Pelajar dari SMK Global Mandiri, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mampu membuat inovasi mengolah cokelat dengan tambahan bahan baku daun kelor yang ternyata disukai hingga menghasilkan omzet jutaan rupiah per bulan.
Ketua Tim Pelaksana UD Rasa Sayange Kabupaten Kediri Redi Laksono mengatakan inovasi yang dibuat bersama teman-temannya itu berawal pada Oktober 2019. Saat itu, dari sekolah mendapatkan tugas agar siswanya berkreasi membuat produk UMKM.
"Akhirnya memanfaatkan daun kelor yang memang melimpah untuk bahan makanan dan minuman," katanya di Kediri, Rabu.
Ia dengan pelajar lain yang tergabung dalam tim membuat olahan cokelat dengan campuran daun kelor. Setelah uji coba beberapa kali, akhirnya didapatkan produk olahan cokelat yang cukup enak.
Bahkan, kreasi ini juga mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Kediri. "Hingga akhirnya dapat bantuan alat produksi agar bisa berkembang," ujar dia.
Pihaknya bersyukur dengan capaian tersebut. Bahkan, saat ini produksi olahan cokelat tersebut juga telah berkembang pesat. Dari awalnya untuk memenuhi tugas sekolah, hingga akhirnya menjadi kelompok usaha dagang bernama UD Rasa Sayange Kabupaten Kediri.
Redi juga bangga karena produk yang dibuat ini semakin diminati oleh konsumen. Dari pemasaran yang telah dilakukan ternyata minat masyarakat untuk olahan cokelat ini cukup bagus. Apalagi daun kelor selama ini dikenal mempunyai banyak manfaat.
"Daun kelor itu mudah kami cari di sekeliling dan banyak. Daun kelor ini mempunyai banyak manfaat dan khasiat, jadi baik untuk tubuh," ungkap Redi yang juga pelajar di sekolah itu.
Ia menambahkan, dari penjualan produk yang dilakukan selama ini setiap bulannya tidak kurang dari 100 potong cokelat habis terjual ke berbagai daerah di Indonesia.
Usaha cokelat daun kelor itu juga membuat para siswa menjadi lebih produktif, terlebih lagi saat ini di masa pandemi COVID-19. Penghasilan hingga jutaan rupiah juga mampu didapatkan setiap bulannya dengan berjualan cokelat ini.
"Penjualan paling jauh ada di Cikarang Bekasi, Jawa Barat, dan ada juga pesanan di Banyuwangi," kata Redi.
Selain cokelat, juga ada olahan kopi dengan bahan baku tambahan dari daun kelor. Untuk harga jualnya masing-masing Rp5.000.
Ia juga mengakui butuh ketelatenan membuat cemilan menyehatkan ini. Awalnya daun kelor dihaluskan dan dikeringkan hingga menjadi serbuk. Setelah itu, serbuk daun kelor baru bisa dicampur dengan cokelat batang lalu dicetak. Kemudian adonan cokelat tersebut setelah selesai dicetak lalu dikemas dengan rapi.
Pihaknya berharap usaha ini juga semakin besar, sehingga bisa mendapatkan tambahan uang saku dari penjualan olahan cokelat dan kopi dari daun kelor ini. Usaha ini juga membuktikan bahwa pelajar pun juga mampu berkarya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ketua Tim Pelaksana UD Rasa Sayange Kabupaten Kediri Redi Laksono mengatakan inovasi yang dibuat bersama teman-temannya itu berawal pada Oktober 2019. Saat itu, dari sekolah mendapatkan tugas agar siswanya berkreasi membuat produk UMKM.
"Akhirnya memanfaatkan daun kelor yang memang melimpah untuk bahan makanan dan minuman," katanya di Kediri, Rabu.
Ia dengan pelajar lain yang tergabung dalam tim membuat olahan cokelat dengan campuran daun kelor. Setelah uji coba beberapa kali, akhirnya didapatkan produk olahan cokelat yang cukup enak.
Bahkan, kreasi ini juga mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Kediri. "Hingga akhirnya dapat bantuan alat produksi agar bisa berkembang," ujar dia.
Pihaknya bersyukur dengan capaian tersebut. Bahkan, saat ini produksi olahan cokelat tersebut juga telah berkembang pesat. Dari awalnya untuk memenuhi tugas sekolah, hingga akhirnya menjadi kelompok usaha dagang bernama UD Rasa Sayange Kabupaten Kediri.
Redi juga bangga karena produk yang dibuat ini semakin diminati oleh konsumen. Dari pemasaran yang telah dilakukan ternyata minat masyarakat untuk olahan cokelat ini cukup bagus. Apalagi daun kelor selama ini dikenal mempunyai banyak manfaat.
"Daun kelor itu mudah kami cari di sekeliling dan banyak. Daun kelor ini mempunyai banyak manfaat dan khasiat, jadi baik untuk tubuh," ungkap Redi yang juga pelajar di sekolah itu.
Ia menambahkan, dari penjualan produk yang dilakukan selama ini setiap bulannya tidak kurang dari 100 potong cokelat habis terjual ke berbagai daerah di Indonesia.
Usaha cokelat daun kelor itu juga membuat para siswa menjadi lebih produktif, terlebih lagi saat ini di masa pandemi COVID-19. Penghasilan hingga jutaan rupiah juga mampu didapatkan setiap bulannya dengan berjualan cokelat ini.
"Penjualan paling jauh ada di Cikarang Bekasi, Jawa Barat, dan ada juga pesanan di Banyuwangi," kata Redi.
Selain cokelat, juga ada olahan kopi dengan bahan baku tambahan dari daun kelor. Untuk harga jualnya masing-masing Rp5.000.
Ia juga mengakui butuh ketelatenan membuat cemilan menyehatkan ini. Awalnya daun kelor dihaluskan dan dikeringkan hingga menjadi serbuk. Setelah itu, serbuk daun kelor baru bisa dicampur dengan cokelat batang lalu dicetak. Kemudian adonan cokelat tersebut setelah selesai dicetak lalu dikemas dengan rapi.
Pihaknya berharap usaha ini juga semakin besar, sehingga bisa mendapatkan tambahan uang saku dari penjualan olahan cokelat dan kopi dari daun kelor ini. Usaha ini juga membuktikan bahwa pelajar pun juga mampu berkarya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021