Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gresik, Jatim mulai melakukan simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan menggunakan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) di tempat pemungutan suara sebagai persiapan jelang Pilkada Serentak 2020.

Ketua KPU Gresik Akhmad Roni di Gresik, Kamis, mengatakan simulasi dilakukan untuk mengedukasi petugas penyelenggara mengenai situasi pemilihan di tengah pandemi. Hal ini agar ketika terjun di lapangan mereka mempunyai gambaran yang harus dilakukan jika ada masalah.

"Sebenarnya tidak ada yang membedakan pemilihan di tengah pandemi atau tidak. Hanya saja kali ini dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat," kata Roni, kepada wartawan.

Roni mengakui ada banyak reka adegan yang kemungkinan terjadi di lapangan. Seperti, ketika ada pemilih pingsan maka petugas harus memakai baju hazmat dan melakukan pertolongan pertama.

Selain itu juga diperagakan jika ada pemilih yang bersuhu tinggi, maka yang bersangkutan diarahkan memilih ke bilik khusus.

"Begitu juga saat ada pemilih difabel yang meminta pendampingan maka petugas di lapangan dalam hal ini KPPS, harus membantu," kata Roni, menjelaskan.

Roni mengatakan hal yang membedakan dengan pemilihan sebelumnya selain adanya protokol kesehatan, yakni juga menggunakan "Sirekap", aplikasi baru pilkada dan sudah diuji coba.

Sementara itu, simulasi yang dilakukan di Hotel Aston Gresik dilakukan banyak adegan, antara lain pemeragaan pemilihan di TPS yang sesuai dengan protokol kesehatan. Bahkan, dalam simulasi digambarkan bagaimana jika ada pemilih yang sakit atau tiba-tiba pingsan, dan langkah petugas di lapangan untuk menangani.

Simulasi yang dilakukan di Hotel Aston melibatkan PPK dan petugas KPPS dari Kecamatan Kebomas, dan dimulai saat petugas ketertiban menyemprotkan disinfektan ke seluruh ruangan TPS, lalu diperagakan ketua KPPS melakukan pengecekan dan disaksikan seluruh anggota dan saksi.

Setelah itu, pemilih memasuki TPS dengan mencuci tangan dan melakukan pengecekan suhu tubuh. Lalu pemilih dengan membawa form C pemberitahuan menandatangani daftar hadir.

Dalam acara itu, sebelumnya pemilih juga diminta memakai sarung tangan sekali pakai, tujuanya menghindari kontak fisik.

Setelah mendaftar, pemilih lalu mencoblos ke bilik yang telah disediakan, kemudian pemilih diberikan tanda berupa teteskan tinta hitam. Lalu petugas meminta sarung tangan sekali pakai itu dilepas di tempat sampah.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020