Banjir bandang akibat hujan deras di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jatim menggenangi puluhan rumah dalam dua hari terakhir, sedangkan terparah di Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, dan Desa Lebak serta Sawah Mulya, Kecamatan Sangkapura.
Kepala Desa Lebak, Fadal, dikonfirmasi di Gresik, Selasa, mengatakan banjir kali ini merupakan yang pertama terbesar di Pulau Bawean, sebab selain menggenangi puluhan rumah juga memutus jalan lingkar dan merendam sawah di Pulau Bawean.
"Arus sungai dari Sungai Kebun Agung dan sungai besar meluap ke Jalan Raya Lingkar Bawean, sehingga sawah dan rumah di Desa Lebak tergenang dengan air selutut orang dewasa," katanya.
Ia mengimbau warga dan anak-anak untuk tetap di rumah dan tidak bepergian.
Terkait dengan korban, ia mengatakan tidak ada korban, tetapi sejumlah petani dikhawatirkan gagal panen karena sawahnya terendam. Saat ini, mereka sudah mulai masa tanam dan proses pemupukan.
"Namun tidak bisa dilakukan karena banjir," tuturnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gresik asal Bawean, Musa, mendesak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gresik untuk turun ke Pulau Bawean.
"Sebagai putera daerah Pulau Bawean, saya mendesak BPBD dan Bappeda segera terjun ke Bawean, untuk memetakan titik banjir dan area terdampak di pulau itu," katanya
Ia berharap, banjir ini tidak menjadi bencana tahunan, sebab baru kali pertama terjadi dalam skala besar di Pulau Bawean.
"Perlu segera diidentifikasi untuk menemukan solusi, agar tidak menjadi bencana tahunan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Desa Lebak, Fadal, dikonfirmasi di Gresik, Selasa, mengatakan banjir kali ini merupakan yang pertama terbesar di Pulau Bawean, sebab selain menggenangi puluhan rumah juga memutus jalan lingkar dan merendam sawah di Pulau Bawean.
"Arus sungai dari Sungai Kebun Agung dan sungai besar meluap ke Jalan Raya Lingkar Bawean, sehingga sawah dan rumah di Desa Lebak tergenang dengan air selutut orang dewasa," katanya.
Ia mengimbau warga dan anak-anak untuk tetap di rumah dan tidak bepergian.
Terkait dengan korban, ia mengatakan tidak ada korban, tetapi sejumlah petani dikhawatirkan gagal panen karena sawahnya terendam. Saat ini, mereka sudah mulai masa tanam dan proses pemupukan.
"Namun tidak bisa dilakukan karena banjir," tuturnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gresik asal Bawean, Musa, mendesak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gresik untuk turun ke Pulau Bawean.
"Sebagai putera daerah Pulau Bawean, saya mendesak BPBD dan Bappeda segera terjun ke Bawean, untuk memetakan titik banjir dan area terdampak di pulau itu," katanya
Ia berharap, banjir ini tidak menjadi bencana tahunan, sebab baru kali pertama terjadi dalam skala besar di Pulau Bawean.
"Perlu segera diidentifikasi untuk menemukan solusi, agar tidak menjadi bencana tahunan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021