Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyelesaikan perbaikan rumah Mbah Sumirah, warga Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri, yang sempat viral banyak sampah dsn tidak layak huni, kini menjadi rumah yang lebih laik.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan petugas terkait untuk membenahi rumah Mbah Sumirah.
"Jadi, ini rumah yang dulu kita singgahi. Rumah ini dulu tidak layak lalu di sini juga ada Bu Sumirah, Mas Sugeng, dan Mbak Sri. Rumah ini sudah direhab dan sudah lebih bersih," kata Wali Kota di Kediri, Jumat.
Wali Kota Kediri menambahkan bila rumah sudah bersih nantinya akan berpengaruh terhadap psikologinya. Dengan rumah yang jauh lebih baik dan bersih tentu penghuni rumahnya akan jauh lebih sehat.
"Ada beberapa barang yang masih ada nanti mudah-mudahan bisa bersih lagi. Tentu ini sangat membantu bagi Bu Sumirah, Mas Sugeng, dan Mbak Sri. Saya titipkan semua pada warga untuk saling mengingatkan terus hidup bersih dan hidup sehat. Rumah ini harus tetap dijaga. Rumah ini merupakan salah satu dari program Bedah Rumah Kota Kediri dan bagus sekali ini tempatnya," ungkapnya.
Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri, juga meninjau secara langsung rumah Mbah Sumirah yang dahulu sempat viral karena rumahnya tidak terawat dan banyak sampah. Bahkan, Presiden Joko Widodo lewat tim terkait juga ke Kediri memberikan bantuan.
Namun, rumah tersebut kini telah direhabilitasi oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Kediri melalui program rumah tidak layak huni (RTLH).
DPKP Kota Kediri melakukan rehabilitasi RTLH dan Dinas Sosial Kota Kediri memberikan pendampingan untuk keluarga Mbah Sumirah tersebut. Kini rumah yang terletak di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, tersebut lebih bersih dan layak huni.
Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triyono Kutut Purwanto mengatakan keluarga Mbah Sumirah juga sudah mendapat bantuan PKH dan bahan pokok.
Selain itu, pemerintah kota juga memberikan pendampingan kepada putri Mbah Sumirah yakni Sri Wilujeng, untuk pemulihan kesehatannya. Untuk pendampingan kepada Sri Wilujeng, ke depan juga akan didampingi oleh psikolog.
"Kami akan berikan pendampingan untuk daya pikir dan daya ingatnya. Kami akan sambungkan dengan psikolog agar lebih baik lagi secara psikis. Meskipun saat ini Sri Wilujeng sudah lebih baik dari bulan Oktober lalu saat dikunjungi Pak Wali Kota. Sekarang diajak bicara sudah lumayan bisa," ujarnya.
Kepala Bidang Pemukiman Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Kediri Syaifudin menjelaskan perbaikan rumah Mbah Sumirah ini masuk di dalam program rehabilitasi rumah tidak layak huni. Proses perbaikan dimulai sekitar tanggal 15 Desember 2020 dan selesai pada tanggal 6 Januari 2021.
"Ya karena ini rumah tidak layak huni jadi kami upayakan sehingga layak huni. Paling terpenting adalah 'Aladin' yakni atap, alas dan dinding. Alhamdulillah dalam proses pembangunan ini tidak ada masalah," kata dia.
Syaifudin menambahkan program rehabilitasi rumah tidak layak huni dari DPKP Kota Kediri telah diinformasikan kan ke setiap kelurahan, agar mengusulkan rumah-rumah yang mungkin tidak layak huni.
"Untuk tahun 2018 per rumah mendapat Rp17,5 juta. Alhamdulillah berkat kepedulian Pak Wali Kota kepada masyarakat kemudian ditingkatkan menjadi Rp20 juta pada tahun 2019. Teknis pemberiannya langsung ditransfer kepada rekening penerima. Nanti dalam teknis proses pembangunannya di lapangan akan dibantu oleh pendamping yang ada di setiap kelurahan. Nanti akan terus mendampingi mereka dalam setiap proses pembangunan," ujarnya.
