Andi Nurcholis jurnalis Jawa Pos TV (JTV) secara resmi melaporkan dua orang pengawal khusus Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP RI) Sakti Wahyu Trenggono ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Situbondo, Jawa Timur, Selasa (16/3) malam, karena dinilai telah melecehkan profesi wartawan.
"Setelah menyampaikan kronologi insiden perlakuan kasar pengawal menteri kemarin, saya dapat petunjuk dari Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda, untuk melaporkan ke polisi" kata Andi Nurcholis di Situbondo, Rabu, didampingi salah seorang pengurus IJTI Tapal Kuda serta sejumlah wartawan lainnya.
Sementara itu, Ketua IJTI Tapal Kuda, Tomy Iskandar sangat menyesalkan sikap arogan pengawal Menteri Kelautan dan Perikanan. Karena, tindakan yang semestinya tidak perlu terjadi itu menghalangi tugas wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistik. "Kami mengutuk keras tindakan arogan oknum pengawal Menteri KP RI. Ini jelas melecehkan profesi jurnalis," ucapnya.
Ia menambahkan, sikap arogansi oknum pengawal Menteri KKP juga dinilai mengancam kebebasan pers, sesuai dengan yang diamanatkan Undang Undang Nomor 40 Tahun1999. "Kami, kepada Menteri Sakti Wahyu Trenggono, untuk menindak tegas oknum pengawalnya, karena tindakannya mencederai dan melecehkan profesi wartawan," katanya.
Andi Nurcholis mendapat perlakuan kasar dari dua orang pengawal khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat meliput kunjungan kerja menteri di lokasi budi daya udang vaname di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo. Jurnalis JTV itu didorong dan dihardik oleh dua orang pengawal Menteri Kelautan dan Perikanan ketika mengambil gambar Menteri Sakti Wahyu Trenggono yang tiba di lokasi budi daya udang vaname.
Tindakan arogan pengawal Menteri Sakti Trenggono itu bermula saat sejumlah wartawan yang bertugas di wilayah Situbondo mengambil gambar video maupun foto dari sisi samping kiri-kanan ketika Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo Nono Hartanto memaparkan budi daya udang vaname.
Namun, tidak lama kemudian, seorang pengawal menteri itu meminta sejumlah wartawan di sisi kanan agar mundur, yang kemudian terjadilah sikap arogan pengawal menteri dengan mendorong dan menghardik jurnalis televisi tersebut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono enggan berkomentar saat sejumlah wartawan berusaha mengklarifikasi sikap arogan yang dilakukan oleh pengawalnya. Bahkan, tanpa menghiraukan para awak media, Menteri Sakti Wahyu Trenggono bergegas masuk ke mobil. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Setelah menyampaikan kronologi insiden perlakuan kasar pengawal menteri kemarin, saya dapat petunjuk dari Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda, untuk melaporkan ke polisi" kata Andi Nurcholis di Situbondo, Rabu, didampingi salah seorang pengurus IJTI Tapal Kuda serta sejumlah wartawan lainnya.
Sementara itu, Ketua IJTI Tapal Kuda, Tomy Iskandar sangat menyesalkan sikap arogan pengawal Menteri Kelautan dan Perikanan. Karena, tindakan yang semestinya tidak perlu terjadi itu menghalangi tugas wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistik. "Kami mengutuk keras tindakan arogan oknum pengawal Menteri KP RI. Ini jelas melecehkan profesi jurnalis," ucapnya.
Ia menambahkan, sikap arogansi oknum pengawal Menteri KKP juga dinilai mengancam kebebasan pers, sesuai dengan yang diamanatkan Undang Undang Nomor 40 Tahun1999. "Kami, kepada Menteri Sakti Wahyu Trenggono, untuk menindak tegas oknum pengawalnya, karena tindakannya mencederai dan melecehkan profesi wartawan," katanya.
Andi Nurcholis mendapat perlakuan kasar dari dua orang pengawal khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat meliput kunjungan kerja menteri di lokasi budi daya udang vaname di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo. Jurnalis JTV itu didorong dan dihardik oleh dua orang pengawal Menteri Kelautan dan Perikanan ketika mengambil gambar Menteri Sakti Wahyu Trenggono yang tiba di lokasi budi daya udang vaname.
Tindakan arogan pengawal Menteri Sakti Trenggono itu bermula saat sejumlah wartawan yang bertugas di wilayah Situbondo mengambil gambar video maupun foto dari sisi samping kiri-kanan ketika Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo Nono Hartanto memaparkan budi daya udang vaname.
Namun, tidak lama kemudian, seorang pengawal menteri itu meminta sejumlah wartawan di sisi kanan agar mundur, yang kemudian terjadilah sikap arogan pengawal menteri dengan mendorong dan menghardik jurnalis televisi tersebut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono enggan berkomentar saat sejumlah wartawan berusaha mengklarifikasi sikap arogan yang dilakukan oleh pengawalnya. Bahkan, tanpa menghiraukan para awak media, Menteri Sakti Wahyu Trenggono bergegas masuk ke mobil. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021