Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi kunci keluarnya rekomendasi PDI Perjuangan untuk pasangan Eri Cahyadi dan Armuji maju di Pilkada Surabaya 2020.
"Kuat sekali pengaruh Bu Risma untuk kandidat pasangan calon PDIP di Pilkada Surabaya kali ini. Itu menunjukkan kuatnya pengaruh Bu Risma ke Bu Megawati," kata Surokim di Surabaya, Rabu.
Menurut ia, Risma menunjukkan pengaruh kuatnya dalam kandidasi pasangan calon dari PDIP di Kota Surabaya dan pertimbangan keberlanjutan yang didengar oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya pikir pengalaman 10 tahun membuat kuatnya faksi Bu Risma kali ini. Kesimpulannya Mega di Surabaya itu Risma," kata Dekan FISIP Universitas Trunojoyo Madura ini.
Keluarnya rekomendasi Eri-Armuji, lanjut Surokim, menunjukkan relasi kuasa Risma kepada Megawati adalah relasi kuasa khusus.
Selain itu, terpilihnya Eri-Armuji menunjukkan bahwa PDIP tetap dengan skema nonkader untuk mengakomodasi Wali Kota Risma dan kader untuk mengakomodasi kader PDIP.
"Terpilihnya Armuji dalam rangka untuk menguatkan mental dan kader PDIP Surabaya," ujarnya.
Meski demikian, Surokim menyarankan agar Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri segera memberi penugasan khusus ke Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana yang namanya sempat masuk sebagai bakal cawali Surabaya dari PDIP.
Hal ini, lanjut dia, untuk meredam pendukungnya dan untuk soliditas dukungan kader internal PDIP Surabaya dalam Pilkada kali ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kuat sekali pengaruh Bu Risma untuk kandidat pasangan calon PDIP di Pilkada Surabaya kali ini. Itu menunjukkan kuatnya pengaruh Bu Risma ke Bu Megawati," kata Surokim di Surabaya, Rabu.
Menurut ia, Risma menunjukkan pengaruh kuatnya dalam kandidasi pasangan calon dari PDIP di Kota Surabaya dan pertimbangan keberlanjutan yang didengar oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Saya pikir pengalaman 10 tahun membuat kuatnya faksi Bu Risma kali ini. Kesimpulannya Mega di Surabaya itu Risma," kata Dekan FISIP Universitas Trunojoyo Madura ini.
Keluarnya rekomendasi Eri-Armuji, lanjut Surokim, menunjukkan relasi kuasa Risma kepada Megawati adalah relasi kuasa khusus.
Selain itu, terpilihnya Eri-Armuji menunjukkan bahwa PDIP tetap dengan skema nonkader untuk mengakomodasi Wali Kota Risma dan kader untuk mengakomodasi kader PDIP.
"Terpilihnya Armuji dalam rangka untuk menguatkan mental dan kader PDIP Surabaya," ujarnya.
Meski demikian, Surokim menyarankan agar Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri segera memberi penugasan khusus ke Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana yang namanya sempat masuk sebagai bakal cawali Surabaya dari PDIP.
Hal ini, lanjut dia, untuk meredam pendukungnya dan untuk soliditas dukungan kader internal PDIP Surabaya dalam Pilkada kali ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020