Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pemerintah daerah perlu melakukan normalisasi sungai untuk mengatasi bencana hidrometeorologi berupa banjir.
"Fenomena banjir memang menjadi bencana hidrometeorologi seluruh Indonesia, namun ada hal yang harus dilakukan, yakni berdasarkan evaluasi perlu normalisasi sungai dengan pengerukan sedimentasi," katanya saat mengunjungi korban banjir di Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Selasa.
Baca juga: Sebanyak 143 rumah di Jember terendam banjir, termasuk rumah Bupati Hendy Siswanto
Menurut dia, banyak pekerjaan yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi banjir, salah satunya pengerukan sedimentasi sungai-sungai di Jawa Timur, termasuk sungai di Kabupaten Jember.
"Tadi Pak Bupati bilang butuh eskavator untuk mengeruk sedimentasi. Kalau hanya eskavator, Pemprov Jatim bisa segera mengirimnya ke Jember, namun bukan berarti persoalan itu selesai," tuturnya.
Baca juga: Pakar Unej ungkap penyebab banjir di Jember
Selain itu, lanjut dia, butuh plengsengan sebagai tanggul sungai agar tidak terjadi banjir, sehingga tim teknis Pemkab Jember bisa berkoordinasi dengan Pemprov Jatim terkait hal tersebut.
Khofifah didampingi Bupati Jember Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Jember M. Balya Firjaun Barlaman saat meninjau rumah warga yang terdampak banjir luapan sungai beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jember kembali diterjang banjir, 2.138 jiwa terdampak bencana
Mantan Menteri Sosial itu juga memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir di Jalan Nusa Indah, Lingkungan Krajan, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang.
Sebelumnya Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan perlu dilakukan pengerukan sedimentasi sungai yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir akibat pendangkalan sungai.
"Memang perlu dilakukan pengerukan sungai agar tidak terjadi pendangkalan karena ada dua sungai besar di Jember yang perlu mendapat perhatian yakni Sungai Jompo dan Sungai Bedadung. Kondisi kedua sungai memprihatinkan banyak sedimentasi," katanya.
Banjir menerjang Kabupaten Jember pada Jumat (26/2) malam akibat debit sungai yang meningkat yakni Sungai Jompo, Sungai Dinoyo, dan Sungai Petung hingga meluap ke permukiman warga, menggenangi sejumlah fasilitas umum, bahkan sampai memutuskan jembatan.
Total 155 rumah yang terendam banjir, empat fasilitas ibadah, satu rumah rusak sedang, satu rumah rusak ringan dan satu jembatan sementara rusak berat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Fenomena banjir memang menjadi bencana hidrometeorologi seluruh Indonesia, namun ada hal yang harus dilakukan, yakni berdasarkan evaluasi perlu normalisasi sungai dengan pengerukan sedimentasi," katanya saat mengunjungi korban banjir di Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Selasa.
Baca juga: Sebanyak 143 rumah di Jember terendam banjir, termasuk rumah Bupati Hendy Siswanto
Menurut dia, banyak pekerjaan yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi banjir, salah satunya pengerukan sedimentasi sungai-sungai di Jawa Timur, termasuk sungai di Kabupaten Jember.
"Tadi Pak Bupati bilang butuh eskavator untuk mengeruk sedimentasi. Kalau hanya eskavator, Pemprov Jatim bisa segera mengirimnya ke Jember, namun bukan berarti persoalan itu selesai," tuturnya.
Baca juga: Pakar Unej ungkap penyebab banjir di Jember
Selain itu, lanjut dia, butuh plengsengan sebagai tanggul sungai agar tidak terjadi banjir, sehingga tim teknis Pemkab Jember bisa berkoordinasi dengan Pemprov Jatim terkait hal tersebut.
Khofifah didampingi Bupati Jember Hendy Siswanto dan Wakil Bupati Jember M. Balya Firjaun Barlaman saat meninjau rumah warga yang terdampak banjir luapan sungai beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jember kembali diterjang banjir, 2.138 jiwa terdampak bencana
Mantan Menteri Sosial itu juga memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir di Jalan Nusa Indah, Lingkungan Krajan, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang.
Sebelumnya Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan perlu dilakukan pengerukan sedimentasi sungai yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir akibat pendangkalan sungai.
"Memang perlu dilakukan pengerukan sungai agar tidak terjadi pendangkalan karena ada dua sungai besar di Jember yang perlu mendapat perhatian yakni Sungai Jompo dan Sungai Bedadung. Kondisi kedua sungai memprihatinkan banyak sedimentasi," katanya.
Banjir menerjang Kabupaten Jember pada Jumat (26/2) malam akibat debit sungai yang meningkat yakni Sungai Jompo, Sungai Dinoyo, dan Sungai Petung hingga meluap ke permukiman warga, menggenangi sejumlah fasilitas umum, bahkan sampai memutuskan jembatan.
Total 155 rumah yang terendam banjir, empat fasilitas ibadah, satu rumah rusak sedang, satu rumah rusak ringan dan satu jembatan sementara rusak berat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021