Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar melakukan inspeksi ke sejumlah sekolah di wilayah itu guna memastikan kesiapan sekolah sebelum pembelajaran tatap muka terbatas diselenggarakan di kota ini.

"Saya sudah melihat protokol kesehatan yang disiapkan dari sekolah-sekolah yang kita tunjuk untuk melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas. Dan saya juga ingin mengingatkan bahwa pembelajaran tatap muka ini tidak wajib diikuti oleh semua siswa," katanya di Kediri, Jumat.

Pihaknya mengunjungi SMPN 5 dan SDN Ngronggo 3 Kota Kediri untuk memantau  persiapan penerapan protokol kesehatan di sekolah, termasuk masuk kelas untuk melihat penataan bangku serta mengecek ketersediaan tempat cuci tangan dan cairan pembersih tangan.

Ia juga mengajak para guru menyamakan persepsi terkait dengan protokol kesehatan yang harus diterapkan di sekolah pembukaan pembelajaran tatap muka terbatas.

"Yang perlu disiapkan salah satunya, yaitu air mengalir dan sabun. Ajari terus siswa-siswinya agar setiap masuk harus cuci tangan. Guru juga wajib menggunakan masker, dipakai dengan benar dan jika memakai masker kain harus tiga lapis. Karena yang bisa melindungi dan paling besar nilainya adalah kalau kita sama-sama menggunakan masker," ujarnya.

Ia menekankan selain pembelajaran luring, sekolah juga menyiapkan pembelajaran secara daring.

Pihaknya akan terus memantau dan mengevaluasi uji coba pembelajaran tatap muka.

"Walaupun offline tapi nanti wajib menyediakan sarana daring juga. Jadi boleh masuk ataupun tidak masuk. Tugas kita adalah meminimalisir risiko yang akan terjadi. Saya mohon guru nanti ketika mulai, guru harus siap di depan semua untuk melihat dan mengevaluasi kira-kira apa yang kurang. Nanti per pekan akan kita evaluasi karena risikonya ini adalah anak-anak. Masih ada waktu, harus betul-betul kita manfaatkan untuk mengecek mana yang paling efektif dan efisien itu nanti yang akan kita gunakan," ujar dia.

Ia juga mengingatkan seluruh orang tua murid bahwa pembelajaran secara tatap muka ini tidak diwajibkan, namun tetap memperhatikan kesediaan dari para orang tua.

"Kalaupun ada wali murid yang tidak setuju dengan pembelajaran tatap muka ini, nanti setiap sekolahan akan menyediakan pembelajaran secara daring. Walaupun ini dibuka secara luring, tapi daringnya juga tetap terbuka," kata dia.

Mas Abu, sapaan akrabnya itu, juga meminta para orang tua menyediakan fasilitas-fasilitas protokol kesehatan untuk putra-putrinya bersekolah.

"Saya mohon disediakan cairan pembersih tangan untuk anak-anak kita. Jadi kalau tempat cuci tangannya ramai, bisa pakai 'handsanitaizer' dan menggunakan masker dengan benar. Kalau dari kain harus tiga lapis dan setiap hari dicuci atau sediakan beberapa masker. Jadi itu bukan tanggung jawab sekolah saja, tapi juga tanggung jawab wali murid. Dari sekolah juga sudah disiapkan supaya mereka tidak berkerumun. Dan di sekolah juga tidak ada jam istirahatnya. Jadi masuk setelah itu pulang. Tidak perlu makan dan minum di sekolahan," kata dia.

Pemerintah Kota Kediri telah menunjuk 36 sekolah yang terdiri atas SD maupun SMP untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas yang rencananya dimulai pada 26 April hingga 8 Mei 2021.

Dalam praktiknya, proses kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan selama dua jam. Selain itu, guru wajib berada di kelas untuk memantau kegiatan siswa dan tidak diperbolehkan merangkap kelas yang lain. Selama uji coba, jumlah siswa di kelas dibatasi maksimal 25 persen dari kapasitas atau maksimal 18 anak per kelompok pembelajaran tatap muka.

 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021