Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. dr. Pandu Riono, Ph.D. menyatakan bahwa orang yang sudah divaksin COVID-19 tetap harus menjaga perilaku 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Meski sudah divaksin belum ada jaminan mereka menghasilkan antibodi yang cukup. Makanya perlu menjaga perilaku 3M," kata Pandu Riono saat menjadi narasumber webinar bertema "Vaksinasi COVID19: Perspektif Klinis, Epidemiologis dan Etis" yang digelar Rotary Club Surabaya dan Indonesia Bioethics Forum (IBF), Sabtu.

Menurut ia, vaksinasi saat ini sudah menjadi tujuan mengatasi pandemi.

"Pada dasarnya saya meragukan setiap pendapat atau ilmiah terkait mengatasi pandemi ini, supaya kita bisa berpikir kritis," katanya.

Jika dilihat situasi pandemi ini ibarat gunung es, yakni mereka yang terlihat di rumah sakit maupun puskesmas hanya sebagian kecil, tetapj faktanya banyak kematian yang tidak dikenali sebagai infeksi COVID-19, jelas Prof. Riono.

"Banyak yang terinfeksi tapi tidak bergejala. Hampir 80 persen tidak bergejala, tapi menularkan," katanya.

Saat ini, kata Prof. Pandu Riono, banyak harapan terlalu berlebihan terhadap vaksinasi.

"Padahal kita tahu, Rotary Club jauh hari sudah melalukan vaksin polio. Tapi, sampai saat ini juga belum selesai, masih ada yang terkena polio," ujarnya.

Problemnya saat ini, katanya, banyak penerima vaksin yang meragukan vaksin itu sendiri. "Jangan bilang tenaga kesehatan itu rasional, ada juga profesor hingga tenaga kesehatan cara berpikir tidak rasional atau ragu-ragu soal vaksin," katanya.

Meski demikian, Prof. Riono menekankan vaksin bisa mencegah penularan COVID-19 karena vaksin menstimulasi antibodi sehingga tidak menjadi COVID-19 yang mematikan.

"Jadi kita berusaha keras untuk menurunkan angka penularan dengan cara 3M dan 3T (Tracing, Testing, Treatment)," ujarnya.

Hal sama juga dikatakan dokter RS Siloam dan RS Awal Bros Makassar Dr. Bambang Budiono, Sp.JP, yakni orang yang divaksin sistem tubuhnya membutuhkan waktu agar bisa memproduksi antibodi.

Menurut ia, vaksin adalah bentuk dari virus yang utuh, virus yang dinonaktifkan, virus yang dilemahkan, dan virus dimatikan. Vaksin juga merangsang membentuk antibodi yang baru dan berbagai cara digunakan untuk melatih sistem kekebalan itu.

"Kalau orang sudah divaksin kemudian hura-hura melupakan 3M, ya tidak ada gunanya. Apalagi virus ini (corona) bisa bermutasi," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021