RS Siloam Hospitals Groups menggelar "healthtalk" sebagai edukasi kesehatan masyarakat yang berkelanjutan di masa pandemik COVID-19.

Dalam paparannya, Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dr Meirizal Sp,OT (K) memperkenalkan "Trigger Finger" risiko dan penangan-nya. 

"Trigger Finger yang juga bisa disebut trigger digit atau jari picu adalah suatu kondisi pada jari berupa penjempitan urat/tendon flexor yang menyebabkan rasa sakit, kekakuan dan bahkan sensasi mengunci ketika menekuk atau meluruskan jari," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, tendon fleksor yang meradang atau pembungkus tendon (pulley A1) yang menebal dapat menyebabkan jari picu.

Baca juga: Deteksi dini fibrilasi atrium untuk cegah stroke

Baca juga: Siloam Hospitals Jambi sediakan fasilitas "Cath Lab"

Pada tahap lebih lanjut, kata dia, jari picu dapat menyebabkan kekakuan, munculnya nodul kecil di permukaan, bahkan beberapa kasus jari bisa terkunci dalam posisi bengkok serta memerlukan bantuan untuk meluruskan jari.

"Rasa sakit yang melekat di pangkal ibu jari atau jari lainnya, benjolan di sekitar jari, dan kekakuan jari, bahkan perhatikan bunyi 'klik' pada jari," ucap dia.

Ia juga menyampaikan bahwa beberapa kondisi pemicu seperti melakukan aktivitas jari-jari yang bertekanan kuat atau berlebihan,menggengam obyek terlalu lama, riwayat cedera pada jari dan diabetes, serta asam urat sebagai faktor predisposisi.

"Gender wanita sedikit lebih berisiko apalagi umur dekade ke empat," tutur-nya.

Baca juga: Polda Jatim dapat bantuan 5.000 APD dari RS Siloam Surabaya

Sementara itu, tahapan penanganan-nya meliputi diistirahatkan-nya aktivitas jari dan kompres dingin membantu mengurangi benjolan, penggunaan hand splint, serta mengonsumsi obat nyeri dan peradangan.

"Apabila hal tersebut tidak membantu, mungkin diperlukan pembedahan kecil dengan menggunakan pembiusan lokal," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020