Ketua Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menerima aspirasi produsen kedelai super PT Tarutama Nusantara (TTN) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
Kunjungan selama masa reses di TTN sebagai dukungan atas keberadaan produsen benih kedelai super milik anak negeri guna terciptanya swasembada kedelai nasional.
Direktur Produksi PT TTN Iryono mengatakan bahwa rekayasa benih kedelai yang dilakukan tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas permasalahan kedelai nasional.
"Dari rekayasa benih yang dilakukan, maka produktivitas benih yang dihasilkan sangat tinggi yakni mencapai 3,2 ton per hektare, sedangkan produktivitas kedelai lokal saat ini hanya 1,2 ton per hektare," katanya.
Pada Musim Tanam II/2020, lanjut dia, demplot percontohan di Kabupaten Jember seluas 10 hektare telah panen pada bulan Juni 2020 dan hasil panen juga telah diujicobakan kepada perajin tempe dan tahu di wilayah setempat.
"Hasilnya mereka mengaku senang karena sesuai dengan yang diharapkan, bahkan hasil tempe-nya lebih bagus dibanding menggunakan kedelai impor," tutur-nya.
Menurutnya, PT TTN juga akan memperluas area tanam benih kedelai kualitas unggul tersebut di demplot yang ada di Malang dan Bondowoso dengan total produksi sekitar 100 ton benih per tahun.
"Kami ingin menjadi bagian dari solusi permasalahan kedelai nasional, sehingga memberikan beberapa contoh kepada Bapak Ketua DPD RI agar benih itu bisa diketahui," ujarnya.
Ia juga berharap benih kedelai super dapat dilihat langsung oleh Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi UMKM karena ketiga kementerian itulah yang mengambil kebijakan.
"Agar kedelai super produksi anak negeri bisa dihargai dan dikembangkan di Indonesia, sehingga mampu mengurangi ketergantungan impor kedelai," ucap-nya.
Pada kesempatan tersebut, Iryono juga menyampaikan sejumlah aspirasi agar keinginan bangsa Indonesia untuk mencapai swasembada kedelai nasional bisa tercapai.
"Pertama mendorong pemerintah bersama pihak terkait untuk dapat bersama-sama menciptakan tata kelola kedelai yang saling sinergi dan memberikan manfaat kepada para pelaku usaha kedelai nasional," katanya.
Ia juga berharap pemerintah memberikan dorongan dan motivasi kepada para petani kedelai di Indonesia agar dapat melakukan budi daya kedelai berdasarkan prinsip good agricultural practices dan membantu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana petani kedelai.
"Pemerintah juga harus mampu memberikan jaminan harga kedelai yang dihasilkan petani dengan harga yang layak agar kedelai dapat dijadikan usaha tani yang menguntungkan," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, kebijakan penetapan harga benih oleh pemerintah yang saat ini ditetapkan sebesar Rp13.400 per kilogram harus ditinjau ulang karena kebijakan itu tidak menarik bagi pengusaha dan penyedia benih kedelai nasional.
"Kami juga berharap pemerintah mampu mendorong pemulia dan pelaku benih nasional untuk berlomba-lomba menciptakan varietas unggul kedelai yang mempunyai produktivitas yang tinggi dan menjadikan PT TTN Jember sebagai mitra pemerintah dalam penyediaan benih unggul kedelai nasional," katanya.
Sementara Ketua DPD LaNyalla mengatakan aspirasi tersebut akan diteruskan ke Komite II DPD dengan Bidang Ketahanan Pangan dan Pertanian, sehingga pemerintah didorong bisa mempercepat proses penanaman varietas kedelai unggul produksi lokal hasil pengembangan dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi).
"Dari varietas itu akan didapatkan kedelai lokal berukuran besar dengan kualitas baik. Komoditas varietas kedelai unggul itu juga akan menegaskan posisi Jawa Timur sebagai salah satu wilayah penghasil kedelai terbesar di Indonesia dan bisa menutupi defisit kedelai," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kunjungan selama masa reses di TTN sebagai dukungan atas keberadaan produsen benih kedelai super milik anak negeri guna terciptanya swasembada kedelai nasional.