Pemkot Kediri juga tetap mengingatkan warga untuk mematuhi protokol kesehatan demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan petugas terkait untuk membenahi rumah Mbah Sumirah.
"Jadi, ini rumah yang dulu kita singgahi. Rumah ini dulu tidak layak lalu di sini juga ada Bu Sumirah, Mas Sugeng, dan Mbak Sri. Rumah ini sudah direhab dan sudah lebih bersih," kata Wali Kota di Kediri, Jumat.
Wali Kota Kediri menambahkan bila rumah sudah bersih nantinya akan berpengaruh terhadap psikologinya. Dengan rumah yang jauh lebih baik dan bersih tentu penghuni rumahnya akan jauh lebih sehat.
"Ada beberapa barang yang masih ada nanti mudah-mudahan bisa bersih lagi. Tentu ini sangat membantu bagi Bu Sumirah, Mas Sugeng, dan Mbak Sri. Saya titipkan semua pada warga untuk saling mengingatkan terus hidup bersih dan hidup sehat. Rumah ini harus tetap dijaga. Rumah ini merupakan salah satu dari program Bedah Rumah Kota Kediri dan bagus sekali ini tempatnya," ungkapnya.
Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri, juga meninjau secara langsung rumah Mbah Sumirah yang dahulu sempat viral karena rumahnya tidak terawat dan banyak sampah. Bahkan, Presiden Joko Widodo lewat tim terkait juga ke Kediri memberikan bantuan.
Namun, rumah tersebut kini telah direhabilitasi oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Kediri melalui program rumah tidak layak huni (RTLH).
DPKP Kota Kediri melakukan rehabilitasi RTLH dan Dinas Sosial Kota Kediri memberikan pendampingan untuk keluarga Mbah Sumirah tersebut. Kini rumah yang terletak di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, tersebut lebih bersih dan layak huni.
Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triyono Kutut Purwanto mengatakan keluarga Mbah Sumirah juga sudah mendapat bantuan PKH dan bahan pokok.
Selain itu, pemerintah kota juga memberikan pendampingan kepada putri Mbah Sumirah yakni Sri Wilujeng, untuk pemulihan kesehatannya. Untuk pendampingan kepada Sri Wilujeng, ke depan juga akan didampingi oleh psikolog.
"Kami akan berikan pendampingan untuk daya pikir dan daya ingatnya. Kami akan sambungkan dengan psikolog agar lebih baik lagi secara psikis. Meskipun saat ini Sri Wilujeng sudah lebih baik dari bulan Oktober lalu saat dikunjungi Pak Wali Kota. Sekarang diajak bicara sudah lumayan bisa," ujarnya.
Kepala Bidang Pemukiman Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Kediri Syaifudin menjelaskan perbaikan rumah Mbah Sumirah ini masuk di dalam program rehabilitasi rumah tidak layak huni. Proses perbaikan dimulai sekitar tanggal 15 Desember 2020 dan selesai pada tanggal 6 Januari 2021.
"Ya karena ini rumah tidak layak huni jadi kami upayakan sehingga layak huni. Paling terpenting adalah 'Aladin' yakni atap, alas dan dinding. Alhamdulillah dalam proses pembangunan ini tidak ada masalah," kata dia.
Syaifudin menambahkan program rehabilitasi rumah tidak layak huni dari DPKP Kota Kediri telah diinformasikan kan ke setiap kelurahan, agar mengusulkan rumah-rumah yang mungkin tidak layak huni.
"Untuk tahun 2018 per rumah mendapat Rp17,5 juta. Alhamdulillah berkat kepedulian Pak Wali Kota kepada masyarakat kemudian ditingkatkan menjadi Rp20 juta pada tahun 2019. Teknis pemberiannya langsung ditransfer kepada rekening penerima. Nanti dalam teknis proses pembangunannya di lapangan akan dibantu oleh pendamping yang ada di setiap kelurahan. Nanti akan terus mendampingi mereka dalam setiap proses pembangunan," ujarnya.
Pemkot Kediri juga tetap mengingatkan warga untuk mematuhi protokol kesehatan demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021