Sekolah yang berada di bawah Yayasan Lembaga Pendidikan Perjuangan Islam Bustanul Ulum (IBU) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin, mulai melakukan pembelajaran tatap muka.
"Kami sudah melakukan berbagai tahapan sebelum memulai pembelajaran tatap muka, sehingga berbagai persiapan sudah dilakukan dengan matang," Pengasuh Yayasan IBU, M. Hafidi Cholish di Jember, Senin.
Ia menjelaskan rapat dengan orang tua siswa dengan melibatkan tokoh masyarakat sudah dilakukan yang hasil keputusannya semuanya sepakat dilakukan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan secara ketat yang harus dipatuhi semuanya.
"Kami juga sudah melakukan tes cepat dan swab antigen untuk seluruh siswa dan guru yang akan memuai pembelajaran tatap muka dengan mendatangkan tenaga kesehatan Puskesmas Pakusari dan dokter Klinik Bhakti Pratama Mayang," katanya.
Berdasarkan data, ada 170 siswa dan 30 guru SMP IBU yang menjalani tes cepat dan sebanyak sebelas orang reaktif, namun setelah dilakukan swab antigen menunjukkan hasil negatif.
Sementara untuk siswa SMK tercatat sebanyak 772 siswa dan 78 orang pengajar yang menjalani tes cepat dan sebanyak 38 orang di antaranya mendapatkan hasil reaktif, namun hasil swab antigen mereka dinyatakan negatif.
Selain itu, lanjut dia, pihak yayasan juga mengecek sarana angkutan siswa antar jemput yang sudah disiapkan sesuai dengan protokol kesehatan dengan meminta saran kepada Satgas Penanganan COVID-19.
"Janji Bupati Jember Hendy Siswanto yang berencana membuka sekolah tatap muka pada awal Maret 2021 sudah kami laksanakan sebagai bukti komitmen yayasan kepada masyarakat Jember, terutama keluarga besar lembaga pendidikan IBU Pakusari," katanya.
Hafidi menegaskan pihaknya tidak asal-asalan dalam melaksanakan uji coba kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dan seluruh rangkaian tahapan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur.
"Pembelajaran tatap sangat diperlukan khususnya tingkat SMK kelas XII karena mereka wajib melaksanakan UKK ( Uji Kompetensi Khusus) dan juga siswa SMP kelas IX yang akan lulus, sehingga membutuhkan perhatian khusus," ujarnya.
Sementara Kepala SMP IBU Pakusari Jember, Imron Mahbubi mengatakan anak-anak sangat antusias ketika pembelajaran tatap muka dilaksanakan, namun tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
"Ada sebanyak 210 siswa kelas IX yang melakukan pembelajaran tatap muka hari ini dengan menerapkan standar operasional prosedur protokol kesehatan yang sudah ditentukan seperti menggunakan masker dan faceshield," katanya.
Ia menjelaskan setiap ruangan kelas hanya diisi sebanyak 16-18 siswa, padahal sebelumnya satu ruangan berisi 28-36 siswa karena harus menjaga jarak sesuai protokol kesehatan.
"Untuk jam pelajaran juga dibatasi yakni hanya diperbolehkan maksimal tiga jam saja mulai pukul 7.30-10.30 WIB, sehingga kami benar-benar memanfaatkan pembelajaran tatap muka dengan semaksimal mungkin," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Kami sudah melakukan berbagai tahapan sebelum memulai pembelajaran tatap muka, sehingga berbagai persiapan sudah dilakukan dengan matang," Pengasuh Yayasan IBU, M. Hafidi Cholish di Jember, Senin.
Ia menjelaskan rapat dengan orang tua siswa dengan melibatkan tokoh masyarakat sudah dilakukan yang hasil keputusannya semuanya sepakat dilakukan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan secara ketat yang harus dipatuhi semuanya.
"Kami juga sudah melakukan tes cepat dan swab antigen untuk seluruh siswa dan guru yang akan memuai pembelajaran tatap muka dengan mendatangkan tenaga kesehatan Puskesmas Pakusari dan dokter Klinik Bhakti Pratama Mayang," katanya.
Berdasarkan data, ada 170 siswa dan 30 guru SMP IBU yang menjalani tes cepat dan sebanyak sebelas orang reaktif, namun setelah dilakukan swab antigen menunjukkan hasil negatif.
Sementara untuk siswa SMK tercatat sebanyak 772 siswa dan 78 orang pengajar yang menjalani tes cepat dan sebanyak 38 orang di antaranya mendapatkan hasil reaktif, namun hasil swab antigen mereka dinyatakan negatif.
Selain itu, lanjut dia, pihak yayasan juga mengecek sarana angkutan siswa antar jemput yang sudah disiapkan sesuai dengan protokol kesehatan dengan meminta saran kepada Satgas Penanganan COVID-19.
"Janji Bupati Jember Hendy Siswanto yang berencana membuka sekolah tatap muka pada awal Maret 2021 sudah kami laksanakan sebagai bukti komitmen yayasan kepada masyarakat Jember, terutama keluarga besar lembaga pendidikan IBU Pakusari," katanya.
Hafidi menegaskan pihaknya tidak asal-asalan dalam melaksanakan uji coba kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dan seluruh rangkaian tahapan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur.
"Pembelajaran tatap sangat diperlukan khususnya tingkat SMK kelas XII karena mereka wajib melaksanakan UKK ( Uji Kompetensi Khusus) dan juga siswa SMP kelas IX yang akan lulus, sehingga membutuhkan perhatian khusus," ujarnya.
Sementara Kepala SMP IBU Pakusari Jember, Imron Mahbubi mengatakan anak-anak sangat antusias ketika pembelajaran tatap muka dilaksanakan, namun tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
"Ada sebanyak 210 siswa kelas IX yang melakukan pembelajaran tatap muka hari ini dengan menerapkan standar operasional prosedur protokol kesehatan yang sudah ditentukan seperti menggunakan masker dan faceshield," katanya.
Ia menjelaskan setiap ruangan kelas hanya diisi sebanyak 16-18 siswa, padahal sebelumnya satu ruangan berisi 28-36 siswa karena harus menjaga jarak sesuai protokol kesehatan.
"Untuk jam pelajaran juga dibatasi yakni hanya diperbolehkan maksimal tiga jam saja mulai pukul 7.30-10.30 WIB, sehingga kami benar-benar memanfaatkan pembelajaran tatap muka dengan semaksimal mungkin," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021