Spesialis bedah syaraf dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS tidak menyarankan khitan dengan teknik electrical cauter karena sangat berbahaya bagi yang dikhitan.

"Teknik electrical cauter ini berbahaya karena memang alat yang digunakan untuk khitan paling berisiko terjadinya amputasi," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Jumat.

Ia menyampaikan sebenarnya electric cauter adalah alat bedah yang digunakan untuk memotong kulit atau pembuluh darah sehingga pendarahan yang muncul akan minimal.

Hanya, alat ini sudah banyak yang dimodifikasi sedemikian rupa, seperti berbentuk lempengan logam yang dipanaskan seperti pemanas air dan karena dimodifikasi itulah teknik ini tidak direkomendasikan.

“Meski teknik ini lebih cepat, namun tetap disarankan untuk tidak memilih ini. Kalaupun tetap ingin menggunakan teknik ini harus dipastikan bahwa petugas yang melakukan adalah tenaga medis yang tepat, yang ahlinya, yaitu dokter spesialis bedah,” ucap pemilik Rumah Sunat dr. Mahdian itu.

Namun, lanjut dia, umumnya khitan dengan teknik ini sangat jarang dilakukan oleh dokter, melainkan orang yang tidak tepat sehingga masyarakat diminta berhati-hati jika tidak ingin menyesal di kemudian hari.

"Kalau tepat menggunakannya sangat bermanfaat karena khitan jadi cepat, menjahit jadi lebih mudah dan risiko infeksi lebih mudah. Tapi, kalau penggunaan salah bisa timbulkan luka bakar. Bukan manfaat yang didapat, bukan cepat sembuh, bahkan lebih lama dan merusak jaringan kulit pada penis," katanya.

Sementara itu, dr. Mahdian paling merekomendasikan metode modern, yaitu Mahdian Klem yang lebih sedikit risiko dan hanya membutuhkan waktu singkat.

Pada metode operasi ini, waktu yang dibutuhkan hanya lima menit dan pasien bisa kembali beraktivitas dalam waktu sehari. 

Mahdian Klem adalah satu-satunya klem produksi anak bangsa negeri sendiri, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasi metode ini karena memperkecil risiko terjadinya infeksi silang atau infeksi karena pemakaian alat sama pada satu pasien ke pasien lain, mengingat teknik ini hanya sekali pakai.

"Teknik ini aman untuk segala usia, apalagi untuk bayi yang suka mengompol. Tak ada larangan untuk tak boleh kena air setelah itu," tuturnya.

“Menggunakan Mahdian Klem juga lebih mudah bagi operator (dokter, perawat), tidak memerlukan rotasi saat pemasangan tabung dan penjepit klem sehingga posisi penis tidak miring setelah pelepasan tabung, secara kosmetik lebih baik,” katanya menambahkan.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020