Marvel Studios resmi merilis dua episode perdana "WandaVision" secara eksklusif di Disney+ Hotstar, yang menggabungkan konsep serial TV klasik dan Marvel Cinematic Universe (MCU) dengan sentuhan komedi sitkom klasik yang segar.
Melalui keterangan yang diterima ANTARA, Rabu, pembuat film, pemeran, dan kru mengungkapkan cara mereka menangkap gaya sitkom klasik untuk serial perdana MCU ini. Berikut ulasannya.
Baca juga: Marvel konfirmasi film "Fantastic Four" terbaru
Riset dan "kursus"
Untuk menciptakan suasana sitkom yang sempurna dari masa ke masa, seluruh aktor dan kru yang terlibat dalam serial "WandaVision" turun langsung untuk melakukan riset mendalam.
Sang sutradara, Matt Shakman, mengharuskan seluruh aktor dan kru untuk mengikuti sejenis kursus sitkom dan melakukan riset dengan menyaksikan tayangan sitkom dari beberapa dekade tertentu dalam rentang tahun 1950-an hingga 2000-an, membaca buku tentang cara pembuatan sitkom, hingga mewawancarai beberapa tokoh yang pernah terlibat langsung dalam pembuatan sitkom jaman dulu, salah satunya aktor kawakan, Dick Van Dyke.
Lebih lagi, para aktor juga mempelajari intonasi suara, dialek, dan gerak-gerik dari setiap dekade untuk semakin menyempurnakan penampilannya di seluruh episode.
“Sebelum memulai proses produksi serial ‘WandaVision’ ini, saya dan Kevin Feige berkesempatan untuk makan siang bersama aktor legendaris Dick Van Dyke. Dari diskusi tersebut, saya mendapat banyak inspirasi yang saya implementasikan di episode pertama serial ini,” kata Shakman.
Baca juga: Inilah film-film Marvel fase 4 setelah "Avengers: Endgame"
Penonton di studio
Untuk menyajikan tayangan yang otentik, Shakman memutuskan untuk melibatkan penonton yang hadir langsung di studio selama proses produksi.
Hal ini ia yakini sangat mempengaruhi suasana yang dibangun selama syuting berlangsung, para pemeran dapat mendengarkan langsung suara tertawa yang natural dari penonton di studio.
Seluruh kru yang terlibat bahkan diharuskan untuk mengenakan pakaian bergaya tahun 1950-an untuk merealisasikan suasana asli pada dekade tersebut.
"Elemen ini benar-benar menghidupkan suasana dan menurut saya menggambarkan gaya hiburan di tahun 1950-an dengan sangat baik. Saya sangat menikmati keseluruhan prosesnya," kata pemeran Vision, Paul Bettany.
Baca juga: Iman Vellani bintangi karakter muslim pertama Marvel
Lagu dan score
Selain visualnya, Shakman juga memberikan perhatian kepada audionya. Ia mempercayakan penulis lagu pemenang penghargaan Oscar dan GRAMMY, Kristen Anderson-Lopez dan Robert Lopez (“Frozen”), untuk membuat lagu tema "WandaVision".
Keduanya berupaya untuk menghasilkan perubahan suasana dekade yang maksimal dengan membubuhkan lagu dengan nada dan gaya sesuai perubahan dekade dalam episode.
Keduanya menciptakan theme songs yang unik untuk setiap episode mulai dari tahun 1950-an hingga awal 2000-an, sementara Christophe Beck fokus pada pembuatan score musiknya.
Sementara itu, "WandaVision" bercerita tentang dua makhluk dengan kekuatan super, Wanda dan Vision, yang menjalani kehidupan di pinggiran kota yang ideal - mulai curiga bahwa semuanya tidak berjalan seperti yang terlihat.
Perilisan “WandaVision” akan dilanjutkan dengan “The Falcon and The Winter Soldier” yang akan tayang di Disney+ Hotstar pada tanggal 19 Maret 2021.
