Seniman dan kreator tari Jejer Gandrung serta salah satu koreografer Festival Gandrung Sewu Banyuwangi Sumitro Hadi meninggal dunia karena terpapar Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Sumitro Hadi meninggal dunia di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, setelah menjalani perawatan medis melawan virus corona (COVID-19). Sebelumnya budayawan Banyuwangi drh Budianto juga meninggal dunia karena terpapar COVID-19.
"Banyuwangi kembali kehilangan sosok seniman yang handal. Kreasi tari Pak Mitro telah mewarnai seni di Banyuwangi dan berhasil mengangkat derajat kesenian Banyuwangi. Semoga almarhum diterima segala amal kebaikannya dan diampuni segala kesalahannya oleh Allah SWT," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Menurut Azwar Anas, Sumitro adalah sosok seniman yang getol mengangkat derajat kesenian Banyuwangi, dan merupakan budayawan yang mampu menaikkan kesenian Banyuwangi menjadi berbagai atraksi yang menarik.
Koreografer dan Pimpinan Sanggar Tari Jingga Putih Rogojampi itu, lanjut dia, sangat berperan mendorong kemajuan seni tari kreasi tradisional di Banyuwangi.
Mulai dari tari jejer gandrung, pertunjukan gandrungan dan jejer jaran dawuk yang semua sudah mengantongi hak cipta, dan juga dikenal sebagai salah satu koreografer atraksi seni kolosal Gandrung Sewu.
"Bersama-sama seniman dan budayawan lainnya, Pak Mitro telah mewarnai jagad seni Banyuwangi menjadi salah satu yang diperhitungkan di level nasional. Keelokan Festival Gandrung Sewu pun tak lepas dari peran Pak Sumitro dan Pak Budianto. Kami sangat kehilangan mereka berdua," kata Azwar Anas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengatakan bahwa Sumitro Hadi telah berkiprah di dunia seni sejak 1968, dan pada tahun 1974 almarhu7m menciptakan tari Jejer Gandrung.
"Tari Jejer Gandrung yang kerap ditampilkan saat penyambutan tamu adalah salah satu karya masterpiece beliau. Bahkan Jejer Gandrung telah menjadi muatan lokal wajib di sekolah. Beliau juga ikut berperan mendorong kelahiran musik angklung pengiring tari kreasi pertama," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Sumitro Hadi meninggal dunia di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, setelah menjalani perawatan medis melawan virus corona (COVID-19). Sebelumnya budayawan Banyuwangi drh Budianto juga meninggal dunia karena terpapar COVID-19.
"Banyuwangi kembali kehilangan sosok seniman yang handal. Kreasi tari Pak Mitro telah mewarnai seni di Banyuwangi dan berhasil mengangkat derajat kesenian Banyuwangi. Semoga almarhum diterima segala amal kebaikannya dan diampuni segala kesalahannya oleh Allah SWT," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Menurut Azwar Anas, Sumitro adalah sosok seniman yang getol mengangkat derajat kesenian Banyuwangi, dan merupakan budayawan yang mampu menaikkan kesenian Banyuwangi menjadi berbagai atraksi yang menarik.
Koreografer dan Pimpinan Sanggar Tari Jingga Putih Rogojampi itu, lanjut dia, sangat berperan mendorong kemajuan seni tari kreasi tradisional di Banyuwangi.
Mulai dari tari jejer gandrung, pertunjukan gandrungan dan jejer jaran dawuk yang semua sudah mengantongi hak cipta, dan juga dikenal sebagai salah satu koreografer atraksi seni kolosal Gandrung Sewu.
"Bersama-sama seniman dan budayawan lainnya, Pak Mitro telah mewarnai jagad seni Banyuwangi menjadi salah satu yang diperhitungkan di level nasional. Keelokan Festival Gandrung Sewu pun tak lepas dari peran Pak Sumitro dan Pak Budianto. Kami sangat kehilangan mereka berdua," kata Azwar Anas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengatakan bahwa Sumitro Hadi telah berkiprah di dunia seni sejak 1968, dan pada tahun 1974 almarhu7m menciptakan tari Jejer Gandrung.
"Tari Jejer Gandrung yang kerap ditampilkan saat penyambutan tamu adalah salah satu karya masterpiece beliau. Bahkan Jejer Gandrung telah menjadi muatan lokal wajib di sekolah. Beliau juga ikut berperan mendorong kelahiran musik angklung pengiring tari kreasi pertama," paparnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020