Sebanyak 123 orang santriwati di Ponpes Anwarul Haromain, Trenggalek, Jawa Timur, yang dinyatakan reaktif berdasar tes cepat atau rapid test diwajibkan menjalani swab test COVID-19.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek dr. Saeroni setelah dinkes melakukan tracing massal di salah satu ponpes di wilayah Desa Baruharjo, Kecamatan Durenan itu.

"Rapid test ini merupakan tracing (penelusuran dan pelacakan) terhadap kontak erat 77 santri yang sebelumnya terkonfirmasi positif COVID-19," kata Saeroni di Trenggalek, Minggu.

Seluruh santriwati yang dinyatakan reaktif saat ini diisolasi di dalam gedung Ponpes Anwarul Haromain Trenggalek.

Mereka dijadwalkan menjalani swab test atau tes usap PCR untuk memastikan apakah gejala infeksi yang terdeteksi berdasar tes cepat itu karena SARS-CoV-2 atau bukan.

"Langkah cepat ini dilakukan untuk memutus rantai penularan virus corona, baik di kalangan santri-santriwati maupun ke masyarakat sekitarnya," kata Saeroni.

Jumlah santriwati yang menjalani tes cepat atau rapid test itu sebanyak 432 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 123 orang dinyatakan reaktif.

Selain pertambahan kasus di klaster pondok pesantren, pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 bertambah satu orang, yakni dari sebelumnya ada 16 pasien sembuh, sekarang menjadi 17 pasien.

"Pasien yang sudah sembuh akan kami pulangkan. Jika pasien rumahnya jauh atau di luar Jawa akan kami kembalikan ke ponpes. Ada tiga orang pasien yang dinyatakan sembuh kembali ke pondok karena rumahnya jauh," katanya.

Tracing ketat di Pondok Pesantren Anwarul Haromain dilakukan tim epidemiologi Dinkes Trenggalek menyusul temuan kasus COVID-19 dalam jumlah besar di pondok ini

Sejak pertama terdeteksi beberapa waktu lalu, total ada 77 orang santri yang positif COVID-19.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020