Baca juga: Keanu Reeves dilirik untuk bintangi serial Marvel "Moon Knight"
Baca juga: "WandaVision" hadir dengan nuansa sitkom era 1950an
Baca juga: Samuel L. Jackson kembali perankan Nick Fury di serial Disney+
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Melalui keterangan yang diterima ANTARA, Rabu, pembuat film, pemeran, dan kru mengungkapkan cara mereka menangkap gaya sitkom klasik untuk serial perdana MCU ini. Berikut ulasannya.
Baca juga: Marvel konfirmasi film "Fantastic Four" terbaru
Riset dan "kursus"
Untuk menciptakan suasana sitkom yang sempurna dari masa ke masa, seluruh aktor dan kru yang terlibat dalam serial "WandaVision" turun langsung untuk melakukan riset mendalam.
Sang sutradara, Matt Shakman, mengharuskan seluruh aktor dan kru untuk mengikuti sejenis kursus sitkom dan melakukan riset dengan menyaksikan tayangan sitkom dari beberapa dekade tertentu dalam rentang tahun 1950-an hingga 2000-an, membaca buku tentang cara pembuatan sitkom, hingga mewawancarai beberapa tokoh yang pernah terlibat langsung dalam pembuatan sitkom jaman dulu, salah satunya aktor kawakan, Dick Van Dyke.
Lebih lagi, para aktor juga mempelajari intonasi suara, dialek, dan gerak-gerik dari setiap dekade untuk semakin menyempurnakan penampilannya di seluruh episode.
“Sebelum memulai proses produksi serial ‘WandaVision’ ini, saya dan Kevin Feige berkesempatan untuk makan siang bersama aktor legendaris Dick Van Dyke. Dari diskusi tersebut, saya mendapat banyak inspirasi yang saya implementasikan di episode pertama serial ini,” kata Shakman.
Baca juga: Inilah film-film Marvel fase 4 setelah "Avengers: Endgame"
Penonton di studio
Untuk menyajikan tayangan yang otentik, Shakman memutuskan untuk melibatkan penonton yang hadir langsung di studio selama proses produksi.
Hal ini ia yakini sangat mempengaruhi suasana yang dibangun selama syuting berlangsung, para pemeran dapat mendengarkan langsung suara tertawa yang natural dari penonton di studio.
Seluruh kru yang terlibat bahkan diharuskan untuk mengenakan pakaian bergaya tahun 1950-an untuk merealisasikan suasana asli pada dekade tersebut.
"Elemen ini benar-benar menghidupkan suasana dan menurut saya menggambarkan gaya hiburan di tahun 1950-an dengan sangat baik. Saya sangat menikmati keseluruhan prosesnya," kata pemeran Vision, Paul Bettany.
Baca juga: Iman Vellani bintangi karakter muslim pertama Marvel
Lagu dan score
Selain visualnya, Shakman juga memberikan perhatian kepada audionya. Ia mempercayakan penulis lagu pemenang penghargaan Oscar dan GRAMMY, Kristen Anderson-Lopez dan Robert Lopez (“Frozen”), untuk membuat lagu tema "WandaVision".
Keduanya berupaya untuk menghasilkan perubahan suasana dekade yang maksimal dengan membubuhkan lagu dengan nada dan gaya sesuai perubahan dekade dalam episode.
Keduanya menciptakan theme songs yang unik untuk setiap episode mulai dari tahun 1950-an hingga awal 2000-an, sementara Christophe Beck fokus pada pembuatan score musiknya.
Sementara itu, "WandaVision" bercerita tentang dua makhluk dengan kekuatan super, Wanda dan Vision, yang menjalani kehidupan di pinggiran kota yang ideal - mulai curiga bahwa semuanya tidak berjalan seperti yang terlihat.
Perilisan “WandaVision” akan dilanjutkan dengan “The Falcon and The Winter Soldier” yang akan tayang di Disney+ Hotstar pada tanggal 19 Maret 2021.
Baca juga: Keanu Reeves dilirik untuk bintangi serial Marvel "Moon Knight"
Baca juga: "WandaVision" hadir dengan nuansa sitkom era 1950an
Baca juga: Samuel L. Jackson kembali perankan Nick Fury di serial Disney+
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021