Film pendek yang mengangkat kesetaraan gender karya tujuh mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya menyabet juara 1 kategori mahasiswa dan juara 2 umum Lomba Film Pendek Tingkat Nasional ini digelar oleh Gerakan Muda Ono Niha (Gemoni).

Sutradara film Johanes Yudi Prihadi di Surabaya, Selasa mengatakan pada lomba bertema "Nasionalisme Berkebudayaan dan Berkeadaban", film berdurasi 14 menit 54 detik ini bercerita mengenai kesetaraan gender yakni pria dan wanita mempunyai hak yang sama dan derajat yang sama terutama daam hal pekerjaan. 

"Puji Tuhan, kelompok kami menang. Saya sangat senang. Dari awal saya hanya menduga film kami paling masuk 10 besar terbaik saja akan tetapi ternyata hasilnya diluar dugaan. Juara 1 dan dapat tambahan juara. Film kita mendapat apresiasi. Padahal kami hanya menggunakan peralatan seadanya milik pribadi kami semua," kata dia.

Mahasiswa Program Business Management ini mengatakan keenam temannya yang ikut menggarap film ini yaitu Geraldo Vincent Chandra mahasiswa Prodi Manajamen Perhotelan, Nicholas Jason Santosa mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual, Jerico Sasmita Adi mahasiswa Program International Business Management.

Selanjutnya Josephine mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Natasha Amabel mahasiswa Program Sistem Informasi Bisnis dan Stanley mahasiswa Program Business Management.
 
Johanes menceritakan proses syuting dilakukan hanya dalam satu hari saja, dari pagi hingga malam. Sementara proses editing memakan waktu tiga hari lamanya. 

Tujuh mahasiswa UK Petra ini selain menjadi pemain juga ambil bagian sebagai tim produksi. Amabel, Josephine, Stanley, Nicholas, Hanes dan Geraldo berperan sebagai pemain. Sedangkan kameramen dan produksi dipegang oleh Nicholas, Johanes dan Jerico.

"Awalnya saya, Nicholas dan Jerico membuat naskah terlebih dahulu kemudian membuat karakter orang hingga membuat alur cerita," ujarnya.

Proses ini mereka lakukan dari pagi hingga malam. Kemudian setelah naskah tuntas,  mereka membuat open casting untuk pemain yang cocok dengan karakter cerita.

Meskipun prosesnya singkat, Jerico menambahkan, ia dan teman-temannya sempat kesulutan karena pandemi COVID-19. Yaitu sulitnya mendapatkan lokasi syuting dan pemain film. Tapi hal ini tak menyurutkan langkah mereka untuk membuat karya film. 

Karya mereka bahkan dinilai oleh lima dewan juri yaitu Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Dr Hilmar Farid, kemudian Aktor dan Sutradara Senior, Rano Karno serta artis dan Sutradara Senior Jajang C Noer.

Selain itu juri terdiri dari Direktur Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia Ruby Kholifah dan musisi atau seniman Yasato Harefa.

"Tak sia-sia kami juara 1 kategori mahasiswa mendapatkan uang Rp10 juta dan piala. Juara 2 umum mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp1 juta dan piala dari Menpora, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI dan Ketua Dewan Pembina Germoni,"ujarnya.

Kedepannya, Jerico dan teman-temannta akan mencoba kompetisi festival indonesia. 

"Kami akan mencoba menjadi yang terbaik agar karya anak bangsa dikenal masyarakat luas dan kami sudah ada tim inti di kampus," ujar Jerico. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020