Direktur Produksi PT TTN Iryono mengatakan bahwa rekayasa benih kedelai yang dilakukan tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas permasalahan kedelai nasional.
"Dari rekayasa benih yang dilakukan, maka produktivitas benih yang dihasilkan sangat tinggi yakni mencapai 3,2 ton per hektare, sedangkan produktivitas kedelai lokal saat ini hanya 1,2 ton per hektare," katanya.
Pada Musim Tanam II/2020, lanjut dia, demplot percontohan di Kabupaten Jember seluas 10 hektare telah panen pada bulan Juni 2020 dan hasil panen juga telah diujicobakan kepada perajin tempe dan tahu di wilayah setempat.
"Hasilnya mereka mengaku senang karena sesuai dengan yang diharapkan, bahkan hasil tempe-nya lebih bagus dibanding menggunakan kedelai impor," tutur-nya.
Menurutnya, PT TTN juga akan memperluas area tanam benih kedelai kualitas unggul tersebut di demplot yang ada di Malang dan Bondowoso dengan total produksi sekitar 100 ton benih per tahun.
"Kami ingin menjadi bagian dari solusi permasalahan kedelai nasional, sehingga memberikan beberapa contoh kepada Bapak Ketua DPD RI agar benih itu bisa diketahui," ujarnya.
Ia juga berharap benih kedelai super dapat dilihat langsung oleh Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi UMKM karena ketiga kementerian itulah yang mengambil kebijakan.
"Agar kedelai super produksi anak negeri bisa dihargai dan dikembangkan di Indonesia, sehingga mampu mengurangi ketergantungan impor kedelai," ucap-nya.
Pada kesempatan tersebut, Iryono juga menyampaikan sejumlah aspirasi agar keinginan bangsa Indonesia untuk mencapai swasembada kedelai nasional bisa tercapai.
"Pertama mendorong pemerintah bersama pihak terkait untuk dapat bersama-sama menciptakan tata kelola kedelai yang saling sinergi dan memberikan manfaat kepada para pelaku usaha kedelai nasional," katanya.
Ia juga berharap pemerintah memberikan dorongan dan motivasi kepada para petani kedelai di Indonesia agar dapat melakukan budi daya kedelai berdasarkan prinsip good agricultural practices dan membantu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana petani kedelai.
"Pemerintah juga harus mampu memberikan jaminan harga kedelai yang dihasilkan petani dengan harga yang layak agar kedelai dapat dijadikan usaha tani yang menguntungkan," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, kebijakan penetapan harga benih oleh pemerintah yang saat ini ditetapkan sebesar Rp13.400 per kilogram harus ditinjau ulang karena kebijakan itu tidak menarik bagi pengusaha dan penyedia benih kedelai nasional.
"Kami juga berharap pemerintah mampu mendorong pemulia dan pelaku benih nasional untuk berlomba-lomba menciptakan varietas unggul kedelai yang mempunyai produktivitas yang tinggi dan menjadikan PT TTN Jember sebagai mitra pemerintah dalam penyediaan benih unggul kedelai nasional," katanya.
Sementara Ketua DPD LaNyalla mengatakan aspirasi tersebut akan diteruskan ke Komite II DPD dengan Bidang Ketahanan Pangan dan Pertanian, sehingga pemerintah didorong bisa mempercepat proses penanaman varietas kedelai unggul produksi lokal hasil pengembangan dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi).
"Dari varietas itu akan didapatkan kedelai lokal berukuran besar dengan kualitas baik. Komoditas varietas kedelai unggul itu juga akan menegaskan posisi Jawa Timur sebagai salah satu wilayah penghasil kedelai terbesar di Indonesia dan bisa menutupi defisit kedelai," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021