Hadirnya program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah memberikan manfaat kepada masyarakat untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik dan program tersebut terbukti telah memberikan akses kepada warga penyandang disabilitas.
Salah seorang penyandang disabilitas di Kabupaten Jember, Ferry Setyawan mengaku menjadi peserta pekerja bukan penerima upah (PBPU) atau mandiri sejak tahun 2016 karena menilai program JKN-KIS tentu membawa banyak manfaat bagi pesertanya demi menjaga kesehatan keluarganya.
Dengan berbekal kartu JKN tersebut, istrinya dapat melahirkan anak kedua dan ketiga dengan operasi sesar (section caesaria) dengan lancar tanpa harus memikirkan biaya yang harus ditanggung nya.
"Istri sudah dua kali memanfaatkan Kartu JKN-KIS untuk melahirkan secara sesar dan operasinya berjalan lancar, sehingga kami sangat terbantu adanya program pemerintah itu," katanya.
Awalnya Ferry bersama keluarganya menjadi peserta mandiri, namun pada tahun 2017 beralih menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah, sehingga bebannya untuk membayar iuran juga berkurang.
"Tidak hanya istri, anak saya sempat menderita penyakit kulit dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Anak saya menjadi peserta BPJS Kesehatan, sehingga tidak mengeluarkan biaya sepeserpun, sehingga kami sangat merasakan manfaat keberadaan program JKN-KIS," katanya.
Meski memiliki keterbatasan fisik tidak menjadi halangan bagi Ferry untuk berkarya dan produktif dengan keahliannya membuat kaki palsu, sehingga paham benar bahwa jaminan kesehatan untuk dirinya dan keluarganya sangat diperlukan apabila sakit sewaktu-waktu.
"Program JKN-KIS benar-benar sangat membantu penyandang disabilitas karena biaya kesehatan masih terhitung mahal. Apalagi situasi ekonomi saat pandemi COVID-19 seperti ini, yang kaya sekalipun bisa jatuh miskin ketika sakit," katanya.
Ia berharap program layanan kesehatan JKN-KIS tetap ada dan dapat dinikmati oleh seluruh penyandang disabilitas di Kabupaten Jember karena saat ini masih ada penyandang disabilitas yang belum tercover program asuransi kesehatan yang dibiayai pemerintah itu.
"Kami sekeluarga sangat bersyukur bisa memperoleh pelayanan kesehatan melalui JKN-KIS, sehingga jaminan kesehatan para penyandang disabilitas dan keluarganya dapat terjamin," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Salah seorang penyandang disabilitas di Kabupaten Jember, Ferry Setyawan mengaku menjadi peserta pekerja bukan penerima upah (PBPU) atau mandiri sejak tahun 2016 karena menilai program JKN-KIS tentu membawa banyak manfaat bagi pesertanya demi menjaga kesehatan keluarganya.
Dengan berbekal kartu JKN tersebut, istrinya dapat melahirkan anak kedua dan ketiga dengan operasi sesar (section caesaria) dengan lancar tanpa harus memikirkan biaya yang harus ditanggung nya.
"Istri sudah dua kali memanfaatkan Kartu JKN-KIS untuk melahirkan secara sesar dan operasinya berjalan lancar, sehingga kami sangat terbantu adanya program pemerintah itu," katanya.
Awalnya Ferry bersama keluarganya menjadi peserta mandiri, namun pada tahun 2017 beralih menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah, sehingga bebannya untuk membayar iuran juga berkurang.
"Tidak hanya istri, anak saya sempat menderita penyakit kulit dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Anak saya menjadi peserta BPJS Kesehatan, sehingga tidak mengeluarkan biaya sepeserpun, sehingga kami sangat merasakan manfaat keberadaan program JKN-KIS," katanya.
Meski memiliki keterbatasan fisik tidak menjadi halangan bagi Ferry untuk berkarya dan produktif dengan keahliannya membuat kaki palsu, sehingga paham benar bahwa jaminan kesehatan untuk dirinya dan keluarganya sangat diperlukan apabila sakit sewaktu-waktu.
"Program JKN-KIS benar-benar sangat membantu penyandang disabilitas karena biaya kesehatan masih terhitung mahal. Apalagi situasi ekonomi saat pandemi COVID-19 seperti ini, yang kaya sekalipun bisa jatuh miskin ketika sakit," katanya.
Ia berharap program layanan kesehatan JKN-KIS tetap ada dan dapat dinikmati oleh seluruh penyandang disabilitas di Kabupaten Jember karena saat ini masih ada penyandang disabilitas yang belum tercover program asuransi kesehatan yang dibiayai pemerintah itu.
"Kami sekeluarga sangat bersyukur bisa memperoleh pelayanan kesehatan melalui JKN-KIS, sehingga jaminan kesehatan para penyandang disabilitas dan keluarganya dapat terjamin," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020