tapi layanannya lebih cepat karena di apotek. Mereka senang, terlebih lagi masa pandemi ini banyak yang menghindari kontak dengan rumah sakit," kata dr Mustadhim yang lulusan Universitas Airlangga pada tahun 1997 ini. 

Lebih lanjut dr. Mustadhim menjelaskan bahwa penyakit kronis adalah gangguan kesehatan yang berlangsung lama. Kebanyakan penyakit kronis disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat dan tidak disadari keberadaannya hingga kondisinya terlanjur parah. 

Meskipun gangguan awalnya tampak ringan, penyakit kronis dapat menyebabkan komplikasi bila tidak dikontrol. Komplikasi yang dimaksud antara lain adalah gagal ginjal, penyakit jantung, stroke, liver, dan lain sebagainya.

Untuk itu, ia selalu menganjurkan pada pasiennya untuk menerapkan gaya hidup sehat. Ia rajin memberitahu berbagai hal untuk mengantisipasi penyakit pasien bertambah parah.  Setelah kualitas hidup terjaga tentunya diharapkan bisa terhindar dari komplikasi penyakit kronis.

"Terapkanlah gaya hidup sehat agar terjauh dari penyakit kronis. Bilapun terlanjur terkena diabetes atau hipertensi ya jangan diremehkan. Terkontrol-lah agar tidak menuju komplikasi. Konsumsilah obat dan nutrisi secara tepat sesuai anjuran dokter agar kondisi stabil. Diabetes dan hipertensi tidak dapat disembuhkan secara total, namun bisa dijaga kestabilannya agar kualitas hidup terjaga," kata dr Mustadhim.  (*)

 
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021