Keluarga merupakan medium untuk memupuk nilai-nilai kebangsaan bagi generasi muda Indonesia yang sedang berdomisili di mancanegara, kata seorang pakar psikologi.
Psikolog Dr Josephine Ratna berbicara dalam sebuah seminar bertajuk "Peran Keluarga dalam Penanaman Kesadaran Kebangsaan bagi Generasi Muda Indonesia di Mancanegara", yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Perth Australia pada akhir pekan kemarin, 7 November.
Video: KJRI Perth/hn
"Keluarga adalah medium tumbuh berkembangnya generasi muda. Nilai-nilai kebangsaan disemai, ditanamkan dan tumbuh subur dari sebuah keluarga," katanya, melalui keterangan tertulis yang dikirim KJRI Perth, Senin.
Dr Josephine menandaskan, institusi keluarga dewasa ini dihadapkan pada berbagai tantangan zaman, terlebih di era informasi yang ditandai dengan derasnya arus perubahan, baik berupa nilai-nilai positif maupun nilai-nilai yang negatif.
"Itulah tantangan yang menuntut adanya pendekatan keluarga yang adaptif guna menyerap nila-nilai positif dari arus perubahan yang ada, yang sekaligus harus dibarengi dengan kewaspadaan guna menyaring dampak negatif dari arus perubahan tersebut," tutur psikolog asal Surabaya yang aktif di lembaga yang menangani anak-anak autis di Australia.
Seminar kebangsaan yang dibuka oleh Konsul Jenderal RI Perth Dewi Gustina Tobing dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda itu juga menghadirkan Konsul Ekonomi dan Konsul Penerangan Sosial-Budaya KJRI Perth Nanda Avalist sebagai pembicara.
Menurut Nanda, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan puncak dari sinergi kebangsaan antara berbagai pergerakan pemuda di Tanah Air dengan mancanegara.
"Identitas ini merupakan prasyarat bagi terwujudnya semangat bersatu, merdeka, dan berdaulat, yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.
Kader Kursus Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas tahun 2015 itu mengingatkan bahwa peristiwa Sumpah Pemuda adalah puncak kesadaran identitas teritorial (Satu Nusa), kesadaran identitas nasional (Satu Bangsa), dan kesadaran identitas kultur-lingual (Satu Bahasa) yang satu, Indonesia.
Ketua Panitia Seminar Novita Avalist mengungkapkan peringatan Sumpah Pemuda adalah momentum yang tepat untuk meremajakan kembali spirit rasa kebangsaan bagi setiap anak bangsa.
"Untuk itulah seminar ini digelar. Karena keluarga merupakan awal dimulai terbentuknya jiwa cinta Tanah Air," ucap Ketua Dharma Wanita Persatuan KJRI Perth itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Psikolog Dr Josephine Ratna berbicara dalam sebuah seminar bertajuk "Peran Keluarga dalam Penanaman Kesadaran Kebangsaan bagi Generasi Muda Indonesia di Mancanegara", yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Perth Australia pada akhir pekan kemarin, 7 November.
Video: KJRI Perth/hn
"Keluarga adalah medium tumbuh berkembangnya generasi muda. Nilai-nilai kebangsaan disemai, ditanamkan dan tumbuh subur dari sebuah keluarga," katanya, melalui keterangan tertulis yang dikirim KJRI Perth, Senin.
Dr Josephine menandaskan, institusi keluarga dewasa ini dihadapkan pada berbagai tantangan zaman, terlebih di era informasi yang ditandai dengan derasnya arus perubahan, baik berupa nilai-nilai positif maupun nilai-nilai yang negatif.
"Itulah tantangan yang menuntut adanya pendekatan keluarga yang adaptif guna menyerap nila-nilai positif dari arus perubahan yang ada, yang sekaligus harus dibarengi dengan kewaspadaan guna menyaring dampak negatif dari arus perubahan tersebut," tutur psikolog asal Surabaya yang aktif di lembaga yang menangani anak-anak autis di Australia.
Seminar kebangsaan yang dibuka oleh Konsul Jenderal RI Perth Dewi Gustina Tobing dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda itu juga menghadirkan Konsul Ekonomi dan Konsul Penerangan Sosial-Budaya KJRI Perth Nanda Avalist sebagai pembicara.
Menurut Nanda, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan puncak dari sinergi kebangsaan antara berbagai pergerakan pemuda di Tanah Air dengan mancanegara.
"Identitas ini merupakan prasyarat bagi terwujudnya semangat bersatu, merdeka, dan berdaulat, yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.
Kader Kursus Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas tahun 2015 itu mengingatkan bahwa peristiwa Sumpah Pemuda adalah puncak kesadaran identitas teritorial (Satu Nusa), kesadaran identitas nasional (Satu Bangsa), dan kesadaran identitas kultur-lingual (Satu Bahasa) yang satu, Indonesia.
Ketua Panitia Seminar Novita Avalist mengungkapkan peringatan Sumpah Pemuda adalah momentum yang tepat untuk meremajakan kembali spirit rasa kebangsaan bagi setiap anak bangsa.
"Untuk itulah seminar ini digelar. Karena keluarga merupakan awal dimulai terbentuknya jiwa cinta Tanah Air," ucap Ketua Dharma Wanita Persatuan KJRI Perth itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020