Dinas Kesehatan bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya menggalakkan rapid test secara massal dengan lokasi dipilih secara acak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Begitu ada kerumunan langsung kita periksa. Lokasinya bisa dua bisa juga tiga lokasi," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Minggu.
Meski begitu, lanjut dia, pihaknya kembali mengingatkan warga agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan menghindari kerumunan. Warga juga diimbau rajin cuci tangan pakai sabun, pakai masker, serta menjaga jarak.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan pihaknya bersama Dinkes Surabaya telah rapid test di kawasan Jalan Genteng Besar Surabaya pada Sabtu (12/9) malam.
Menurut dia, seluruh akses jalan di kawasan Genteng Besar ditutup untuk mengantisipasi agar warga tidak kabur saat dilakukan rapid test. Pengunjung maupun pedagang di kawasan itu tak diperbolehkan ke luar area jika belum menunjukkan surat rapid test dengan hasil nonreaktif.
"Karena memang kita lihat di Genteng Besar ini tadi pengunjungnya banyak, maka kita lakukan rapid test terhadap pedagang dan karyawannya sekaligus pengunjung yang masih ada kita lakukan rapid," kata Eddy.
Ia menjelaskan dalam rapid test massal tersebut, pihaknya menerjunkan sekitar 50 orang anggota Satpol PP. Sedangkan tenaga medis dari Dinkes, berjumlah 20 orang dan untuk jajaran Linmas ada 25 orang dengan ditambah petugas dari kecamatan 10 orang.
"Karena dari hasil temuan hari ini ternyata yang mulai kena disampaikan anak-anak muda, kita ingin melihat dan melakukan rapid test di kerumunan warung-warung seperti ini," ujarnya.
Dari data terakhir, setidaknya ada sekitar 45 orang yang mengikuti rapid test massal di Jalan Genteng Besar. Dari jumlah tersebut, sebanyak enam orang dinyatakan reaktif dan sisanya nonreaktif. Bagi mereka yang reaktif, langsung menjalani isolasi di hotel sembari dilakukan pemeriksaan swab. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Begitu ada kerumunan langsung kita periksa. Lokasinya bisa dua bisa juga tiga lokasi," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Minggu.
Meski begitu, lanjut dia, pihaknya kembali mengingatkan warga agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan menghindari kerumunan. Warga juga diimbau rajin cuci tangan pakai sabun, pakai masker, serta menjaga jarak.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan pihaknya bersama Dinkes Surabaya telah rapid test di kawasan Jalan Genteng Besar Surabaya pada Sabtu (12/9) malam.
Menurut dia, seluruh akses jalan di kawasan Genteng Besar ditutup untuk mengantisipasi agar warga tidak kabur saat dilakukan rapid test. Pengunjung maupun pedagang di kawasan itu tak diperbolehkan ke luar area jika belum menunjukkan surat rapid test dengan hasil nonreaktif.
"Karena memang kita lihat di Genteng Besar ini tadi pengunjungnya banyak, maka kita lakukan rapid test terhadap pedagang dan karyawannya sekaligus pengunjung yang masih ada kita lakukan rapid," kata Eddy.
Ia menjelaskan dalam rapid test massal tersebut, pihaknya menerjunkan sekitar 50 orang anggota Satpol PP. Sedangkan tenaga medis dari Dinkes, berjumlah 20 orang dan untuk jajaran Linmas ada 25 orang dengan ditambah petugas dari kecamatan 10 orang.
"Karena dari hasil temuan hari ini ternyata yang mulai kena disampaikan anak-anak muda, kita ingin melihat dan melakukan rapid test di kerumunan warung-warung seperti ini," ujarnya.
Dari data terakhir, setidaknya ada sekitar 45 orang yang mengikuti rapid test massal di Jalan Genteng Besar. Dari jumlah tersebut, sebanyak enam orang dinyatakan reaktif dan sisanya nonreaktif. Bagi mereka yang reaktif, langsung menjalani isolasi di hotel sembari dilakukan pemeriksaan swab. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020