Lima Mahasiswa Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menciptakan formula hand sanitizer alami berbahan dasar limbah nasi.
"Kami berhasil menciptakan formula bioetanol dari nasi basi dengan penambahan ekstrak daun kemangi (Ocimum americanum L.) yang berpotensi sebagai inovasi hand sanitizer alami," kata salah satu mahasiswa Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis Unair, Yasmin Auliya Hylmi di Surabaya, Rabu.
Dalam menciptakan inovasi ini, Auliya yang merupakan ketua tim dibantu oleh keempat rekannya yakni Annisa Maulidya (2019); Ajeng Dilla Lestari (2019); Hilda Rachmania Panglipurning T. (2020); dan Silvia Eka Kurniawati (2020) yang sama-sama berasal dari Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis.
Yasmin mengatakan, kandungan formula bioetanol dari nasi basi dengan penambahan ekstrak daun kemangi itu efektif membunuh berbagai mikroba. Seperti bakteri dan jamur termasuk coronaviruses.
Selain itu, paparnya, formula tersebut memiliki sejumlah keunggulan.
"Pertama, formula ini tidak mengandung metanol, sehingga tidak menimbulkan efek toksisitas. Selanjutnya, bahan dasar yang digunakan alami," ujarnya.
Tidak hanya itu, formula tersebut juga murah. Sebab, berbahan dasar limbah. Meski demikian, Yasmin mengklaim bahwa formula tersebut efisien digunakan.
Terakhir, kandungan itu tidak hanya berperan sebagai antibakteri. Tetapi juga sebagai antivirus dan antifungi.
"Kami menggunakan metode destilasi bertingkat serta peragian untuk mendapatkan kadar bioetanol dari limbah nasi. Takarannya sesuai dengan kadar efektif hand sanitizer, yakni sekitar 60 hingga 80 persen," ujarnya.
Sementara itu, ekstraksi daun kemangi dilakukan menggunakan metode maserasi. Pelarut dengan tingkat kepolaran tertentu digunakan agar mendapatkan ekstrak yang diharapkan. Yasmin mengatakan, finalisasi uji fitokimia juga telah dilakukan.
Dia mengungkapkan, ide memanfaatkan limbah nasi itu muncul lantaran tidak sedikit nasi yang terbuang secara cuma-cuma dari warung makan. Selain itu, fasilitas cuci tangan di era pandemi masih minim.
"Kami mencoba menggabungkan beberapa masalah tersebut untuk mendapatkan satu solusi yang kami harap efektif sebagai penyelesaian," tuturnya.
Gagasan yang tercipta itu diikutsertakan dalam Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) 2020.
Setelah melalui persaingan yang cukup ketat, Yasmin dan timnya berhasil membawa pulang Juara LKTI Sub Kategori Saintek Inovasi Bioekonomi yang diumumkan pada website resmi OLIVIA Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Selasa (10/27/2020) lalu.
Awalnya, Yasmin dan tim kurang percaya diri. Terlebih lagi, mereka juga dihadapkan dengan lawan yang cukup tangguh dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Tema kali ini adalah Creating Innovation and Competence in The New Normal Era yang secara tidak langsung fokus pada inovasi teknologi. Bagi kami yang berasal dari latar belakang kesehatan, ini membutuhkan perjuangan yang cukup berat," katanya.
Yasmin berharap, ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan bisa terus diturunkan untuk mengharumkan nama prodi dan universitas.
"Semoga pencapaian ini tidak menjadi titik akhir dari perjuangan kami dan teman-teman yang lain," kata Yasmin. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020